Anda di halaman 1dari 25

Batas-batas berlakunya perundang-undangan hukum

pidana menurut tempat terjadinya perbuatan

Locus Delicti
Pasal 2-8 KUHP
Kegunaan locus delicti :

 Menentukan berlakunya perundang-


undangan pidana dlm hal konkrit
 Menentukan pengadilan mana yang
berwenang untuk mengadili perkara yang
bersangkutan.
3 Teori dalam menentukan
locus delicti :
1. Teori perbuatan materil
2. Teori alat yang digunakan
3. Teori akibat
Berlakunya perundang-
undangan pidana didasarkan 4
asas :

1. Asas Teritorial
2. Asas Nasional Aktif / asas personal
3. Asas Nasional Pasif / asas perlindungan
4. Asas Universal
1.Asas Teritorial ( pasal 2 KUHP
)

Pasal 2 KUHP :
Aturan pidana dalam perundang-undangan
Indonesia berlaku bagi setiap orang yang
melakukan perbuatan pidana di dalam
Indonesia
Kriteria pasal 2 KUHP :

 Perbuatan pidana itu dilakukan dalam batas-


batas wilayah Indonesia ( Utrecht )
 Bukan orangnya yang berada di Indonesia
 Orang : bisa WNI atau WNA
Batas-batas wilayah Indonesia :

1.Seluruh Daerah ( tanah dan daratan )


2.Laut : Menurut Teritoriale zee en maritime
kringen ordonantie 1939 No.422 batas laut
territorial 3 mil laut
 Oleh Ir.H.Juanda di perjuangkan menjadi 12
mil laut pada th 1958
 Wilayah ZEE 200 mil laut
LANJUTAN

3. Udara : Udara yang berada di atas wilayah


tanah dan daratan indonesia ( Traktat Paris
Th 1919 ).
Pasal 3 KUHP :

Aturan pidana dalam Perundang-undangan


Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di
luar Indonesia, melakukan perbuatan
pidana di atas perahu Indonesia.
Pengertian Perahu :

Pasal 95 KUHP : menerangkan “ Schip “ atau


kapal Indonesia yaitu kapal yang menurut
undang-undang mendapat surat laut, surat
kapal untuk dapat berlayar
Berdasar UU No.4 th 1976, pasal 1 maka bunyi
pasal 3 di tambah dengan pesawat udara
Indonesia
Kapal laut Indonesia :

 Adalah semua alat pelayaran apapun namanya dan


bagaimanapun sifatnya yang digunakan untuk berlayar,
kecuali :
a. kapal-kapal perang
b. Perkumpulan olahraga layar
c. Kapal milik lembaga umum untuk kepentingan umum
d. Alat penangkap ikan di pantai
e. perahu penolong
f. Kapal dengan muatan kurang dari 20 meter kubik
Di Luar Indonesia

 Schip is Not Territorial, kecuali


 Kapal dagang dan kapal perang di laut bebas
( Schip is territoir ) : hak eksteritorial
 Dalam hal berlaku asas innocent passage
( ius passagu innoxii )
Setiap Orang :

 WNI atau WNA


 Awak kapal, penumpang
 Atau orang lain yang berada di dalam kapal
secara kebetulan
2. Asas Nasional aktif/personal

Pasal 5 KUHP :
Aturan pidana dalam perundang-undangan
Indonesia berlaku bagi warga negara yang
di luar Indonesia melakukan .

Yang menjadi kriteria ialah kewarganegaraan


dari pembuat delik.
Tindak Pidana yang dilakukan :

a. Kejahatan melanggar keamanan negara bab I


buku II KUHP, yaitu pasal 104-129.
b. Kejahatan melanggar martabat kepala negara dan
wakil presiden bab II buku II, yaitu pasal 131-139
c. Pasal 160 – 161 , 240, 279 KUHP
d. . Melakukan perampokan di laut pasal 450 dan
451 KUHP
Bagian 2 :

Salah satu perbuatan yang oleh suatu aturan


pidana dalam perundang-undangan Indonesia
dipandang sebagai kejahatan juga oleh
hukum pidana asing diancam pidana;
a. Kejahatan menurut KUHP
b. Juga diancam pidana oleh negara asing
dimana kejahatan itu dilakukan
Pasal 5 ayat (2) KUHP :

Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud


dalam bagian ke-2 ,dapat dilakukan juga jika
terdakwa menjadi warga negara Indonesia
sesudah melakukan perbuatan.
Pasal 6 KUHP :

Berlakunya pasal 5 ayat (1) ke-2 dibatasi


sedemikian rupa hingga tidak dijatuhkan
pidana mati, jika menurut perundang-
undangan negara dimana perbuatan
dilakukan, terhadapnya tidak diancam
dengan pidana mati.
3. Asas Nasional pasif
( perlindungan )
- usaha untuk melindungi kepentingan hukum
negara yang berdaulat
- Melindungi kepentingan nasional ( masy
Indonesia ) dari serangan siapapun dan
dimanapun juga
- Jadi yg menjadi dasar asas ini adalah
kepentingan hukum bukan kewarganegaraan
Pasal 4 KUHP :

 Aturan pidana dalam perundang-undangan


Indonesia berlaku bagi setiap orang yang
melakukan di luar Indonesia :
1. Salah satu kejahatan dalam pasal 104-
111biske-1 dan pasal 127 dan 131
2. Kejahatan tentang mata uang, materai, atau
merek yang dikeluarkan Pemerintah
Indonesia
LANJUTAN

3. Pemalsuan surat hutang atau sertifikat


hutang yg ditanggung pem.Ind, pemalsuan
talon, surat hutang sero, dsb.
4. Salah satu kejahatan 438, 444, 446, tentang
pembajakan, dan pasal 447
Pasal 7 KUHP :

 Aturan pidana dalam perundang-undangan


Indonesia berlaku bagi setiap pejabat di luar
indonesia melakukan perbuatan pidana
tersebut dalam bab XXVIII buku II
 Pasal ini adalah perluasan pasal 5 KUHP
Pasal 8 KUHP :

 Aturan pidana dalam perundang-undangan


Indonesia berlaku bagi nahkoda dan
penumpang perahu Indonesia, yang di luar
perahu sekalipun melakukan salah satu
perbuatan pidana bab XXIX buku II, dan
Bab IX buku III atau dalam Scepen
ordonantie 1927
4. Asas Universal

 Asas ini hendak melindungi kepentingan hukum


seluruh dunia
 Tiap negara punya kewajiban menjaga ketertiban
dunia
 Tidak melihat tempat dan bangsa
 Terdapat dalam :
a. Pasal 4 ke-2 KUHP : mata uang
b. Pasal 4 ke-4 KUHP : Pembajakan di laut
Pasal 9 KUHP :

 Berlakunya pasal 2-8KUHP dibatasi oleh


perkecualian yang diakui dalam HI :
1.Kepala negara berserta keluarga dari negara sahabat
2. Duta negara asing dan keluarganya
3. kapal perang asing dan seluruh awak kapalnya
4. Tentara negara asing yang ada di wilayah tersebut
dng persetujuan
Bagaimana dengan konsul ?

Anda mungkin juga menyukai