PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI
PENDAHULUAN
Adaptif
Persepsi adalah:
respons dari reseptor sensoris terhadap
stimulus eksternal juga pengenalan dan
pemahaman terhadap sensasi sehingga
individu dapat mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus yang
diterima.
PENDAHULUAN
Maladaptif
1. Ilusi : Ada stimulus, persepsi yang salah.
2. Halusinasi: Tidak ada stimulus, ada persepsi
PENGERTIAN
Halusinasi :
Keadaan dimana individu mengalami perubahahan
dalam jumlah atau pola rangsang yang datang atau
mendekat yang dikaitkan dengan penurunan/peningkatan
distorsi atau kerusakan respons terhadap rangsangan
(keliat, 2012).
PENGERTIAN
• Mendengar suara
• Melihat bayangan/sinar
• Menghidu bau-bauan (bunga, kemenyan, darah,feses, urine)
• Merasakan rasa pahit, asem, asin di lidah
• Merasakan sensasi tidak nyaman di kulit
• Ambivalen
• Tidak dapat memfokuskan pikiran
• Tidak dapat memfokuskan pikiran
• Mudah lupa
• Tidak mampu mengambil keputusan
• Tidak mampu memecahkan masalah
• Tidak dapat berpikir logis
• Inkoheren
• Disorientasi
• Sirkumtansial
• Flight of idea
• Mendengar suara hati
• Blocking pikiran
• Daya tilik diri jelek
AFEKTIF
• Senang
• Sedih
• Merasa terganggu
• Khawatir
• Curiga
• Merasa terbelengu/terikat
• Afek datar/tumpul
FISIOLOGIS
• Sulit tidur
• Kewaspadaan meningkat
• Tekanan darah meningkat
• Denyut nadi meningkat
• Frekuensi pernapasan meningkat
• Muka tegang
• Keringat dingin
• Pusing
• Keletihan/kelelahan
SOSIAL
TAHAP I
Memberi rasa nyaman. Mengalami ansietas kesepian, rasa Tersenyum/tertawa sendiri
Tingkat ansietas sedang bersalah dan ketakutan. Menggerakkan bibir tanpa suara.
Secara umum halusinasi merupakan Mencoba berfokus pada pikiran yang Penggerakan mata yang cepat
suatu kesenangan. dapat menghilangkan ansietas Respon verbal yang lambat
Pikiran dan pengalaman sensori masih Diam dan berkonsentrasi
ada dalam kontrol kesadaran (jika
kecemasan dikontrol)
TAHAP II
Menyalahkan; tingkat kecemasan berat Pengalaman sensori menakutkan Peningkatan SSO, tanda-tanda ansietas
secara umum halusinasi menyebabkan rasa Mulai merasa kehilangan kontrol peningkatan denyut jantung, perna-
antipati Merasa dilecehkan oleh pengalaman fasan, dan tekanan darah.
sensori tersebut. Rentang perhatian me-nyempit
Menarik diri dari orang lain. Konsentrasi dengan pengalaman
NON PSIKOTIK sensori
Kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dari realita.
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA
HALUSINASI
TAHAP III
Mengontrol tingkat kecemasan berat Klien menyerah dan menerima Perintah halusinasi ditaati.
pengalaman sensori tidak dapat ditolak pengalaman sensorinya. Sulit berhubungan dengan orang
lagi. Isi halusinasi menjadi atraktif lain.
Kesepian bila penga-laman sensori Rentang perhatian hanya beberapa
berakhir. detik / menit.
PSIKOTIK. Gejala fisika ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak mampu
mengikuti perintah.
TAHAP IV
Menguasai tingkat kecemasan panik secara Pengalaman sensori menjadi ancaman. Perilaku panik.
umum diatur dan dipengaruhi oleh waham. Halusinasi dapat berlangsung selama Potensial tinggi untuk bunuh diri atau
beberapa jam atau hari (jika tidak mem-bunuh.
diinvensi) Tindakan kekerasan agi-tasi, menarik
PSIKOTIK diri atau katatun.
Tidak mampu berespon terhadap
perintah yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap lebih
dari satu orang.
JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penghidu/penciuman
4. Pengecapan
5. Perabaan
DEFENISI JENIS HALUSINASI
Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara atau bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
Halusinasi penghidu/penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
Halusinasi pengecapan
Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
Halusinasi perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus
yang nyata.
RENTANG RESPON
ADAPTIF MALADAPTIF
- PIKIRAN LOGIS - Pikiransesekali - Gangguan
- Persepsi akurat terdistorsi pemikiran/waham/
- Emosi konsisten - Ilusi haluasinasi
dengan pengalaman - Reaksi emosi berlebihan - Kesulitanpengolahan
- Perilaku sesuai atau tidak bereaksi emosi
- Berhubungan sosial - Perilaku aneh atau - Perilaku kacau
penarikan tidak biasa - Isolasi sosial
FAKTOR PREDISPOSISI
BIOLOGI
Genetik
terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22
Neurobiologi
perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal, temporal, dan area
limbik, serta gangguan regulasi neurotransmitter yg bekerja di area-area tsb
Pemeriksaan diagnostik
melalui CT dan MRI menunjukkan adanya penurunan volume otak,
melebarnya ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, atropi lobus frontal,
serebelum, struktur limbik, serta peningkatan ukuran sulkus pada
permukaan otak. Menggunakan PET terlihat terjadinya penurunan aliran
darah ke lobus frontal
FAKTOR PREDISPOSISI
Neurotransmitter
ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin
Neurodevelopment
penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak yg mungkin
disebabkan karena adanya masalah pada masa prenatal dan perinatal
Virus
terpajan virus influenza pada trimester kedua
FAKTOR PREDISPOSISI
PSIKOLOGIS
Karakteristik keluarga atau karakteristik individu
Ibu dgn kecemasan, overprotektif, dingin
Ayah yg “jauh”
Konflik keluarga dan perkawinan
Komunikasi yg “double bind”
Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan sebelumnya
FAKTOR PREDISPOSISI
BIOLOGIS
Prosesing informasi yang overload
Mekanisme abnormal dari “gate control”
• Regresi
• Proyeksi
• Menarik diri
DATA FOKUS
• Persepsi
• Isi
• Frekuensi
• Waktu terjadinya
• Respon pasien
• Tindakan yang dilakukan
MASALAH KEPERAWATAN