Anda di halaman 1dari 7

Relasi Agama dan Sains

Muhammad Hatta

Kelompok 8:
Alip Alfiandi Rizki
Muhammad Nasrudin Baihaqi
Biografi

• Muhammad Athar atau Muhammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada
12 Agustus 1902.
• Bung Hatta pernah sekolah (kuliah) di Handels Hogeschool, Belanda pada
tahun 1921-1932. di sana Bung Hatta juga mengikuti berbagai organisasi dan
menjadi jurnalis.
• Bung Hatta dikenal sebagai negarawan, ekonom, dan bahkan filsuf Indonesia.
• Berperan besar dalam kemajuan bangsa Indonesia. Sebagai proklamator dan wakil
presiden pertama di Indonesia, pendiri koperasi Indonesia, dan akademisi yang
mempunyai banyak karya.
• Diasingkan beberapa kali oleh para penjajah, yang paling ikonik adalah
pengasingan Digul.
• Meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980.
Teori

• Muhammad Hatta menjelaskan hubungan sains dan agama dalam bukunya


yang berjudul Hubungan Ilmu dan Agama yang disarikan dari pidatonya di
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada 29 Agustus 1974.
• Ada 4 sikap dalam memahami hubungan Agama dan Sains: menafikan
(konflik) hubungan keduanya, inedpendensi, dialog atau kompromi, dan
integrasi atau penyatuan keduanya.
• Jika dipahami dalam bukunya, Muhammad Hatta cenderung
mengkompromikan atau mengadakan dialog antara Agama dan Sains.
Pemikiran Bung Hatta

• Secara garis besar, Sains atau ilmu pengetahuan memiliki 3 metode untuk
mendapatkannya: logika biasa, logika fungsinoal, dan teleologi.
• Logika biasa disebut juga kausualitas (sebab-akibat).
• Logika fungsional biasanya dipakai dalam Matematika. Untuk membuka
hubungan dan kemungkinan antar objek.
• Teleologi: upaya rasional untuk mencapai tujuan.
Pemikiran Bung Hatta (2)

• Dalam praktiknya, ketiga metode tadi terbatas oleh ruang dan waktu. Maka
di luar itu (alam fisik) ada metafisik yang tidak bisa kita capai dengan akal
tapi dengan kepercayaan (agama).
• Kebenaran dalam agama sifatnya mutlak.
• Agama menuntut adanya kepercayaan mutlak (total), tapi sebagiannya bisa
dipahami dengan metode ilmiah. Misalnya saja agama dapat dipahami
dengan metode teleologi tadi.
Pemikiran Bung Hatta (3)

• Oleh karenanya, kebenaran agama pasti benar. Sedangkan kebenaran ilmu


pengetahuan masih bisa digugat.
• Bung Hatta mencontohkan seseorang yang menemukan sebuah teori
pengetahuan. Maka di masa mendatang ada kemungkinan teori tersebut
disanggah dan melahirkan teori yang lebih benar. Begitu seterusnya.
• Jika ajaran Agama bersifat tetap, maka Sains bersifat dinamis dan
berkembang.
Kesimpulan

• Agama dan Sains bisa mendialogkan masing-masing metodenya. Tujuan


keduanya juga sama, yakni keselamatan dunia akhirat.
• Menurut Hatta, sains (tentu didampingi agama) memudahkan meraih
keselamatan di dunia. Dan keselamatan di dunia memudahkan jalan ke
akhirat. Demikian tujuan dari hubungan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai