Fraktur Tibia
Fraktur Tibia
ASUHAN KEPERAWATAN
pada Tn.A Dengan Gangguan
Sistem Muskoletal :fraktur tibia
NURLINDA
20.04.005
Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar
Definisi
3. Terjadi deformitas (kelainan bentuk) diakibatkan karena perubahan posisi fragmen tulang. Dapat
membentuk sudut karena adanya tekanan penyatuan dan tidak seimbangnya dorongan otot. Dapat pula
memendek ekstermitas bawah karena adanya tarikan dari otot ektermitas bawah saat fragmen tergelincir
dan tumpah tindih dengan tulang lainnya. Dan dapat juga terjadi rotasional karena tarikan yang tidak
seimbang oleh otot yang menempel pada fragmen tulang sehingga fragmen fraktur berputar keluar dari
sumbu longitudinal normalnya.
4. Adanya krepitus (teraba adanya derik tulang) diakibatkan karena gesekan antara fragmen satu dengan
fragmen yang lainnya.
5. Terjadi ekimosis atau perdarahan subkutan diakibatkan kerusakan pembuluh darah sehingga darah
merembes dibawah kulit sekitar area kulit.
6. Terjadi pembengkakan dan perubahan warna pada kulit diakibatkan karena terjadi ekstravasasi darah dan
cairan jaringan di sekitar area fraktur.
KOMPLIKASI
Komplikasi awal ;
Compartemant Syndrome : Komplikasi ini sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi ektermitas
bawah yang dapat mengancam kelangsungan hidup ektermitas
bawah.
Komplikasi dalam waktu lama :
Malunion
Delayed Union
Non Union
SKENARIO KASUS
Seorang wanita berusia 29 tahun di bawa oleh kelurganya ke Rumah sakit
dengan keluhan nyeri pada kaki bagian kanan, Luka dialami sejak 3 bulan
lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien sebelumnya di rawat di Rumah sakit
pemasangan post eksternal fiksation on right tibia tapi tak kunjung
sembuh. .Pasien memiki Riwayat kecelakaan akibat peristiwa kecelakaan lalu
lintas sepeda motor,pada saat pengkajian tingkat kesadaran pasien
conposmentis dan di dapatkan TTV yaitu TD:110/80mmHg, N:90x/menit,
S:36,8 , RR 16x/mnit. Terpasang external fiksasi pada 1/3 medial et 1/3 distal
cruris dextra dari data2 yang di dapatkan pasien di Diagnosa Fraktur Tibia.
Identitas
Nama : Ny.’’I’’
Agama/suku : Islam
Pendidikan : SLTA
Alamat : Makassar
Keadaan Umum
Keadaan Sakit :Pasien tampak berbaring lemah, Pasien mengalami nyeri pada tungkai ekstremitas
kanan yang tidak kunjung sembuh.
Penggunaan alat medik :
Terpasang infus RL 24 tetes/ menit tangan sebelah kiri
P : Saat bergerak
Q :Tertusuk-tusuk
R : Tungkai Kanan
S : 5 (Sedang)
T : Hilang timbul
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif : M :6, V: 5, E: 4
2. Suhu : 36.8oC
3. Nadi : 90 x/menit
Irama : Reguler
Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agens cederaFisik (luka post operasi pemasangan traksi)
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakkan rangka neuromuscular, kelemahan fisik
Diagnosa Keperawatan Ekspektasi Dan Luaran Intervensi Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
dengan kerusakkan rangka neuromuscular, keperawatan selama 3x24 jam, di 1. Posisikan pasien semi fowler
kelemahan fisik di buktikan dengan:
harapkan Pasien mampu bergerak 2. Obsevasi tanda-tanda vital
dengan 3. Bantu pasien dalam melakukan
Ds: Kriteria hasil: miring kanan dan miring kiri
Pasien meningkat dalam aktivitas 4. Bantu pasien dalam memenuhi
-pasien mengatakan tidak dapat fisik secara bertahap. kebutuhan
menggerakkan kaki sebelah kanan Pergerakan ekstremitas meningkat 5. Kolaborasi pemberian terapi
REN Kekuatan otot meningkat
CAN -keluarga pasien mengatakan semua
A kebutuhan pasien di bantu.
KEP Do:
ERA
WAT -pasien tidak dapat mnggerakkan kaki sebelah
AN kanan
Diagnosa Keperawatan Ekspektasi Dan Luaran Intervensi Keperawatan
Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi
dengan kerusakan integritas kulit keperawatan selama 3x24 jam, 1.Lakukan cuci tangan sebelum dan
Dibuktikan dengan : diharapkan pasien pasien tidak sesudah kontak / merawat pasien
DS : terinfeksi dengan : dengan menggunakan antiseptic
Kriteria hasil: 2.Monitor adanya tanda dan gejala
DO : Pasien bebas dari tanda dan gejala infkesi sitemik dan local
-Luka post op ORIF di daerah infeksi [Rubor (Kemerahan), Dolor 3.Monitor hitung mutlak White
ektremitas bawah kanan (Nyeri), Kalor (Panas), Tumor Blood Cell (WBC)
REN (Pembengkakan), Fungsio laesa 4.Anjurkan asupan cairan dengan
CAN (Perubahan fungsi jaringan)]. tepat.
A 5.Anjurkan untuk istirahat.
KEP 6.Rawat Luka sesuai instruksi
ERA 7.Jaga kebersihan luka
8.Kolaborasi pemberian antibiotik
WAT
AN
1.
selasa16-02-2021
1.Mengidentifikasi lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi, kualitas dan
S : Pasien mengatakan masih nyeri pada daerah kaki kanan
14.15 intensitas nyeri.
post operasi,
Hasil :
O : Skala nyeri 5 (sedang).
P : Saat bergerak
Tanda – tanda vital :
Q : Tertusuk-tusuk
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
R : Tungkai Kanan
Suhu : 36.8oC
S : 5 (Sedang)
Nadi : 90 x/menit
T : Hilang timbul
14.25 2.Menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui Pernapasan : 16 x/menit
pengalaman nyeri
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
IMPL Hasil : Nyeri yang dirasakan pasien berada di skala sedang yaitu 5
EME 12.30 NRS P : Lanjutkan intervensi
NTA 3.Melakukan pemeriksaan vital sign
SI&E 1. Idenifikasi lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi,
Hasil :
VAL kualitas dan intensitas nyeri.
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
UASI 2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
Suhu : 36.8oC
3. Monitor tanda-tanda vital
Nadi : 90 x/menit
4. Berikan posisi yang nyaman
Pernapasan : 16 x/menit 5. Anjurkan teknik non farmakologis: teknik relaksasi napas
14.30 dalam.
4.Memberi posisi yang nyaman
6. Pemberian medikasi/terapi farmakologis
14.35 Hasil : Posisi yang diberikan semi fowler
5.Mengajarkan teknik manajmen nyeri
Hasil: Pasien diajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan cara
19.00 menarik napas lewat hidung dan hembuskan perlaha-lahan lewat mulut
6.Penatalaksanaan pemberian obat analgetik
Hasil : Nyeri berkurang dengan pemberian obat keterolak 30 mg/8
selasa 16-02-2021
1. Memposisikan pasien semi fowler
15.00 S : Keluarga pasien mengatakan aktivitasnya masih
Hasil : Mencegah terjadinya dyspnea
dibantu
16.30 2. Mengobsevasi tanda-tanda vital
Hasil : O : Pasien nampak berbaring lemah di tempat tidur
2. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
A : Masalah Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
3. Suhu : 36.8oC
4. Nadi : 90 x/menit P : Lanjutkan intervensi
4.Pernapasan : 16 x/menit 1. Posisikan pasien semi fowler
2. Observasi tanda-tanda vital
IMPL 3. Membantu pasien dalam melakukan miring kanan dan miring
15.10 3. Bantu pasien dalam melakukan miring kanan dan
EME kiri
miring kiri
NTA Hasil : Mencegah terjadinya luka decubitus akibat tekanan
4. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
SI&E yang terlalu lama
VAL
4. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
UASI
15.20 Hasil : Semua kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat
Selasa,16-02-2021
1.Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak / merawat
I 10.00 S : -
pasien dengan menggunakan antiseptic
M
Hasil : Untuk mencegah penularan bakteri O : Terdapat luka post operasi pada kaki kanan
P 2.Memonitor adanya tanda dan gejala infkesi sitemik dan local
L 10.20
Hasil : Tidak terdapat tanda dan gejala infeksi
A : Resiko infeksi
E 10.25 3.Memonitor hitung mutlak White Blood Cell (WBC) P : Lanjutkan intervensi
M Hasil : WBC 13.61x 10 3/ uL
E 10.30
4.Melakukan perawatan Luka sesuai instruksi
1. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak / merawat pasien dengan menggunakan
N Hasil : Agar luka cepat sembuh
antiseptic
T 10.35
5.Menjaga kebersihan luka
2. Monitor adanya tanda dan gejala infkesi
A Hasil : Agar tidak terjadi infeksi
sitemik dan local
S 11.00 6.Melakukan pemberian antibiotik
3. Monitor hitung mutlak White Blood Cell
I Hasil : pemberian ceftriaxone 1gr/12jam /IV
(WBC)
& 4. Rawat Luka sesuai instruksi
E 5. Jaga kebersihan luka
V 6. Kolaborasi pemberian antibiotik
A
L
U
A
S
I
TERIMA KASIH