Anda di halaman 1dari 15

Assalamu’alaikum

Warahmatullahi Wabarakaatuh
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA : 1. SABRINA AULIA LESTARI
NIM : 11200110000115
2. NENDEN FEBRIANA PUTRI WIJAYA
NIM : 11200110000135
3. ULUL AZMI
NIM : 11200110000141
Sejarah Berdirinya Antropologi

Sejarah Berdirinya Antropologi dari Buku Sumber


Koentjaraningrat terdiri dari empat fase yaitu:

1. Fase Pertama (Sebelum 1800)


2. Fase kedua (Pertengahan Abad ke-19)
3. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20)
4. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)
1. Fase Pertama (Sebelum 1800)

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai


berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Dalam
penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru.
Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian
mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mulai
dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau
bahasa dari suku tersebut.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di


Eropa. pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa
terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut
pandang ilmiah, menjadi sangat besar, sehingga timbul usaha-
usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan
etnografi tersebut. pada fase pertama ini ilmu antropologi
sangat identik dengan ilmu etnografi.
2. Fase kedua (Pertengahan Abad ke-19)

Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut


mentangkut masyarakat yang dianggap «primitiv» yang
tingkat evolusinya sangat lambat, maupun masyarakat
yang tingkatannya sudah dianggap maju. Pada sekitar
1860, lahirlah antropologi setelah terdapat bebarapa
karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai
berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat
evolusi.
3. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20)

Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa


mempelajari bangsa-bangsa non Eropa ternyata
makin penting karena masyarakat tersebut pada
umumnya belum sekompleks bangsa-bangsa Eropa.
Dengan pemahaman mengenai masyarakat yang
tidak kompleks, maka hal itu akan menambah
pemahaman tentang masyarakat yang kompleks.
4. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)

Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih


berorientasi akademik. Di lain pihak muncul pula sikap
anti kolonialisme dan gejala makin berkurangnya bangsa-
bangsa primitive setelahPerang Dunia II.
Menyebabkan bahwa antropologi kemudian seolah-olah
kehilangan lapangan. Secara akademik perkembangan
antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium
internasional pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan
dan ruang lingkup antropologi oleh para ahli dari Amerika
dan Eropa.
Definisi Konsep Antropologi
1. Kebudayaan
Istilah culture berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar
colere yang berarti tumbuh atau berkembang. Namun, secara umum
pengertian kebudayaan memfokuskan kepada kumpulan pengetahuan
yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Adat Kelompok Etnik


Dikembangkan bahkan dilestarikan oleh berbagai etnik tertentu yang
tinggal di dunia.

3. Etnosentrisme
Merupakan tindakan yang dilakukan dari berbagai kelompok tertentu
yang lebih cenderung mengangungkan kebudayaannya sendiri daripada
kebudayaan suku bangsa lainnya.
4. Relativisme Kebudayaan (Cultural Relativism)
Adalah sebuah pemikiran yang menolak kritik tertentu terhadap
kebudayaan yang berguna dalam menentukan suatu rasa, pola perilaku,
nilai dan norma yang telah disepakai bersama dalam masyarakat.

5. Emik, Etik, Holistik


Emik merupakan sudut pandang dalam etnografi yang mencoba
menjelaskan suatu fenomena tertentu dalam masyarakat dengan
perspektif dari masyarakat itu sendiri. Begitupula dengan etik, dimana
etik disini berusaha untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi
dalam masyarakat dengan sudut pandang dari peneliti.

6. Struktur Sosial
Merupakan suatu tatanan maupun rangkaian yang berbentuk vertikal
atau tingkatan dalam masyarakat, yang menentukan kuat atau tidaknya
hubungan antar anggota masyarakat dalam kehidupan sosial.
7. Bhinneka Tunggal Ika
Merupakan semboyan dari suku bangsa Indonesia, yang bertujuan
agar masyarkat ingat bahwa mereka harus saling bersatu walaupun
adanya perbedaan suku, ras, agama yng tersebar di negara Indonesia ini.
8. Kerukunan nasional
Suatu kondisi sosial ketika semua manusia dalam suatu negara
terntentu

9. Sikap Mental
Merupakan salah satu unsur mendasar dalam menjamin suatu
keadaan yang baik atau normal. Unsur ini menjadi penentu bagi individu
dalam perilakunya, apakah perilakunya sesuai atau tidak di dalam
masyarakat.
10. Revolusi Mental
Revolui mental merupakan sebuah perubahan kondisi maupun situasi
yang terjadi dalam waktu singkat terkait dengan pola pikir individu
dalam bertindak (respon).
Ruang Lingkup Serta Objek Kajian Antropologi

Antropologi sendiri Berasal dari bahasa Yunani, antropos yang


memiliki arti manusia dan Logos yang artinya studi atau ilmu.Jadi ,
dapat diartikan bahwa Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu mengacu pada segala jenis
manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari
sejuta tahun yang lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan
perbandingan dan historis dari kebudayaan di seluruh dunia, yang pernah
didiami manusia.
Antropologi Pendidikan Islam

Penambahan kata Islam dibelakang Antropologi agaknya


berhubungan dengan issue islamisasi ilmu pengetahuan seperti
Sosiologi Islam, Ekonomi Islam, Biologi Islam, Kimia Islam,
Matematika Islam. Hal ini tentu sangat rumit. Terlepas dari kerumitan
tersebut, maka Antropologi Islam tentunya harus dikategorikan bersama
dengan Ekonomi Islam. Seperti Ekonomi Islam yang sejak awal
pertumbuhannya telah diberi contoh oleh nabi dan juga diteruskan oleh
para sahabat, Antropologi Islam kaidah-kaidah keilmiahannya
seharusnya juga bersumber atau didasarkan pada Al Qu`ran dan As
Sunah.
Tokoh-tokoh Antropologi
1. EB. Taylor (1832-1971) 2. B. Malinowski (1884-1942)

3. Redcliffe-Brown (1881-1995 4. Claude Levi Strauss (lahir 1908)


Tokoh-tokoh Antropologi Islam

1. Ibnu Batutah (1304-1377 M) 2. Ibn Khaldun (1332-1460 M)


Yang kanan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai