Anda di halaman 1dari 21

Bahan Biokimia

Metabolisme Karbohidrat
1. Glukoneogenesis
.Glukoneogenesis
Pada dasarnya glukoneogenesis ialah sintesis glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesis berlangsung terutama di hati, dan diubah menjadi glukosa kembali
melalui serangkaian reaksi dalam proses yaoitu glukoneogenesis

Gambar 2.12 Rangkaian reaksi glukoneogenesis (Djakani, 2013).

Glukoneogenesis terkait dengan banyak enzim yang sama dengan glikolisis,


tetapi glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisiskarena terdapat tiga
tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya perlu enzim lain untuk
kebalikannnya, yaitu glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvatkinase. Glukagon
meransang glukoneogenesis dengan meransang enzim-enzim tersebut terutama
fosfoenol piruvat karboksikinase. Biosintesis enzim-enzim tersebut juga dipengaruhi
oleh insulin dan hormon glukokortiroid. Defek enzim glikoneogenesis menimbulkan
hipoglikemia dan asidosis laktat.
Enam ikatam fosfat berenergi tinggi digunakan untuk pembentukan glukosa
dalam reaksi ini. Hubungan antara glikoneogenesis dengan jalur gliokitik dapat
diperlihatkan pada Gambar 2.12 tersebut.
Glukokortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga disintesis di
jaringan adiposa tanpa diregulasi. Hormon ini bekerja dengan meningkatkan
glukoneogenesis melalui peningkatan katabolisme asam amino di hati akibat induksi
pada aminotransferase (dan enzim lain, misalnya triptofan dioksigenase) serta enzim-
enzim kunci pada glukoneogenesis. Hal ini menunjukkan mengapa resistensi insulin
sering dijumpai pada obesitas (Djakani dkk.,2013).
Djakani, H., Masinem, T.V., Mewo, Y.M. 2013. Gambaran kadar gula darah
puasa pada laki-laki usia 40-59 tahun. Jurnal e-Biomedik, 1 : 71-75.

2. Uronic acid pathway

3. Metabolisme fruktosa
4. Metabolisme galaktosa
Salah satu makro nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh adalah karbohidrat. Karbohidrat
bila dicerna dalam tubuh akan menghasilkan kalori sebesar 4,1 kkal/gram. Walaupun
karbohidrat mempunyai kalori yang lebih rendah dari lemak, karbohidrat menjadi
sumber energi pertama yang akan dimanfaatkan oleh tubuh. Macam-macam
karbohidrat antara lain :

1. Monosakarida : glukosa, galaktosa dan fruktosa


2. Disakarida : maltosa, laktosa dan sukrosa
3. Polisakarida : amilosa, amilopektin, pektin, selulosa dan lain-lain

Monosakarida dibedakan berdasarkan letak gugus -OH atau alkohol, gugus fungsional
(aldehid atau keton). Glukosa dan galaktosa merupakan monosakarida yang
mempunyai gugus aldehid. Perbedaan antara glukosa dan galaktosa adalah letak
gugus -OH pada atom C ke-4, dimana letak gugus -OH pada glukosa pada sebelah
kanan dan galaktosa berada pada sebelah kiri. perhatikan gambar berikut :
Sedangkan fruktosa memiliki struktur yang hampir sama dengan glukosa, namun
gugus fungsional keton pada fruktosa lah yang menyebabkan fruktosa mempunyai
perbedaan dengan glukosa. Dengan melihat dari struktur dari gula monosakarida lah
kalian akan bisa mengetahui perbedaan dan sifat-sifat gula yang lebih kompleks. Jadi
inti pada saat kalian mempelajari karbohidrat adalah pada struktur monosakarida itu
sendiri.
5. Metabolisme gula amino

6. Pengaturan metabolisme karbohidrat


7. Pengaturan kadar glukosa darah

A.    Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, di mana masing-masing sel
membutuhkan energi untuk kehidupannya. Energi tersebut berasal dari
makanan, terutama zat karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa yang
terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis
zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap
1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal
dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan
digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti
bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.            
Secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks dan berdasarkan responnya
terhadap glukosa darah di dalam tubuh, karbohidrat juga dapat dibedakan
berdasarkan nilai tetapan indeks glicemik-nya (glycemic index). Contoh dari
karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan
galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa dan laktosa. Jenis – jenis
karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan
seperti madu, buah-buahan dan susu. Sedangkan contoh dari karbohidrat
kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam tubuh),
selulosa, serat (fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks
dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi, kentang,
jagung, singkong, ubi, pasta, roti dsb. Di dalam tubuh manusia, Karbohidrat
mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang mempunyai peranan
penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dalam
hubungan antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim mempunyai peranan sebagai
pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel disebut
metabolisme.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa metabolisme karbohidrat?
2. Apa itu Glukogenesis?
3. Apa itu Uronik Acid Pathway?
4. Bagaimana proses metabolisme fruktosa?
5. Bagaimana metabolisme galaktosa?
6. Bagaimana metabolisme gula amino?
7. Bagaimana cara pengaturan metabolisme karbohidrat?
8. Bagimana pengaturan kadar glukosa darah?
C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “Metabolisme
karbohidrat” yaitu:
1. Mengetahui metabolisme karbohidarat
2. Mengetahui Glukogenesis
3. Mengetahui Uronik Acid pathway
4. Mengetahui proses metabolisme fruktosa
5. Mengetahui metabolisme galaktosa
6. Mengetahui metabolisme gula amino
7. Mengetahui cara pengaturan metabolisme karbohidrat
8. Mengetahui pengaturan kadar glukosa darah

BAB II PEMBAHASAN
A.    Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi
jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti
berolahraga atau bekerja. Di dalam ilmu gizi, secara sederhana karbohidrat
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana & karbohidrat
kompleks dan berdasarkan responnya terhadap glukosa darah di dalam tubuh,
karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks glicemik-nya
(glycemic index). Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida
seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa &
laktosa. Jenisjenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam
produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu.Sedangkan contoh dari
karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam
tubuh), selulosa, serat (fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat
kompleks dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi,
kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dsb.
B.     Jenis-Jenis karbohidrat
a.  Karbohidrat sederhana
1.Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari
1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel
tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam
industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di
alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga
sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula
dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam
madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam
buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses
pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain
sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul
dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau
selulosa.
2.  Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh
manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan
terbentuk dari gabungan dua molekul monosakarida. Contoh disakarida yang
umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk
dari gabungan satu molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang
terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa .Di dalam produk
pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula
meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari
sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam
susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.
b.  Karbohidrat kompleks
1.Pati Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel
tumbuhan ini berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan
berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Dan di alam, pati akan banyak
terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang
merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai
jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Di dalam berbagai
produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul
glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa
merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang
sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang
bercabangcabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini
akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang
memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk
dicerna.
2.Glikogen Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di
dalam  yang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat dalam sehari-
hari dan merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh
tubuh pada saat berolahraga. Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di
dalam hati dan otot. Kapasitas penyimpanan glikogen di dalam tubuh
sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500 gram atau dapat menyediakan
energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Namun kapasitas penyimpanannya ini
dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar konsumsi karbohidrat dan
mengurangi konsumsi lemak atau dikenal dengan istilah carbohydrate
loading dan penting dilakukan bagi atlet terutama yang menekuni cabang
olahraga bersifat endurans (endurance) seperti maraton atau juga
sepakbola. Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam
tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam
hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang
mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot. Glikogen yang
terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di
dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah
dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang
membutuhkannya.Berbeda dengan glikogen hati dapat dikeluarkan
apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Glikogen yang
terdapat di dalam hati dapat dikonversi melalui proses glycogenolysis
menjadi glukosa dan kemudian dapat dibawa oleh aliran darah menuju
bagian tubuh yang membutuhkan seperti otak, sistem saraf, jantung, otot
dan organ tubuh lainnya.
C. Metabolisme Karbohidrat Metabolisme karbohidrat menunjukkan
berbagai biokimia proses yang bertanggung jawab
untuk pembentukan, pemecahan dan interkonversi
dari karbohidrat dalam hidup organisme. Karbohidrat paling penting
adalah glukosa, gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme oleh
hampir semua organisme yang dikenal. Glukosa dan karbohidrat lain
adalah bagian dari berbagai jalur metabolik di seluruh spesies
tanaman mensintesis karbohidrat dari gas-gas atmosfer
oleh fotosintesis menyimpan energi yang diserap internal, sering dalam
bentuk pati atau lipid.  Komponen tanaman yang dimakan oleh hewan
dan jamur, dan digunakan sebagai bahan bakar untuk respirasi
selular. Oksidasi satu gram karbohidrat menghasilkan sekitar 4
kkal energi dan dari lipid sekitar 9 kkal. Energi yang diperoleh dari
metabolisme (oksidasi misalnya glukosa) biasanya disimpan sementara
dalam sel dalam bentuk ATP. Organisme yang mampu respirasi
aerobik memetabolisme glukosa dan oksigen untuk melepaskan energi
dengan karbon dioksida dan air sebagai produk sampingan. Karbohidrat
adalah bahan bakar jangka pendek superior untuk organisme karena
mereka mudah untuk metabolisme dari lemak atau bagian-bagian asam
amino dari protein yang digunakan untuk bahan bakar. Pada hewan,
karbohidrat paling penting adalah glukosa. Tingkat glukosa digunakan
sebagai kontrol utama untuk metabolisme hormon pusat, insulin. Pati dan
selulosa dalam beberapa organisme (misalnya, rayap, ruminansia, dan
beberapa bakteri), kedua polimer ini dibongkar selama pencernaan dan
diserap sebagai glukosa. Beberapa karbohidrat sederhana memiliki jalur
oksidasi enzimatik sendiri, seperti yang dilakukan hanya beberapa dari
karbohidrat yang lebih kompleks. Karbohidrat biasanya disimpan sebagai
polimer panjang molekul glukosa dengan ikatan glikosidik untuk
dukungan struktural (misalnya kitin dan selulosa ) atau untuk
penyimpanan energi (misalnya glikogen dan pati ). Namun, afinitas yang
kuat karbohidrat yang paling untuk membuat penyimpanan air dalam
jumlah besar karbohidrat tidak efisien karena berat molekul besar dari
kompleks karbohidrat terlarut air.Pada sebagian besar organisme,
kelebihan karbohidrat secara teratur dikatabolisme untuk
membentuk asetil-KoA , yang merupakan bahan baku untuk sintesis asam
lemak jalur, asam lemak , trigliserida, dan lipid yang biasanya digunakan
untuk penyimpanan jangka panjang energi.Karakter hidrofobik lipid
membuat mereka bentuk yang lebih kompak dari penyimpanan energi
dari karbohidrat hidrofilik. Namun, hewan, termasuk manusia, kurangnya
mesin enzimatik yang diperlukan dan sehingga tidak mensintesis glukosa
dari lemak.
D. Semua karbohidrat berbagi rumus umum sekitar C n H 2n O n glukosa
adalah C 6 H 12 O 6. Monosakarida dapat secara kimiawi berikatan
bersama untuk membentuk disakarida seperti sukrosa dan lebih
lanjut polisakarida seperti pati dan selulosa.
E.  Glukogenesis      
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa.
Glikogenesis diaktivasi di dalam hati dan otot. Secara garis besar proses
glikogenesis adalah sebagai berikut: Tahap pertama adalah pembentukan
glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan bantuan enzim glukokinase dan
mendapat tambahan energi dari ATP dan fosfat. Tahap kedua adalah
Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat
Tahap ketiga adalah Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri
Phospat) dikatalisis oleh uridil transferase menghasilkan uridin difosfat
glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi). Tahap keempat adalah terjadi
kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor satu dalam rantai
glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan satu
unit glukosa.
F.  Metabolisme Asam Uronat (Uronik Acid Pathway) Uronik Acid pathway
merupakan jalan untuk mengkonversi glukosa 6-fosfat  menjadi asam
glukoronat(glucoronic acid), asam askorbat (ascorbid acid) dan pentosa.
Akan tetapi manusia, primata dan guinea pig tidak bisa membuat asam
askorbat. Hal itu terjadi karena kekurangan enzim tertentu, maka L-
gulonat yang terbentuk tidak bisa diubah menjadi L-asam askorbat. L-
gulonat akan dioksidasi menjadi 3-keto-L-gulonat, yang kemudian
mengalami dekarboksilasi L-Xylulose.  Reaksi lengkapnya adalah
sebagai berikut: glukosa-6-fosfat akan diubah menjadi glukosa 1-fosfat.
Glukosa 1-fosfat akan bereaksi dengan UTP (Uridin Trifospat) dan
membentuk nukleotida aktif UDPG (Uridin Difosfat Glukosa).
Selanjutnya UDPG akan mengalami oksidasi dua tahap pada atom karbon
yang keenam. Asam glukoronat (D-glukoronate) yang terbentuk oleh
enzim yang tergantung pada NADPH, direduksi menjadi L-gulonat. L-
gulonat merupakan bahan baku untuk membuat asam askorbat. Pada
manusia, primata, dan guinea pig L-gulonat melalui 3-keto-L-gulonat
akan diubah menjadi L-xylulose(L-silulose) (mungkin lebih baik dipakai
istilah bahasa Inggrisnya, sebab bisa disalahartikan dengan
selulose=cellulose).  D-xylulose merupakan bagian bagian dari HMP
Shunt. Untuk bisa masuk ke dalam HMP Shunt,maka L-xylulose harus
diubah dulu menjadi D-xylulose me-lalui silitol. Dalam proses ini
diperlukan NADPH dan NAD+. Perubahan silitol menjadi D-silulosa
dikatalisis enzim silulosa reduktase. D-xylulose akan diubah menjadi D-
xylulose 5-fosfat, ATP bertindak sebagai donor fosfat. Pada suatu
penyakit yang menurun yang disebut  "essential pentosuria" di dalam
urinnya banyak didapatkan L-xylulose, diperkirakan enzim yang
mengkatalisis L-xylulose menjadi silitol tidak ada pada penderita
penyakit ini.
G.  Metabolisme Fruktosa Fruktosa bisa didapat dari disakarida sukrosa atau
juga ditemukan sebagai monosakarida dalam buah. Fruktosa dalam sel
difosforilasi oleh heksokinase atau fruktokinase yang akhirnya menjadi
fruktosa 1 fosfat. Kemudian  dipecah menjadi DHAP
(dihidkrosiasetonfosfat) dan Gliseraldehid oleh aldolase B. DHAP dapat
secara langsung masuk ke glikolisis dan glukoneogenesis di dalam hati
khususnya. Lalu gliseraldehid tersebut dapat dimetabolisme menjadi
sintesis TAG atau dapat menjadi gliseral 3 fosfat. Fruktosa banyak di
dalam liver dan menyebabkan sintesis dari asam lemak, meningkatkan
esterifikasi dari asam lemak dan meningkatkan sekresi VLDL. Aldolase
reduktase mereduksi glukosa untuk mereduksi sorbitol ke dalam jaringan
retina, ginjal, sperma dan lain-lain. Di dalam hati, pembentukan sorbitol
berubah menjadi fruktosa oleh enzim sorbitol dehidrogenase. Sorbitol
tidak seperti glukosa, dia tidak bisa melewati membran sel akibatnya
sorbitol terjebak didalam sel. Ketika sorbitol dehidgrogenasenya rendah
sorbitol akan menumpuk didalam sel. Ini menyebabkan efek osmotik
meningkat, sorbitol menarik air sehingga terjadi pembengkakan
diantaranya katarak, neurophati petipheral, masalah vaskular yang
nantinya mengakibatkan retinophati dan nefrophati.
H. Metabolisme Galaktosa Galaktosa yang diserap usus, dengan mudah
diubah menjadi glukosa dalam hepar. "Galactose tolerance test" adalah
suatu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi hepar, namun sekarang
sudah jarang dipakai. Jalur yang dipakai untuk mengubah galaktosa
menjadi glukosa adalah sebagai berikut : Galaktokinase mengkatalisis
reaksi (reaksi 1) dan dalam reaksi ini diperlukan ATP sebagai donor
fosfat. Galaktosa 1-fosfat yang terbentuk akan bereaksi dengan uridin
difosfat glukosa (UDPG) dan menghasilkan uridin difosfat galaktosa dan
glukosa 1-fosfat. Reaksi ini dikatalisis enzim galaktosa 1-fosfat uridil
transferase, galaktosa menggantikan tempat glukosa. Suatu epimerase
mengubah galaktosa menjadi glukosa (reaksi 2). Reaksi ini terjadi pada
suatu nukleotida yang mengandung galaktosa, peristiwa oksidasi-reduksi
berlangsung dan memerlukan NAD+ sebagai ko-enzim. UDP-glukosa
yang dihasilkan, dibebaskan dalam bentuk glukosa 1-fosfat (reaksi 3).
Mungkin sebelum dibebaskan digabung dulu dengan molekul glikogen,
baru kemudian dipecah enzim fosforilase. (Reaksi 3) adalah reaksi dua
arah. Dari diagram dapat dilihat bahwa glukosa bisa diubah menjadi
galaktosa. Dalam tubuh galaktosa diperlukan bukan hanya untuk sintesis
laktosa, tetapi juga untuk membuat serebrosida, proteoglikan dan
glikoprotein. Sintesis laktosa dalam mamma terjadi dengan jalan
kondensasi UDP-galaktosa dengan glukosa dan dikatalisis enzim laktosa
sintetase.             Suatu penyakit yang dapat diturunkan menyebabkan
galaktosemia, mungkin terjadi akibat kekurangan enzim-enzim pada
(reaksi 1), (reaksi 2) dan (reaksi 3). Akan tetapi yang paling banyak
diketahui adalah akibat kekurangan enzim uridil transferase (reaksi 2).
Karena kadar galaktosa meningkat, dalam lensa mata galaktosa bisa
mengalami reduksi menjadi galaktitol. Apabila kadar galaktitol ini
tertimbun dalam lensa mata maka akan mempercepat terjadinya katarak.
Kekurangan  enzim  yang  mengkatalisis  (reaksi  2)  membawa akibat
yang paling buruk bila dibandingkan dengan kekurangan enzim-enzim
yang lain, karena galaktosa 1-fosfat tertimbun sedangkan hepar
kekurangan fosfat inorganik. Ini bisa menyebabkan kegagalan fungsi
hepar dan retardasi mental. Ekspresi klinik terjadi apabila aktivitas uridil
transferase berkurang lebih dari 50 %, dan ini hanya terjadi pada
homozigot.
I.     Metabolisme Gula Amino Asam amino dalam tubuh terutama
digunakan untuk sintesis protein. Tetapi, jika asupan glukosa rendah,
asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui jalur yang disebut
glukoneogenesis,yaitu pembentukan glukosa baru dari nonkarbohidrat.
Jalur yang dipakai dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi
dari jalur Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat. Reaksi metabolisme
asam amino meliputi reaksi pelepasan gugus asam amino,kemudian
perubahan kerangka karbon.
1.Transaminasi : Proses katabolisme asam amino berupa pemindahan
gugus amino dari suatu asam amino ke senyawa lain (keto. Asam piruvat,
ketoglutarat atau oksaloasaetat).Sehingga (keto)senyawa tersebut dirubah
menjadi asam amino. Sedangkan asam amino dirubah menjadi senyawa
keto)
2.Deaminasi oksidatif:Asam glutamat dapat mengalami deaminasi oksidatif
mengunakan glutamat dehidrogenase, menghasilkan NH4+ NADP NAD
sebagai akseptor elektron. Asam amino glukogenik masuk ke dalam jalur
glukoneogenesis ditandai dengan bundaran dan panah pada siklus asam
tri karboksilat (TCA cycle).

J. Pengaturan Metabolisme Karbohidrat Pengaturan metabolisme


karbohidrat dalam semua organisme, metabolisme karbohidrat mengikuti
mekanisme pengaturan yang melibatkan hormon, metabolit, dan
koenzim. Salah satu tugas penting hati adalah untuk menyimpan
kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen dan untuk melepaskan glukosa
dari glikogen ketika diperlukan. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak
akan pernah terjadi secara bersamaan begitu juga sintesis glikogen dan
degradasi glikogen. Terdapat dua enzim berbeda dengan fungsi katabolic
atau anabolic saja. Hormon-hormon yang mempengaruhi metabolisme
karbohidrat meliputi insulin dan glukagon, sebuah glukokortikoid,
kortisol, dan katekolamin, epinephrine. Insulin mengaktifkan glikogen
sintase, dan menghambat sintesis enzim yang berperan pada
glukoneogenesis pada waktu bersamaan. Glucagon, kebalikan insulin,
mendorong enzim pada glukoneogenesis, menekan piruvat kinase, enzim
kunci glikolisis. Glukagon menghambat sintesis glikogen seperti halnya
epinephrine. Glukokortikoid mendorong enzim kunci pada
glukoneogenesis dan enzim yang berperan pada degradasi asam amino
pada glukoneogenesis. Metabolit yang berperan dalam regulasi
metabolisme karbohidrat adalah ATP, sitrat dan Asetyl-CoA. ATP dan
sitrat menghambat glikolisis (allosteric). ATP juga menghambat piruvat
kinase seperti halnya asetyl-CoA. Semua metabolit ini dihasilkan dari
degradasi glukosa. Fruktosa 2,6-bifosfat merupakan bagian penting dalam
metabolisme karbohidrat. metabolisme ini dibentuk dalam jumlah kecil
dari fruktosa 6-fosfat dan memiliki fungsi murni peraturan. Ini
merangsang glikolisis oleh aktivasi alosterik dari fosfofruktokinase dan
menghambat glukoneogenesis oleh penghambatan fruktosa 1,6-
bisphosphatase. Sintesis dan degradasi Fru-2, 6 -bP dikatalisis oleh satu
dan protein yang sama. Jika enzim hadir dalam bentuk tidak
terfosforilasi, ia bertindak sebagai kinase dan mengarah ke pembentukan
Fru-2,6-bP. Setelah fosforilasi oleh cAMP-protein kinase A (PK-A), ia
bertindak sebagai fosfatase dan mendegradasi Fru-2, 6 -bP menjadi
fruktosa 6-fosfat. Kesetimbangan antara keduanya diatur oleh hormon.
Epinefrin dan glukagon meningkatkan cAMP. Sebagai hasil dari
meningkat PK-A aktivitas, hal ini mengurangi konsentrasi Fru-2,6-bP dan
menghambat glikolisis,sementara pada waktu yang sama mengaktifkan
glukoneogenesis. Sebaliknya, melalui , insulin mengaktifkan sintesis Fru-
2,6-bP dan dengan demikian terjadi glikolisis. Selain itu, insulin juga
menghambat aksi glukagon dengan mengurangi cAMP.

K. Pengaturan Kadar Glukosa Darah Sumber utama glukosa plasma menurut


Mayes dan Bender (2003) adalah absorpsi glukosa oleh usus yang berasal
dari pemecahan makanan, glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari
prekursor non-glukosa) dan glikogenolisis (pemecahan simpanan
glikogen menjadi glukosa).
Proses pengaturan kadar glukosa plasma merupakan mekanisme
homeostasis yang diatur sedemikian rupa dalam rentang yang sempit dan
diatur dengan halus (Mayes dan Bender, 2003; Guyton dan hall, 2006).
Kadar glukosa plasma tidak boleh menurun terlalu rendah karena glukosa
merupakan satu-satunya sumber energi yang dapat digunakan oleh otak
dan eritrosit (Mayes , 2003). Kadar glukosa plasma juga tidak boleh
meningkat terlalu tinggi karena dapat mempengaruhi tekanan osmotik
dan bila kadar glukosa plasma sangat tinggi akan menyebabkan dehidrasi
seluler (Guyton dan Hall, 2006).  
Pengaturan kadar glukosa plasma melibatkan hepar, jaringan
ekstrahepatik dan beberapa hormon. Sel-sel hepar dapat dilewati glukosa
dengan bebas melalui transporter GLUT 2, sedangkan pada jaringan
ekstrahepatik glukosa memerlukan transporter yang diatur oleh insulin
untuk dapat masuk kedalam sel (Mayes dan Bender, 2003). Dalam
pengaturan kadar glukosa plasma, selain insulin juga dibutuhkan peranan
dari glukagon. Kedua hormon tersebut merupakan hormon yang
disekresikan oleh sel pankreas. Sel β pankreas mensekresikan insulin dan
sel α pankreas mensekresikan glukagon.      
Insulin bekerja untuk menurunkan kadar glukosa plasma dengan
cara meningkatkan ambilan glukosa oleh jaringan lemak dan otot melalui
transporter GLUT 4.
Insulin juga akan mengaktivasi enzim glikogen sintase dan
menghambat enzim fosforilase. (Mayes dan Bender, 2003; Ganong,
2005). Glikogen sintase merupakan enzim yang bertanggung jawab
dalam polimerisasi monosakarida membentuk glikogen, sedangkan
fosforilase merupakan enzim yang bertanggung jawab dalam pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Dengan demikian insulin akan menyebabkan
peningkatan glikogenesis dan menghambat glikogenolisis (Guyton dan
Hall, 2006).      
Glukagon menyebabkan peningkatan glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Glukagon meningkatkan glikogenesis dengan cara
mengaktivasi adenil siklase dan meningkatkan cAMP intraseluler pada
hepar. Hal ini akan mengaktivasi fosforilase melalui protein kinase
sehingga terjadi pemecahan glikogen. Dengan adanya glukagon maka
glukoneogenesis juga akan meningkat (Ganong, 2005).      
Pada keadaan puasa, sebagian besar glukosa tubuh berada pada
insulin-independent tissue yaitu 50% berada pada jaringan otak, 25%
berada pada hepar dan saluran pencernaan, sedangkan 25% berada pada
insulin-dependent tissue yaitu otot dan jaringan lemak (DeFronzo, 2004).
Kadar glukosa plasma akan menurun karena pasokan sumber glukosa
yang berasal dari absorbsi usus terhenti. Namun hal ini akan segera
direspon oleh tubuh. Terjadinya penurunan kadar glukosa plasma akan
merangsang sel α pankreas untuk merespon dengan mensekresikan
glukagon (Mayes and Bender, 2003). Seperti yang telah dijelaskan diatas
glukagon bekerja dengan meningkatkan glikogenolisis dan
glukoneogenesis sehingga meningkatkan kadar glukosa plasma
(Goodman, 2009).      
Pada beberapa jam puasa tubuh mulai menggunakan energi yang
berasal dari simpanan energi. Sekitar 75% glukosa yang disekresikan
oleh hepar berasal dari pemecahan glikogen. Dalam keadaan ini kadar
glukosa plasma masih konstan (Goodman, 2009). Hal ini akan menjaga
kadar glukosa plasma untuk utilisasi organ seperti otak (Duez dan Lewis,
2008). Namun cadangan glikogen dalam hepar hanya terbatas dan lama-
kelamaan akan menipis. Menurut Mayes (2003) setelah seseorang puasa
selama 8-12 jam maka hampir seluruh simpanan glikogen dalam hati
akan terkuras. Oleh karena itu di dalam hepar mulai dilakukan proses
glukoneogenesis (Goodman, 2009).      
Glukoneogenesis merupakan pembentukan glukosa dari senyawa
non-karbohidrat. Prekursor glukoneogenesis ini merupakan produk akhir
dari metabolisme karbohidrat (piruvat, laktat), lemak (gliserol) dan
protein (asam amino). Mekanisme glukoneogenesis ini juga merupakan
cara untuk membersihkan produk metabolisme jaringan dari dalam darah
seperti laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang
dihasilkan oleh jaringan lemak (Mayes dan Bender, 2003; Hatta, 2006).
Sesaat setelah makan, kadar glukosa plasma akan meningkat dan
mencapai puncak sekitar 60 menit setelah makan, jarang melebihi 140
mg/dl dan kembali pada kadar sebelum makan setelah 2-3 jam (Raghavan
and Garber, 2008). Peningkatan kadar glukosa plasma ini akan
menstimulasi sekresi insulin oleh sel β pankreas (Goodman, 2009).
Sekresi insulin, selain distimulasi oleh peningkatan kadar glukosa darah,
juga distimulasi oleh produksi hormon inkretin oleh usus (Raghavan dan
Garber, 2008). Insulin akan meningkatkan penyimpanan glukosa,
menghambat pembentukan glukosa oleh hepar dan meningkatkan
ambilan glukosa oleh sel otot dan lemak sehingga menyebabkan
penurunan kadar glukosa plasma (Goodman, 2009). Kombinasi dari
hiperinsulinemia dan hiperglikemia ini akan menstimulasi ambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan jaringan splanchnic yaitu hepar dan
usus (DeFronzo, 2004), penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen
oleh hepar (Mayes and Bender, 2003) dan pembentukan triaselgliserol
oleh asam lemak (Gastaldelli, 2009). Pengaturan kadar glukosa darah
sebagian besar tergantung pada ekstraksi glukosa, dan glikogenolisis
dalam hati. Jumlah glukosa yang diambil, dilepaskan oleh hati dan yang
dipergunakan oleh ferifer tergantung dari keseimbangan beberapa
hormon, yaitu hormon yang dapat meningkatkan kadar glukosa seperti
hormon glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau langerhans,
hormon glukokortikoit serta growth hormon ada hormon yang dapat
menurunkan kadar glukosa darah yaitu insulin      
Pada keadaan normal kadar glukosa dalam darah adalah antara 80
sampai 100 mg/100 ml. setelah makan makanan sumber karbohidrat
konsentrasi glukosa darah naik hingga 120 sampai 130 mg / 100 ml,
kemudian turun manjadi normal lagi. Namun pada keadaan tertentu
dimana hormon insulin tidak mampu mengatur konsentrasi kadar glukosa
darah maka akan terjadi penumpukan glukosa dalam darah
(hiperglikemi). Terjadinya gangguan metabolisme yang kronik dan
ditandai oleh hiperglikemi disebut Diabetes Militus. Keadaan ini dapat
dideteksi melalui pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan
berbagai macam alat pengukur kadar glukosa yang dapat digunakan
dengan mudah dan praktis pada laboratorium yang terpercaya (Indriyanti,
2003).  

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN      
Karbohidrat merupakan senyawa Senyawa karbon yang mengandung gugus
hidroksil yang terdiri dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi
utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Metabolisme
karbohidrat menunjukkan berbagai biokimia proses yang bertanggung jawab
untuk pembentukan, pemecahan dan interkonversi
dari karbohidrat dalam hidup organisme. Karbohidrat paling penting
adalah glukosa, gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme oleh
hampir semua organisme yang dikenal.
B.  SARAN            
Sebaiknya kita banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, karena karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi tubuh.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto Mine coins - make
money: http://bit.ly/money_crypto Mine coins - make money:
http://bit.ly/money_crypto

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

Anda mungkin juga menyukai