Anda di halaman 1dari 19

Stase Keperawatan KMB

ASUHAN KEPERAWATAN
pada Nn.H Dengan Gangguan
persepsi sensori :Rhinitis elergi

NURLINDA
20.04.005
Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar
Definisi

Rinitis didefinisikan. sebagai peradangan dari membran


hidung yang ditandai dengan gejala kompleks yang terdiri
dari kombinasi beberapa gejala berikut : bersin, hidung
tersumbat, hidung gatal dan rinore. Mata, telinga, sinus dan
tenggorokan juga dapat terlibat. Rinitis alergi merupakan
penyebab tersering dari rinitis.
Rinitis alergi adalah peradangan pada membran mukosa
hidung, reaksi peradangan yang diperantarai IgE, ditandai
dengan obstruksi hidung, sekret hidung cair, bersin-bersin,
dan gatal pada hidung dan mata
ETIOLOGI


Rhinitis alergi disebabkan adanya kelainan respons sistem imun terhadap zat pemicu alergi atau alergen. Pada

kondisi normal, zat tersebut tidak berbahaya bagi sistem imun. Namun pada orang yang memiliki alergi, sistem imun

akan menganggap benda-benda tersebut berbahaya hingga timbul reaksi alergi.

Terdapat beragam alergen yang bisa memicu reaksi sistem kekebalan tubuh jika terhirup melalui hidung, di

antaranya:
•Serbuk sari

•Tungau

•Spora jamur atau kapang

•Debu

•Kulit dan bulu hewan

•Serbuk gergaji

•Lateks
MANIFESTASI KLINIK

1)    Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada


pagi hari (umumnya bersin lebih dari 6 kali).
2)  Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya
sedikit
3)   Hidung meler
4)  Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata,
telinga dan tenggorok.
5)    Badan menjadi lemah dan tak bersemangat
KOMPLIKASI

 Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau


menimbulkan kekambuhan polip hidung.
 Otitis media. Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media
yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien
anak-anak.
 Sinusitis kronik
Otitis media dan sinusitis kronik bukanlah akibat langsung
dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung
sehingga menghambat drainase.
SKENARIO KASUS
 SKENARIO KASUS
 Nn.H berumur 21 tahun datang ke Rs dengan keluhan utama pilek yang berlangsung secara terus menerus
sejak 1 bulan yg lalu dari anamnesis di dpatkan hidung berarir sejak 1 bulan yang lalu warna putih bening dan
encer,pasien merasakan hidung tersumbat , keluhan ini sering hilang timbul sejak 1 tahun trakhir ini,terutama
sesudah terhirup debu biasanya disertai bersin yang lebih 5x tiap serangan bersin dirasakan terutama pada pagi
hari ,pasien merasa terganggu belajar dgn keluhan hidung berair ,bersin ,dan hidung tersumbat ini kadang-
kadang merasa terganggu karena sering terbangun dari tidur oleh karena hidung berair dan tersumbat ,tidak
ada keluhan gangguan penciuman,pada pemeriksaan fisik keadaan umumbaik ,tekanan Darah 110/90
mmHg ,Nadi 85x/menit ,pernapasan 24x/menit ,dada simetris kiri dan kanan ,tidak tampak sesak ,ronki tidak
ada ,mengi tidak ada.pemeriksaan THT ,telinga tidak ditemukan kelainan,hidung :kavum nasi kiri dan kanan
sempit .konka media dan inferior kiri dan kanan edema dan livid ,sektum terdapat spina ,secret terlihat di
meatus inferior kiri dan kanan ,tenggorokan tidak di temukan kelainan .tangggal 23 februari dilakukan tes
cukit kulit dengan hasil :positif terhadap 3 jenis yaitu debu rumah,kecoa,bulu anjing.hasil pemerikssan darah
hemeglobin 12,8 gr/dl ,leukosit 7500µL,hematokrit 39 vol %,trombosit 322.000/µL laju endap darah
15mm/1jam , hitung jenis leukosit : basophil 0(0-1),eosinophil 4(1-3) ,neutrophil batang 1(2-6), neutropil
segemen 55(50-70),limposit 36 (20-40),monosit 4 (2-8) dari hasil tes kulit cukit dan penunjang di dapatkan
diagnosis pasien adalah Rhinitis elergi.
Identitas
Nama : Nn “H”

TTL : Balombong Enrekang, 31 Desember 2000

Umur : 21 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Makassar

Status. Perkawinan: belum menikah

Agama : Islam

Suku : Bugis / Indonesia

Pendidikan : mahasiswa

Pekerjaan :-
Keadaan Umum
-Keadaan Sakit : Klien tampak bersin-bersin dan lemah
-Alasan Masuk RS : Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien bersin terus menerus disertai pilek semenjak 1 minggu
yang lalu terutama bila sesudah terhirup debu
-Keluhan Utama : bersin dan pilek
Pemeriksaan Fisik
Tingkat kesadaran :conposmentis
,GCS:15 E:4 V:5 M:6
1. Tekanan Darah : 110/80
2. Suhu : 36ºC
3. Nadi : 88 x/ menit
4. Pernapasan : 24x/ menit
Pemeriksaan fisik
HIDUNG

Inspeksi
Pemeriksaan rongga hidung dari depan dengan memakai speculum
hidung .dibelakang vestibulum dapat dilihat bagian dalam
hidung,mukosa dalam keadaan tampak pucat /kebiru-biruan(livid),ada
secret .
Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
a. Pasien mengeluh bersin-bersin a. pasien tampak bersin-bersin

b. Pasien mengatakan terdapat secret di hidung b. Pasien Nampak hidung gatal dan
kemerahan
pasien
c. Terdapat sekret mucoid di bagian
c. pasien mengatakn pilek
permukaan hidung pasien
d. pasien mengeluh hidung tersumbat dan terasa d. Pasien pilek
gatal. e. Secret hidung jernih,membrane
mukosa edema,basah dan kebiru-
e. Pasien mengatakan sulit tidur
biruan
f. Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya f. Nyeri Ketika di palpasi karena

g. Pasien mengatakan kurang mengerti dengan adanya inflamasi.

penyakitnya g. Kulit tampak kehitaman dibawah


kelopak mata
h. Pasien mengatakan sedih dengan penyakitnya h. Pasien Nampak gelisah
i. Pasien Nampak sulit tidur
j. Pasien Nampak cemas dengan
penyakitnya
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan dengan sekret

Gangguan pola tidur berhubungan dengan penyumbatan pada hidung

Cemas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan tentang penyakit


Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil Keperawatan
1 Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
keperawatan selama 3x24 1. Kaji penumpukan secret
berhubungan dengan adanya secret jam bersihan jalan napas yang ada
efektif stelah secret di 2. Kaji kemampuan untuk
DO : keluarkan , Dengan Kriteria mengeluarkan secret. 
-Pasien mengeluh bersin-bersin Hasil 3. Observasi tanda-tanda
REN hasil : vital
-pasien mengatakn pilek
CAN -pasien mengeluh hidung tersumbat dan Pasien tidak bernafas lagi 4. Berikan posisi nyaman
A terasa gatal. melalui mulut 5. Kolaborasi dengan team
KEP Jalan nafas Kembali normal medis
ERA DO : terutama hidung  
WAT
pasien tampak bersin-bersin
AN
terdapat secret mucoid di permukaan
hidung pasien.
Pasien Nampak pilek
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan Management lingkungan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam klien 1. Kaji kebutuhan tidur klien
penyumbatan pada hidung dapat beristirahat dan tidur lebih 2. Identifikasi keamanan dan
nyaman , Dengan Kriteria Hasil kenyamanan lingkungan.
DS : Status kenyamanan 3. Sediakan tempat tidur dan
1. Pasien mengatakan sering Keluhan tidak nyaman menurun lingkungan yang bersih dan
mengalami sulit tidur karena Gelisah menurun nyaman.
sulit bernafas. Pola tidur membaik 4. Anjurkan pasien bernafas
REN
2. Pasien mengatakan kadang dengan mulut
CAN
menganga Ketika kesulitan 5. Kolaborasi dengan tim medis
A bernafas pemberian obat.
KEP
ERA DO :
WAT 3. Kulit tampak berwarna
AN kehitaman di bawah kelopak
mata bawah
4. Pasien Nampak gelisah
5. Pasien Nampak sulit tidur
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan Managemen cemas
kurang nya pengetahuan tentang keperawatan selama 3x24 jam 1. Observasi tanda-tanda vital
penyakit cemas pasien berkrang/hilang, 2. Kaji timgkat kecemasan klien
DS : Dengan Kriteria Hasil 3. Berikan kenyamanan dan
  1. pasien menggambarkan tingkat ketentraman pada klien
1. Pasien mengatakan cemas kecemasan dan pola kopingnya 4. Berikan penjelasan kepada
dengan penyakitnya 2. pasien mengetahui dan klien tentang penyakit yang di
2. Paisen mengatakan kurang tau mengerti tentang penyakit yang deritanya serta gunakan kalimat
REN tentang penyakitnya di derita serta pengobatan nya. yang mudah di mengerti.
CAN 3. Perilaku gelisah menurun 5. Singkirkan stimulasi yang
A DO : 4.   berlebihan
KEP 3. Pasien Nampak cemas dengan 6. Bila perlu kolaborasi dengan
ERA penyakitnya tim medis
WAT 4. Pasien Nampak pucat
5. Pasien Nampak sedih dan
AN
murung
6. Pasien Nampak keluar keringat
dingin.
Diagnosa
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Ketidakefektifan 1. Mengobesrvasi tanda-tanda vital: S:
bersihan jalan nafas 2. Hasil: TD:110/90 • pasien mengatakan bersin-bersin
berhubungan dengan N:85x/menit • pasien mengatakan pilek
dengan adanya secret S:36.5 • pasien mengatakan hidung
yang mengental P:24x/menit tersumbat
3. Mengkaji penumpukan secret yang ada O:
Hasil:sekcret pasien mengenatal • pasien Nampak bersin-bersin
4. Mengkaji kemampuan untuk mengeluarkan • pasien Nampak pilek
IMPL secret.  • paisen Nampak sekretnya
EME Hasil:pasien mampu mengeluarkan secret berair,membrane mukosa ,basah
NTA
SI&E
dari hidung nya dengan perlahan. kebiru-biruan
VAL 5. Memberikan posisi nyaman A : Masalah Ketidakefektifan
UASI Hasil:pasien diberikan posisi semifowler bersihan jalan nafas belum teratasi
6. Mengkolaborasi dengan team medis P : Lanjutkan intervensi
Hasil:loratadine tablet 10mg 1x sehari 1. Kaji penumpukan secret yang
ada
2. Kaji kemampuan untuk
mengeluarkan secret. 
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Berikan posisi nyaman
5. Kolaborasi dengan team medis
Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi
Gangguan pola tidur Management lingkungan S:
berhubungan dengan 1. Mengkaji kebutuhan tidur pasien 1. Pasien mengtakan masih sulit
penyumbatan pada Hasil: pasien tidur 5-6 jam dlam 1hari tidur karena adanya
hidung 2. Mengindentifikasi keamanan dan penyumbtan di hidung.
kenyamanan lingkungan. 2. Pasien bernafas melalui mulut
Hasil: kamar pasien aman dan tenang O:
3. Menyediakan tempat tidur dan 3. Kulit tampak kehitaman
lingkungan yang bersih dan nyaman. dibawah kelopak mata
IMPL
Hasil :pasien merasa nyaman dengan 4. Pasien Nampak gelisah
EME tempat tidur yang bersih terhindar dari debu 5. Pasien Nampak sulit tidur
NTA 4. Menganjurkan pasien bernafas dengan A : Masalah Gangguan pola tidur
SI&E mulut belum teratasi
VAL Hasil: pasien bernafas melalui mulut P : Lanjutkan intervensi
UASI
5. Mengkolaborasi dengan tim medis 6. Kaji kebutuhan tidur klien
pemberian obat. 7. Identifikasi keamanan dan
Hasil:fenilpropanolamin HCl 25mg tablet kenyamanan lingkungan.
4x1/hari 8. Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih dan
nyaman.
9. Anjurkan pasien bernafas
dengan mulut
10. Kolaborasi dengan tim medis
pemberian obat.
 
Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi
Cemas berhubungan Managemen cemas S: -
I dengan kurang nya 1. Mengobservasi tanda-tanda vital 1. pasien mengatakan cemas
M pengetahuan tentang Hasil: TTV: TD:110/80 dengan penyakitnya
P penyakit. S :36,5ºC 2. pasien mengatkan gelisah
L N :85x/menit 3. pasien mengatakan kurang
E P :24x/menit mengerti dengan penyakitnya.
M 2. Mengkaji timgkat kecemasan klien O:
Hasil: tingkat cemas pasien dikategorikan 4. Pasien Nampak cemas
E
sedang 5. Pasien Nampak gelisah
N 3. Memberikan kenyamanan dan 6. Pasien Nampak sedih dan
T ketentraman pada pasien murung
A Hasil:perawat memberi empati dan 7. TTV:TD :110/80
S menemani pasien S :36.5ºC
I 4. Memberikan penjelasan kepada klien N :85x/menit
& tentang penyakit yang di deritanya serta P :24x/menit
E gunakan kalimat yang mudah di mengerti.  
V Hasil:pasien mulai mengerti dengan A: Masalah cemas belum teratasi
A penyakit yang di deritanya. P: Lanjutkan intervensi
L 5. Menyingkirkan stimulasi yang berlebihan 8. Observasi tanda-tanda vital
U Hasil: pasien sedikit tenang agar 9. Kaji timgkat kecemasan klien
penyakitnya cepat sembuh 10. Berikan kenyamanan dan
A
2. Menkolaborasi dengan tim medis ketentraman pada klien
S 3. Hasil: pasien di beri pemahaman dan di 11. Berikan penjelasan kepada klien
I jelaskan penyakitnya. tentang penyakit yang di
deritanya serta gunakan kalimat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai