Anda di halaman 1dari 29

Bioteknologi Dalam Bidang

Kesehatan & Kemajuan-


kemajuan Penerapan Rekayasa
Genetika (Aplikasi)
Pemanfaatan Bioteknologi Dalam
Pencegahan Penyakit, Diognosis,
Penyembuhan (Penyakit Infeksi
Bakteri, Virus, Protozoa), Anemia
& Thalassemia
Pemanfaatan yang dapat diberikan oleh bioteknologi untuk
kesehatan, di antaranya dapat mengembangkan metode yang lebih
murah dan efektif dalam menyediakan interferon murni bagi
penelitian dan akhirnya untuk penggunaan luas dibidang
pengobatan bioteknologi menyumbang metode mengatasi penyakit
yang disebabkan oleh virus. 

Di samping memerangi penyakit yang disebabkan oleh virus,


bakteri dan protozoa, bioteknologi juga dapat membantu
menyembuhkan gangguan yang diakibatkan oleh
ketidakseimbangan atau kesalahan dalam kimiawi tubuh, termasuk
beberapa penyakit menurun.
Aplikasi biteknologi dalam bidang kesehatan dan pengobatan telah
mendatangkan manfaat antara lain:
• Mmproduksi obat-obatan terhadap penyakit infeksi (antibiotic) seperti
penisilin, streptomsin
• Memproduksi vaksin untuk pencegahan jenis penyakit tertentu sesuai dengan
jenis vaksinnya seperti polio, cacar, hepatitis-B,TBC dsb. Selain pada
manusia, vaksin juga untuk melindungi ternak (ayam, sapi dsb) dari serangan
penyakit menular
• Memproduksi zat kebal antibody untuk diagnosis penyakit, penelitian dan
terapi. Antibody monoclonal
• Untuk terapi gen misalnya untuk terapi penyakit genetis (bawahan)
• Untuk memproduksi hormone: insulin untuk terapi penderitaan kencing manis
• Untuk terapi gen, Sel Somatis ( somatic gane therapy) sel darah atau otot,
terapi penyakit genetis (bawaan), Sel Embrional (germ line gene therapy)
INFEKSI BAKTERI (TIPES)
Tifus (tipes) atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi yang
menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terontaminasi. Penyakit yang banyak terjadi di negara-
negara berkembang dan dialami oleh anak-anak ini dapat membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan
baik dan secepatnya. Penyakit ini juga adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan
dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Sudoyo,
2009).

Diagnosis:
Diagnosis tifus dapat dilakukan dengan menganalisis sampel darah, tinja, atau urine seseorang di laboratorium.
Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, diagnosis tifus yang tergolong akurat juga bisa dilakukan melalui
pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, meskipun ini sangat jarang dilakukan.

Penyembuhan:
Penyembuhan cara yang paling efektif dalam menangani tifus adalah dengan segera mungkin memberikan
terapi antibiotik. Selain itu, obat penurun demam juga bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh.
Pengobatan tifus dalam dilakukan di rumah sakit, tetapi jika gejala masih ringan dan terdeteksi lebih cepat,
maka perawatan bisa dilakukan di rumah.

Pencegahan:
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi.Vaksinasi pun dianjurkan bagi orang yang sedang
dilanda kasus penyebaran tifus. Tindakan pencegahan lain yang juga perlu dilakukan adalah memperhatikan
makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Jika kamu dan anak berniat makan di luar rumah, sebaiknya
hindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri dan disarankan untuk mengonsumsi minuman
dalam kemasan.
VIRUS (Cacar air)
Varicella merupakan salah satu dari penyakit kulit yg di sebabkan oleh virus varicella zoster
(VZV). Varicella yg akut merupakan penyakit yg sangat menular dan infeksi primer sering
terjadi pada anak-anak . Penyakit ini di tandai dgn gejala prodromal dan efloresensi yg polimorf
pada kulit.

Diagnosis:
Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis cacar air (varicella).
Apabila pemeriksaan penunjang diperlukan, dapat dilakukan tes tzanck, tes serologi, maupun
radiologi. Sedangkan untuk penderita cacar air yang berisiko mengalami komplikasi, maka
dokter dapat memberi obat antivirus, seperti acyclovir, valacyclovir, atau famciclovir

Penyembuhan:
Penyembuhan dimulai dengan pembentukan sel epitel kulit baru dari dasar lesi. Lesi
kulit terbatas pada epidermis sehingga tidak menimbulkan bekas. Jaringan parut atau
skar yang terbentuk biasanya merupakan akibat dari luka garukan atau infeksi
sekunder.

Pencegahan:
Pencegahan Varicella (Cacar air), menjaga kebersihan dan vaksinasi
PROTOZOA (Malaria)
Malaria adalah suatu penyakit akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium dengan manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran limpa.
Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa

Diagnosis:
Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan mikroskopis asupan darah tepi, Rapid Diagnostic
Test (RDT), Pemeriksaan darah dan Pemeriksaan PCR

Penyembuhan:
Penyembuhan malaria dilakukan dengan pemberian obat antimalaria untuk
membunuh parasit. Jenis dan jangka waktu pemberian obat tergantung kepada jenis
parasit yang menyerang, tingkat keparahan gejala, serta kondisi pasien.

Pencegahan:
Pencegahan malaria yaitu sadar dengan risiko, hindari gigitan nyamuk dan
mengomsumsi obat anti malaria
ANEMIA
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel darah merah di
bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa
level hemoglobin rendah karena kondisi patologis.

Diagnosis:
Tes hitung darah lengkap, Apusan darah dan diferensial dan Hitung retikulosit

Penyembuhan:
Anemia bukanlah suatu penyakit melainkan sebuah kondisi medis. Anemia disebabkan oleh berbagai
macam hal. Oleh sebab itu, cara mengatasi anemia paling tepat adalah dengan menemukan dan mengobati
penyakit yang mendasarinya. Anemia dapat dikontrol diatasi bergantung dengan penyebab anemia.
Seseorang yang mengalami anemia berarti memiliki jumlah sel darah merah sehat yang kurang. Sel darah
merah bertugas membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, oleh sebab itu bila seseorang mengalami
anemia dapat merasakan gejala mudah lelah, lemas, pusing ataupun sesak napas.

Pencegahan:
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi., Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
THALASSEMIA
Thalasemia adalah suatu penyakit keturunan yang diakibatkan oleh kegagalan pembentukan
salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin, sehingga hemoglobin
tidak terbentuk sempurna. Tubuh tidak dapat membentuk sel darah merah yang normal,
sehingga sel darah merah mudah rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan
terjadilah anemia (Herdata.N.H. 2008 dan Tamam.M. 2009).

Diagnosis:
Pemeriksaan Elektroforesis Hemoglobin (Hb), Pemeriksaan Genetik PCR, Aspirasi Sumsum
Tulang dan Pemeriksaan pada Jantung dan Liver

Penyembuhan:
Thalassemia bisa diobati dengan dua metode perawatan, yaitu dengan transfusi darah tali
pusat dan transplantasi sumsum tulang. Namun metode perawatan ini tidak cocok untuk
semua pengidap thalassemia dan malah dapat menyebabkan terjadinya sejumlah komplikasi

Pencegahan:
Pasangan yang ingin merencanakan kehamilan perlu menjalani tes darah untuk melihat nilai
hemoglobin dan melihat profil sel darah merah di dalam tubuh mereka, Melakukan skrining
thalassemia, Konsultasi genetik. Pemeriksaan prenatal.
Vaksin dan Jenis Jenis Vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah
mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu
Jenis jenis vaksin
• Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin BCG adalah vaksin bentuk kering yang mengandung mycobacterium bovis
yang sudah dilemahkan dari strain Paris no.1173.P2. Vaksin BCG digunakan untuk
memberikan kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
• Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
Vaksin jerap DPT adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang
dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi dan teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml
alumunium fosfat. Vaksin DPT digunakan untuk memberikan kekebalan secara simultan
terhadap difteri, tetanus, dan batuk rejan. Vaksin berrbentuk cairan dalam kemasan vial.
• Vaksin TT (Tetanus Toxoid)
Vaksin jerap TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus ang telah dimurnikan
dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Vaksin TT dipergunakan untuk
mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS (Wanita Usia
Subur) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi. Vaksin berbentuk
cairan
• Vaksin DT (Difteri Tetanus)
Vaksin jerap DT adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah
dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Vaksin DT digunakan
untuk memberikan kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus. Vaksin DT berbentuk
cairan dengan setiap vial berisi 10 dosis
Jenis jenis vaksin
• Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine = OPV)
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3. Vaksin polio digunakan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap poliomyelitis
• Vaksin Campak
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin Campak
digunakan untuk memberikan kekebalan secara aktif terhadap penyakit campak. Vaksin
berbentuk beku kering dengan setiap vial berisi 10 dosis
• Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat
non-infecious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha)
menggunakan DNA rekombinan. Vaksin Hepatitis B digunakan untuk memberikan kekebalan
aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, tapi tidak dapat mencegah infeksi
virus lain seperti virus Hepatitis A atau C yang diketahui dapat menginfeksi hati
• Vaksin DPT-HB
Vaksin mengandung DPT-HB berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan
dan pertusis yang inaktif serta vaksin hepatitis B yang merupakan subunit vaksin virus yang
mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.Vaksin DPT-HB digunakan untuk
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan Hepatitis B. Warna
vaksin putih keruh seperti vaksin DPT
PEMBUATAN HORMON INSULIN
DAN HORMON PERTUMBUHAN
PEMBUATAN HORMON INSULIN
HORMON PERTUMBUHAN

Hormon Pertumbuhan atau somatotropin, adalah hormon peptida yang


merangsang pertumbuhan, reproduksi sel, dan regenerasi sel pada
manusia. Karena itu, hormon ini penting untuk perkembangan manusia.
Antibody Monoclonal sebagai Obat ( pengembangan &contoh
aplikasi: Kanker, transplantasi organ & antinflamasi)
Antibody monoclonal

Anribody monoclonal adalah salah satu hasil dari bioteknologi modern.


Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang homogen, sangat spesifik dan dapat
diproduksi dalam jumlah yang besar sehingga sangat menguntungkan jika digunakan
sebagai alat diagnostik
Sejarah Antibody Monoclonal

Pada tahun 1975, Kohier dan Milstein memperkenalkan cara baru untukmembuat
antibody dengan mengimunisasi hewan percobaan, kemudian sellimfositnya difusikan
dengan sel mieloma, sehingga sel hibrid dapat dibiakkan terus menerus (immortal) dan
membuat antibodi yang homogen yang diproduksi oleh satuklon sel hibrid. Antibodi
yang homogen ini disebut dengan antibodi monoklonal yang mempunyai sifat lebih
spesifik dibandingkan dengan antibodi poliklonal karena hanya dapat mengikat 1 epitop
antigen dan dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas.
Cara Pembuatan Antibody Monoclonal
Antibody Monoclonal Dalam Terhadap
Kanker
Imunoterapi merupakan salah satu upaya meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk mengalahkan sel-sel kanker,

dengan cara meningkatkan / mengarahkan reaksikekebalan tubuh terhadap sel kanker. Imunoterapi dapat dilakukan

secara aktif atau pasif untuk menstimulasi respon imun spesifik dan non spesifik pada penderitakanker.Imunoterapi

secara pasif dilakukan dengan cara mentransfer antibodi dan sel-sel imun kedalam penderita. Beberapa antibodi

spesifik dan antibodi monoclonal  yang mampu bereaksi dengan antigen spesifik berbagai jenis sel kanker

dapatdigunakan untuk terapi kanker. Antibodi monoklonal tersebut akan berikatan denganantigen yang terdapat

pada permukaan sel tumor atau sel kanker dan mengaktifkansistem komplemen, sehingga menyebabkan sitolisis.

Disamping itu reseptor yangterikat pada baguan Fc dari antibodi dapat merangsang sel-sel efektor seperti sel

NK,makrofag dan granulosit untuk menangkap kompleks antigen antibodi

pada permukaan sel tumor, sehingga dapat membunuh sel tumor melalui antibodydependent cell-mediated

cytotocixity.
Antibody Monoclonal Sebagai Antiinflamasi Dan Transplantasi Organ

transplantasi dilakukan dengan tujuan utama yakni perbaikan. Salah satu organ yang kerap sering dikenai

istilah transplantasi adalah ginjal. Biasanya orang yang ginjalnya sangat bermasalah, akan dikenai

transplantasi. Selain itu, sumsum tulang belakang juga tidak kalah menggunakan aktivitas transplantasi.

Dengan memanfaatkan antibody monoclonal maka dapat membantu proses penggabungan jaringan yang asli

dengan jaringan hasil transplantasi di dalam tubuh. Kegiatan transplantasi memang sering mengakibatkan

tidak diterimanya jaringan baru hasil bentukan tersebut.

obat-obatan seperti infliximab termasuk dalam kelompok ini, Antibodi monoklonal ini memberikan aksi

antiinflamasi karena antigen mereka adalah TNF-α manusia, salah satu sitokin proinflamasi yang paling

banyak terlibat dalam simptomatologi patologi inflamasi autoimun, seperti, misalnya, artritis reumatoid dan

artritis psoriasis.
ANTIBIOTIK
Antibiotik (L. anti = lawan, bios = hidup) merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi

dan bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman, namun memiliki

toksisitas yang rendah bagi manusia (Tjay and Rahardja, 2015).

Antibiotik merupakan salah satu senjata paling ampuh untuk memerangi infeksi yang

mengancam jiwa pada hewan maupun manusia (Antibiotic resistance threats in the United States,

2019).

Antibiotik yang membunuh bakteri disebut bakterisidal, sedangkan antibiotik yang menghambat

pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik (Etebu and Arikekpar, 2016).


Penggolongan antibiotik

Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia dapat dibedakan sebagai berikut (Kasper et. al
2005, Setiabudi, 2007, Katzung, et. al. 2011) :

1. Beta laktam, penisilin

2. Tetrasiklin

3. Makrolida

5. Kloramfenikol

6. Aminoglikosida

7. Sulfonamida

8. Kuinolon

9. Glikopeptida

10. Antimikrobakterium.
Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu (Kasper et. al., 2005, Setiabudy,
2011) :

1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan
yaitu suatu komples polimer mukopeptida (glikopeptida).Obat ini dapat melibatkan otolisin bakteri
(enzim yang mendaur ulang dinding sel) yang ikut berperan terhadap lisis sel.

2. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein. Sel bakteri mensintesis berbagai protein yang
berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Penghambatan terjadi melalui interaksi
dengan ribosom bakteri.

3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat, misalnya trimetoprim dan sulfonamid.Pada
umumnya antibiotik ini bersifat bakteriostatik.

4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat, misalnya kuinolon, nitrofurantoin.

5. Mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri. Antibiotika yang termasuk adalah polimiksin.
Sifat antibiotik

Agar dapat menunjukkan aktivitasnya sebagai bakterisida ataupun bakteriostatik, antibiotik harus

memiliki beberapa sifat berikut ini (Kemenkes, 2011, Setiabudy, 2011) :

a. Aktivitas mikrobiologi. Antibiotik harus terikat pada tempat ikatan spesifiknya (misalnya ribosom

atau ikatan penisilin pada protein).

b. Kadar antibiotik pada tempat infeksi harus cukup tinggi. Semakin tinggi kadar antibiotik semakin

banyak tempat ikatannya pada sel bakteri.

c. Antibiotik harus tetap berada pada tempat ikatannya untuk waktu yang cukup memadai agar

diperoleh efek yang adekuat.

d. Kadar hambat minimal. Kadar ini menggambarkan jumlah minimal obat yang diperlukan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri.


Manfaat antibiotik
1. Dapat memperlambat dan membunuh bakteri
Antibiotik bisa membunuh bakteri tanpa menghancurkan atau merusak sel manusia. Ini karena keduanya punya
karakteristik berbeda. Sel manusia umumnya tak mempunyai dinding sel, sementara bakteri memiliki dinding sel.
2. Antibiotik bekerja lebih cepat dari obat lain
Selain itu, antibiotik dikenal karena bekerja lebih cepat dari jenis obat lain. Menurut laman Parents, antibiotik
menghasilkan efek positif bagi tubuh 24 jam hingga 48 jam setelah obat dikonsumsi. Ini berlaku pada antibiotik yang
bekerja untuk melawan bakteri. Namun, ada pula orang yang baru mendapatkan manfaat dari antibiotik setelah 3-4 hari.
Ini bervariasi pada masing-masing individu, tergantung pada daya tahan tubuh mereka juga. Namun, rata-rata kondisi
tubuh mulai membaik setelah 3 hari pasca meminum antibiotik.
3. Cara mengonsumsi antibiotik cukup mudah
Rata-rata antibiotik merupakan jenis obat oral. Ini artinya, antibiotik dikonsumsi dengan cara diminum. Beberapa contoh
antibiotik oral adalah penisilin dan turunannya, sefalosporin, macrolides, tetrasiklin. Meski umumnya tersedia dalam
bentuk tablet atau kapsul, ada juga antibiotik yang diberikan lewat injeksi atau suntikan. Jenis antibiotik ini diberikan
dalam bentuk suntikan atau infus melalui pembuluh darah atau otot.
4.Antibiotik bisa mencegah bakteri berkembang biak
Antibiotik bisa mencegah bakteri berkembang biak. Misalnya, antibiotik berjenis tetrasiklin dan eritromisin. Dua jenis
antibiotik ini bisa menghambat pertumbuhan atau reproduksi bakteri. Selain itu, antibiotik ini mencegah bakteri mendapat
nutrisi dan menghentikan bakteri untuk membelah atau berkembang biak, jelas Healthy Children. Ketika bakteri tak bisa
lagi bereproduksi dan jumlahnya berkurang drastis, ini merupakan kesempatan terbaik bagi sistem kekebalan tubuh untuk
menyerang dan membunuh bakteri. Perlahan-lahan, kita akan berangsur sembuh ketika rutin mengonsumsi antibiotik.
Daftar Pustaka
http://eprints.ums.ac.id/20509/3/BAB_II.pdf

https://jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar321/hxqa1369883194.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/JANGAN%20DIREMEHKAN!!%20CACAR%20AIR%20DAPAT%20MENGHAMBAT%20AKTIVITAS%20ANDA.pdf

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/malaria/diagnosis

https://www.sehatq.com/artikel/upaya-pencegahan-malaria-ini-yang-harus-dilakukan#pencegahan-malaria

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2349/3/BAB%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-ekowidyast-7282-3-babii.pdf

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10618/09.%20BAB%20II.pdf?sequence=9&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai