WARAHMATULLAHI WABARAKATU
Anggota :
-Juris Nanda
Mata Kuliah : AGAMA -Fazira Irma
Hari : Senin -Fitriani
Waktu : 08:00-09:40
-Maulidya
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu
mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura
dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba
syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga:
• lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
• lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
• lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang
lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia
lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih
suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka
mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain saat itulah
kehadiran Allah dapat kita rasakan.
2. Bagaimana Tuhan Disembah Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologis?
2) Bersifat Tafshili
Cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat tafsili, maksudnya adalah
mempercayai Allah secara rinci. Kita wajib percaya dengan sepenuh hati
bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat makhluk
Nya. Sebagai bukti adalah adanya “Asmaul Husna” yang kita dianjurkan
untuk berdoa dengan Asmaul Husna serta menghafal dan juga meresapi
dalam hati dengan menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Selain
itu kita juga harus menaati semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Apabila penyucian hati mampu mengontrol dorongan instingtif dan materialistis, maka
penyucian hati dapat memperkuat roh sehingga melahirkan sikap dan perilaku yang
tercerahkan oleh cahaya Tuhan. Sebaliknya, apabila dibiarkan dan didominasi insting dan
dorongan materialistis, maka roh akan terlemahkan. Apabila roh lemah pengaruhnya, maka
yang akan lahir adalah sikap dan perilaku, bahkan karakter yang jauh dari cahaya tuhan.