Anda di halaman 1dari 7

KEALPAAN/KELALAIAN

PENGERTIAN KEALPAAN :
1. Menurut MVT ,” Kesalahan adalah sungguh-
sungguh sebaliknya daripada kesengajaan di
satu pihak , dan di lain pihak adalah
sebaliknya dari suatu kebetulan
2. Menurut pembentuk WvS ,” Sikap batin orang
yang menimbulkan keadaan yang dilarang itu
bukan menentang larangan , tetapi
kesalahan, kekeliruan nya dalam batin
sewaktu berbuat sehingga terjadi akibat yg
dilarang ialah bahwa ia kurang mengindahkan
larangan itu.
Menurut Van Hamel:
Kealpaan itu mengandung 2 ( dua ) syarat :
1.Tidak mengadakan penduga-duga
sebagaimana diharuskan oleh hukum
2.Tidak mengadakan penghati-hati
sebagaimana diharuskan oleh hukum

Simons : isi kealpaan adalah tidak adanya


penghati-hati di samping dapat diduganya
akan timbul akibat
TIDAK MENGADAKAN
PENDUGA-DUGA

1.Terdakwa berpikir akibattidak akan terjadi


karena perbuatannya, padahal
pandangannya keliru ( bewuste culpa )
2.Terdakwa sama sekali tidak mempunyai
pikiran bahwaakibat yang dilarang
mungkin timbul karena perbuatannya
(onbewuste culpa )
TIDAK MENGADAKAN
PENGHATI-HATI:
Menurut Van Hamel : Tidak mengadakan
penelitian, kebijaksanaan, kemahiran atau
usaha pencegah yang ternyata dalam
keadaan-keadaan tertentu atau dalam
caranya melakukan perbuatan.
Langemeyer : apakah tingkah laku terdakwa
sudah sesuai dengan standar tertentu
mengenai penghati-hati yang lahir
Standard yang digunakan
adalah :

1.Aturan hukum tertulis


2.Aturan hukum yang tidak tertulis
Delik culpa yang sesungguhnya
dan yang tidak sesunguhnya :

1.Delik culpa sesungguhnya :delik tersebut


sudah dirumuskan secara materil
Contoh : pasal 359 KUHP
2. Delik culpa tidak sesungguhnya : dolus
yang salah satu unsurnya diculpakan
Contoh : pasal 287 KUHP

Anda mungkin juga menyukai