Anda di halaman 1dari 12

Akuntansi

syariah

Jimi Alfian
(118210832)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
101001101001000010101
0011110111011011011010
101000011100101011001
010100111010100010101
0001011010110110110100
010101110001010100010
1000101110101100010011
010011010010000101010
0111101110110110110101
010000111001010110010
101001110101000101010
0010110101101101101001

Akuntansi syariah adalah suatu aktivitas yang teratur berkaitan


dengan pencatatan transaksi, tindakan, serta keputusan yang
sesuai dengan syariat dan jumlah-jumlahnya di dalam catatan
yang representatif, sehingga berkaitan dengan pengukuran
dengan hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi,
tindakan, dan keputusan tersebut untuk membantu pengambilan
keputusan yang tepat. Akuntansi
Syariah
Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah

01 Prinsip Pertanggungjawaban

02 Prinsip Keadilan

03 Prinsip Kebenaran
Dasar Hukum Akuntansi Syari’ah

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah


bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah,
Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas
(persamaan suatu peristiwa tertentu), dan
‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak
Dasar Hukum bertentangan dengan Syariah Islam.
Akuntansi Syari’ah

Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai


dengan norma-norma masyarakat islami,
dan termasuk disiplin ilmu sosial yang
berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada
tempat penerapan Akuntansi tersebut.
Ciri-ciri Akuntansi Syari’ah

01
Dilaporkan secara benar (QS. 10:5)

02
Cepat dalam pelaporannya (QS.2:202, 19:4,5)

03
Dibuat oleh ahlinya (akuntan) (QS.13:21, 13:40)

04
Tearang, jelas, tegas & informatif (QS. 17:12, 14:41)

05
Memuat informasi yang menyeluruh (QS.6:552, 39:10)
Ciri-ciri Akuntansi Syari’ah

06
Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan
membutuhkan   (QS.2:212, 3:27) 07
Terperinci dan teliti (QS.65:8)
08
Tidak terjadi manipulasi (QS.69:20, 78:27)

09
Dilakukan secara kontinyu (tidak lalai) (QS.21:1, 38:26)
Perbedaan Akuntansi syariah dengan Akuntansi konvensional

 Aktiva  dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu
modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di
dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang
(cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang
milik dan barang dagang.
 Dalam konsep syariah, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang
sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai
perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber
harga atau nilai.
 Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari
menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba
yang bersifat mungkin, sedangkan konsep syariah sangat memperhatikan hal itu
dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang
berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko.
Perbedaan Akuntansi syariah dengan Akuntansi konvensional

 Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang,


modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan
dalam konsep syariah dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang
berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib
menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha
menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh
para ulama. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha
atau dicampurkan pada pokok modal.
 Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika
adanya jual-beli, sedangkan konsep syariah memakai kaidah bahwa laba itu akan
ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang
telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan
untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu
diperoleh.
Perbedaan Laporan Keuangan Syariah
dengan Laporan keuangan Konvensional

 Aktivitas
Perbedaan yang pertama terletak pada aktivitas pembukuan kedua laporan tersebut. Laporan keuangan syariah
menerapkan aktivitas meliputi kewajiban, investasi tidak terikat serta ekuitas.

 Sudut pelaporannya
Pada segi pelaporannya, laporan keuangan konvensional mengandung lebih sedikit unsur laporan keuangan.
Unsur laporan keuangan yang terdapat pada laporan keuangan konvensional adalah laporan laba rugi, laporan
arus kas, laporan neraca, laporan perubahan modal (ekuitas), serta laporan catatan atas laporan keuangan.
Bedanya dengan laporan keuangan syariah adalah, laporan keuangan syariah memiliki unsur laporan arus kas,
laporan laba rugi, laporan neraca, laporan perubahan modal.
Selain itu laporan keungangan syariah juga memiliki unsur laporan rekonsiliasi pendapatan serta bagi hasil,
laporan perubahan dana investasi, laporan sumber dana serta penggunaan dana zakat, laporan penggunaan
dana kebaikan.
Perbedaan Laporan Keuangan Syariah
dengan Laporan keuangan Konvensional

 Pos pembukuan
Selanjutnya, pada pos pembukuan syariah terdiri dari piutang murabah, piutang salam, piutang isthisna, dan
piutang qardh. Ssedangkan pada pos pembukuan konvensional tidak terdapat hal-hal seperti itu, yang ada
hanya terdiri dari nama pemilik akun piutang dagang.
Kelebihan Akuntansi Syariah

Sistem Bagi Hasil

Memiliki Unsur Tenggang Rasa

Menggunakan Prinsip Jual


Beli Murabahah
Landasan Hukum dari Tuhan

Terhindar dari Riba


Kelemahan akuntansi syariah

 masih terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan usaha jasa


keuangan syariah (bank, asuransi, dana pensiun, reksa dana dan indeks
syariah). Keterbatasan pemahaman ini menyebabkan banyak masyarakat
memiliki persepsi yang kurang tepat mengenai operasi jasa keuangan
syariah.

 masih terbatasnya jaringan kantor cabang jasa keuangan syariah.


Keterbatasan kantor cabang ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan
pelayanan terhadap masyarakat yang menginginkan jasa keuangan syariah.

 masih belum lengkapnya peraturan dan ketentuan pendukung kegiatan


usaha jasa keuangan syariah seperti standar akuntansi, standar prinsip
kehati-hatian, standar fatwa produk investasi syariah serta peraturan dan
ketentuan pendukung lainnya.
 

Anda mungkin juga menyukai