Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI BARU LAHIR


Newborn Adaptation to
Extrauterine Life
BBL mengalami fase tidak stabil selama 6-8 jam setelah
lahir, yang disebut periode transisi.

Fase periode transisi berlangsung 30 menit setelah lahir,


disebut periode pertama reaktivitas.

Periode kedua reaktivitas , terjadi 4-8 jam setelah


lahir, berlangsung 10 menit-beberapa jam
Sistem Pernapasan

Pemotongan tali pusat, bayi mengalami


perubahan fisiologis yang kompleks dan
cepat.

Napas menjadi dangkal, tidak teratur


berkisar 30-60x/menit.
Sistem Kardiovaskular
Napas pertama bayi

Peningkatan distensi kapiler alveolus,


mengembangkan paru-paru dan mengurangi
resistensi pembuluh darah paru.

Denyut & Bunyi Jantung Tekanan Darah


& Volume Darah
Sistem Termogenik
Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi
yang adekuat , regulasi panas, merupakan hal
penting untuk kelangsungan kehidupan BBL

Termoregulasi

Termogenesis
Sistem Renal

BBL kehilangan 5% - 7% berat


lahirnya selama 3-5 hari pertama
kehidupan.

Bagaimana jika > 7%?


Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bayi untuk mencerna Karbohidrat,
protein, dan lemak oleh adanya enzim.

Pencernaan dan absorpsi nutrisi lebih lanjut


terjadi di usus halus, dimana terdapat sekresi
pakreas, sekresi dari hati melalui duktus
biliaris dan sekresi dari bagian duodenum.
Sistem Hepatik
 Penyimpanan Besi:
Hati janin berperan sebagai tempat produksi Hemoglobin
setelah lahir.
 Metabolisme Karbohidrat:
Saat lahir, BBL dipisahkan dari suplai glukosa ibu,
akibatnya BBL memiliki kadar glukosa serum awal yang
menurun.
 Jaundis:
Merupakan manifestasi pigmen bilirubin dalam jaringan
tubuh. Umumnya tidak terlihat hingga kadar bilirubin
mencapai 5 mg/dl.
 Koagulasi:
Faktor-faktor koagulasi disintesis di hati, diaktivasi oleh
vitamin K.
Sistem Integumen
 Verniks kaseosa: (substansi keputihan, seperti
keju) dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.
 Akrosianosis: tangan dan kulit terlihat sedikit
sianosis yang disebabkan oleh instabilitas
vasomotor dan statis kapiler.
 Rambut lanugo yang tipis dapat ditemui di daerah
muka, bahu, dan punggung.
 Garis lipatan dapat ditemukan di telapak tangan.
Garis simian, garis lipatan tunggal pada telapak
tangan, seringkali ditemukan pada bayi Asia atau
pada bayi dengan sindrom down.
Sistem Reproduksi
 Bayi Perempuan.
pada bayi matur, labia mayora dan minora menutupi
vestibulum. Pada bayi prematur, klitoris menonjol, dan
labia mayora kecil dan terpisah jauh. Jika bayi lahir
dalam posisi bokong, labia dapat membengkak dan
memar, dapat menghilang dalam beberapa hari.
 Bayi Laki-Laki.
Prepusium sempit (lipatan kulit penutup ujung penis)
sering ditemukan pada BBL. Substansi seperti keju,
berwarna putih, umum ditemukan dibawah lipatan, dapat
ditemukan di bawah prepusium. Lesi kenyal, putih kecil
disebut mutiara epitel, dapat ditemukan pada ujung
prepusium.
Sistem Skeletal
 Muka terlihat kecil pada tulang tengkorak, yang
terlihat besar dan berat. Ukuran dan bentuk kepala
dapat terdistorsi oleh molding.
 Beberapa bbl menunjukkan jarak yang signifikan pada
kedua lutut ketika pergelangan kaki disatukan, tampak
seperti huruf O.
 Timbul 2 refleks yaitu refleks grasp dan refleks
babinski. Refleks grasp yaitu telapak tangan/kaki
disentuh dekat bawah jari, ini akan menyebabkan fleksi
(gerakan mencengkram). Refleks babinski, yaitu
telapak kaki bagian luar ditorehkan ke arah/atas dari
tumit hingga melintasi bola-bola kaki, hal ini
menyebabkan jempol mengalami dorsi fleksi & jari-jari
lainnya hiperekstensi.
Sistem Neuromuskular

Refleks Bayi Baru Lahir.

Bayi baru lahir memiliki banyak refleks


primitif. Waktu dimana refleks-refleks ini
muncul dan menghilang menunjukkan
maturitas dan keutuhan perkembangan
sistem saraf. Refleks yang paling sering
ditemukan pada bayi baru lahir normal
dideskripsikan pada pengkajian.
Skor APGAR
ASUHAN KEPERAWATAN
BBL
Pengkajian BBL
Postur.
Inspeksi bayi sebelum diperiksa. Merujuk pada grafik ibu
untuk presentasi janin, posisi dan jenis kelahiran, dimana
bayi melanjutkan posisi dalam uterus.
 Posisi bokong: tungkai lebih kurus dan kaku, bayi
melanjutkan posisinya di dalam uterus selama beberapa
hari.
 Tekanan prenatal pada ekstremitas atau bahu dapat
menyebabkan muka asimetris sementara.
 Berhenti menangis ketika dibiarkan untuk tetap
menekuk seperti posisi janin (lateral).
Tanda-Tanda Vital.
Periksa denyut jantung dan nadi.
Normal:
 Toraks (dada). Inspeksi dan palpasi.
 80-100 x/menit (tidur) hingga lebih 100 x/menit (menangis).
 Auskultasi.
kualitas: bunyi jantung pertama dan bunyi jantung kedua.

Denyut perifer: femoral, brakhial, popliteal, tibia posterior.


Normal: denyut perifer sama dan kuat.

Ukur temperatur:
Normal: 36,5 – 37,2 º C (temperatur stabil pada usia 8-10
jam).
Tanda-Tanda Vital.
Observasi & Laju Pernapasan.
Normal: 30-60 x/menit. Episode pernapasan periodik
singkat dan tidak tampak tanda-tanda distres
pernapasan/apneu (> 20 detik).
Pernapasan periodik:
Normal: periode pertama (reaktivitas): 50-60
x/menit. Periode kedua: 50-70 x/menit. Ronkhi halus.

Tekanan darah.
Normal (saat lahir): sistolik (60-80 mmHg); diastolik
(40-50 mmHg). Usia 10 hari: sistolik (95-100 mmHg)
dan diastolik (45-75 mmHg).
Berat Badan.
Normal: Perempuan: 3.400 gram dan laki-laki: 3.500 gram. Kehilangan
BB dapat diterima 10% atau kurang pada 3-5 hari pertama.

Panjang Badan.
Normal: 45-55 cm.

Lingkar kepala.
Normal: ukur kepala pada diameter terbesar (oksipitofrontal).
Mungkin perlu untuk diperiksa kembali pada hari ke-2/ke-3 setelah
resolusi molding dan caput succedaneum. 32—36,8 cm.

Lingkar Dada.
Normal: diukur sejajar puting susu. 2-3 cm dari lingkar kepala; rata-
rata antara 30-33 cm.
Kulit.
Normal:
 Periksa warna.
 Inspeksi (dalam posisi setengah telanjang) dan palpasi.
 Telangiektasis (gigitan burung stork/hemangioma
kapiler).
 Eritema toksikum/neonatorum (bercak pada bbl).
 Milia.
 Petekie pada bagian yang dipresentasikan.
 Ekimosis.
 Jaundis fisiologis terjadi pada 60% bayi matur pada
minggu pertama kelahiran.
 Bintik mongolian.
 Pembuluh darah: beberapa jelas dan besar di area
abdomen.
Kulit.
Normal:
 Inspeksi dan palpasi: cubit kulit dengan lembut pada abdomen dan
paha dalam untuk memeriksa turgor. Perhatikan adanya cadangan
lemak subkutan pada pipi dan bokong.
 Periksa verniks kaseosa.
 Periksa lanugo.

Kepala.
Normal:
 Palpasi kulit: caput succedaneum dapat menunjukkan beberapa
ekimosis.
 Inspeksi bentuk & ukuran: sedikit asimetris karena posisi dalam
uterus.
 Palpasi & inspeksi ukuran ubun-ubun (terbuka atau tertutup).
Fontanel anterior 5 cm serta berbentuk berlian.
 Palpasi sutura: kemungkinan sutura bertumpang tindih pada molding.
Mata.
Normal:
 Periksa letaknya pada wajah: mata dan jarak antarmata
masing-amasing 1/3 jarak dari kantus luar ke kantus luar
lainnya.
 Periksa kesimetrisan pada ukuran & bentuk.
 Periksa ukuran, gerakan, kedipan bola mata: refleks
mengedip.
 Periksa adanya sekret: terkadang ada atau tidak ada air
mata.
 Evaluasi adanya bola mata, ukuran & bentuk: ukuran sama.
 Periksa pupil: ukuran sama dan bereaksi pada cahaya.
 Memeriksa alis mata: strabismus sementara atau nistagmus
hingga bulan ke-3/ke-4.
 Periksa alis mata: tidak menyatu di tengah.
Telinga
Normal:
 Periksa ukuran, letaknya pada kepala, jumlah kartilago,
kanal auditoris terbuka.
 Kaji pendengaran: berespon terhadap suara dan bunyi
lainnya.

Wajah.
Normal: bulat dan simetris: dipengaruhi oleh jenis kelahiran.

Mulut.
Normal:
Inspeksi & palpasi (kaji mukosa pipi, pergerakan bibir
simetris/tidak).
Periksa gusi: warna pink.
Lidah.
Normal:
 Periksa palatum: lekukan anatomis dipalatum untuk
mengakomodasi putting susu, menghilang pada usia 3-4
bulan.
 Periksa refleks menoleh, isap dan ekstrusi.

Leher.
Normal:
 Inspeksi & palpasi gerakan, massa, dan memar: pendek,
tebal dan dikelilingi lipatan kulit.
 Kaji posisi dan kelenjar tiroid: tidak teraba.
Dada.
Normal:
 Inspeksi & palpasi bentuk: ujung sternum dapat menonjol.
 Perhatikan geraka dada: kadang-kadang retraksi saat
menangis.
 Evaluasi klavikula: utuh.
 Periksa iga: simetris dan bergerak saat bernapas.
 Periksa ukuran, letak, dan jumlah putting susu: menonjol, dan
simetris.
 Periksa jaringan payudara: nodul payudara 3-10 mm.

Abdomen.
Normal:
 Inspeksi & palpasi tali pusat: 2 arteri, 1 vena. Batas tegas.
Kering di dasar, tidak berbau. Klem menetap selama 24 jam.
Abdomen
Normal:
 Inspeksi & palpasi: bulat dan menonjool. Hati mungkin dapat
dipalpasi 1-2 cm di bawah kosta kanan. Tidak ada massa, tidak ada
distensi.
 Auskultasi BU: muncul dalam beberapa menit setelah lahir.
Mekonium keluar dalam 24-48 jam setelah lahir.
 Kahi warna: linea nigra karena pengaruh hormon.

Genitalia.
Normal: (wanita).
 Klitoris: biasanya edema.
 Labia mayora: edema, menutupi labia minora, dapat terdapat verniks
kaseosa.
 Labia minora: dapat menonjol keluar dari labia mayora.
 Urine: berkemih 2-6 x/hari selama 1-2 hari. 6-10 x/hari (hari ke-
5/ke-6).
Geitalia.
Normal (laki-laki):
 Testis: teraba pada kedua sisi, tertarik terutama ketika bayi
menggigil.

Ekstremitas:
Normal:
 Periksa lengan & tangan: lebih panjang dari tungkai pada periode
BBL. Pergerakan simetris.
 Periksa refleks genggam.
 Periksa tungkai & kaki: melengkung karena otot lateral lebih
terbentuk dari pada media.
 Hitung jumlah jari (tangan & kaki).
 Evaluasi sendi: rentang pergerakan penuh dan simetris (tangan &
kaki).
Anus:
Normal: status anus dengan tonus sfingter yang baik. Terdapat
kedutan anus. Pengeluaran mekonium dalam 48 jam setelah lahir.
Punggung.
Normal:
 Inspeksi & palpasi tulang belakang.
 Periksa bahu, skapula dan krista illiaka berada dalam bidang yang
sama.

Refleks:
 Sucking ( mengisap) dan rooting (menoleh).
 Menelan.
 Menggenggam: telapak tangan (plantar).
 Telapak kaki.
 Ekstrusi.
 Glabellar (tanda Myerson).
 Kaku leher/fencing.
 Moro.
 Melangkah atau berjalan.
 Tanda babinski.
Diagnosis Keperawatan
 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d:
1. Obstruksi saluran napas dengan mukus, darah, dan
cairan amnion.
2. Ketidakmampuan untuk membersihkan mukus
dengan batuk atau mengeluarkan dahak.
 Gangguan pertukaran gas b.d:
1. Obstruksi jalan napas.
2. Pola pernapasan tidak efektif.
 Resiko terjadinya ketidakseimbangan temperatur tubuh
b.d:
1. Ketidakseimbangan antara kehilangan panas tubuh
dengan produksi panas.
Hasil Perawatan yang Diharapkan

1. Mempertahankan pola pernapasan efektif.


2. Mempertahankan termoregulasi efektif.
3. Terbebas dari infeksi.
4. Mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
5. Membentuk pola eliminasi yang adekuat.
6. Terbebas dari perlukaan.
Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa: Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi lendir
berlebih atau posisi yang tidak benar.
Intervensi:
 Ajarkan orangtua bahwa tersedak, batuk dan bersin merupakan
respon normal neonatus yang membantu membersihkan jalan
napas.
 Ajarkan orangtua tekhnik menyusui yang mencegah kelebihan
menyusui & distensi perut serta mengajarkan neonatus
bersendawa secara sering mencegah regurgitasi & aspirasi.
 Posisikan neonatus telentang saat tidur untuk mencegah lemas.
 Penghisapan mulut dan nasofaring dengan bulb syringe sesuai
kebutuhan, membersihkan lubang hidung dan sisa sekresi kulit
untuk membersihkan jalan napas, mencegah aspirasi, & obstruksi
jalan napas.
Diagnosa: Risiko ketidakseimbangan temperature tubuh
berhubungan dengan luas permukaan tubuh relatif yang
lebih besar terhadap massa.
Intervensi:
 Menjaga suhu lingkungan netral untuk mengidentifikasi
perubahan suhu neonatus yang mungkin terkait
penyebab-penyebab lainnya.
 Memantau suhu ketiak neonatus secara sering untuk
mengidentifikasi setiap perubahan segera dan
memastikan intervensi awal.
 Mandikan neonatus dengan efisiensi ketika suhu stabil,
menggunakan air hangat, mengeringkan neonatus dengan
hati-hati, dan menghindari mengekspos tubuh neonatus
di lingkungan untuk menghindari kehilangan panas akibat
evaporasi dan konveksi.
Diagnosa: Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan
imunologi yang belum matang dan pajanan lingkungan.
Intervensi:
 Meninjau riwayat-riwayat kesehatan ibu sebagai bukti
dari setiap faktor risiko untuk memastikan apakah
neonatus mungkin cenderung untuk infeksi.
 Pantau tanda-tanda vital untuk mengidentifikasi
kemungkinan bukti awal infeksi, terutama
ketidakstabilan suhu.
 Apakah semua penyedia layanan, termasuk orang tua
melakukan praktik cuci tangan yang baik sebelum
menangani teknik BBL untuk menvegah penyebaran
infeksi.
 Memberikan profilaksis mata yang diresepkan untuk
mencegah infeksi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai