Anda di halaman 1dari 12

MK PEMBERDAYAAN KELUARGA

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kelompok IV :
• Dewi Susanti NIM P07224320035
• Inna Muthmainah NIM P07224320043
• Misliana NIM P07224320048
• Nina Sukartini NIM P07224320050
• Nirwana NIM P07224320051
• Normalasari NIM P07224320053
• Sri Puji Harti NIM P07224320062
• Suriani NIM P07224320063
KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Menurut Robins dalam Mesiono pengambilan keputusan adalah : “decision


making is a process in which one choose between two
or more alternatives”. Pendapat ini menegaskan bahwa pengambilan
keputusan sebagai proses memilih satu pilihan di antara dua atau lebih alternatif.

• Menurut Mc. Farland decision : “a


decision is anact of choice
where in an executive froms a conclusion about what
must or must not be done in a given situation”.
(Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan menentukan
suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan dalam
situasi yang tertentu)
TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Bersifat Tunggal → pengambilan keputusan yang bersifat


tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut
satu masalah artinya sekali diputuskan dan tidak akan
ada kaitannya dengan masalah lain
• Bersifat ganda → pengambilan keputusan yang bersifat
ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu
keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau bersifat
tidak kontradiktif
FUNGSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN YAITU :

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan


masalah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :

 Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah
baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional
maupun secara organisasional

 Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya menyangkut dengan hari


depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama
DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan
lainKeputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain
 pengalaman
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa
yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya
sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah
 fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan
informasi yang cukup itu sangat sulit
 wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan
sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan
berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati
permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
 Rasional
Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan
optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di
akui saat itu
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Faktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial
2. Faktor sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status
3. Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
4. Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan,
keyakinan dan pendirian
KARAKTERISTIK PENGAMBIL KEPUTUSAN

1. Takut pada resiko ( Risk Avoider )


2. Hati-hati pada resiko ( Risk Indifference )
3. Suka pada resiko ( Risk Seeker)
TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)


jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi
terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki
kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan
seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
• Pendapat Ahli (expert opinion)
persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana,
karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli
(superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki
kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang
dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)


keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan
tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan
(quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari
proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota
organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun
perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
• Kesepakatan (consensus)
Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Namun demikian, metode
pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini
EMPAT KATEGORI KEPUTUSAN

• Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)


• Keputusan dalam keadaan resiko (risk)
• Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
• Keputusan dalam keadaan konflik (conflict)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai