Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


KOMA DAN MATI BATANG
OTAK
By:
Kelompok SGD 4
A1-2014
Anggota Kelompok:
1. Venni Hariani 131411131034
2. Elyta Zuliyanti 131411131085
3. Syarif Hidayatullah 131411131088
4. Tessa Widya K. 131411131103
5. Thali’ah Jihan N. 131411133014
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Otak merupakan jaringan yang
paling banyak memakai energi
dalam seluruh tubuh manusia
dan terutama berasal dari proses
metabolisme oksidasi glukosa.
 Metabolisme otak merupakan
proses tetap dan kontinu, tanpa
ada masa istirahat.
 Bila aliran darah berhenti 10
detik saja, maka kesadaran
mungkin sudah akan hilang, dan
penghentian dalam beberapa
menit saja dapat menimbulkan
kerusakan yang irreversible.
Anatomi dan Fisiologi Otak

 Otak manusia mengandung


hampir 98% jaringan saraf
tubuh.
 Kisaran berat otak sekitar
1,4 kg dan mempunyai isi
sekitar 1200cc.
 Seseorang dengan ukuran
otak kecil (750cc) dan
ukuran otak besar (2100cc)
secara fungsinal sama
(Simon dan Schuster,1998).
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Cerebrum (Otak Besar)
 Cerebrum adalah bagian
terbesar dari otak manusia
yang juga disebut dengan
nama cerebral cortex,
forebrain atau otak depan.
 Cerebrum membuat manusia
memiliki kemampuan berpikir,
analisa, logika, bahasa,
kesadaran, perencanaan,
memori dan kemampuan
visual.
 Kecerdasan intelektual atau IQ
seseorang juga ditentukan oleh
kualitas bagian ini.
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Secara umum, belahan
otak kanan mengontrol
sisi kiri tubuh, dan
belahan otak kiri
mengontrol sisi kanan
tubuh.
 Otak kanan terlibat
dalam kreativitas dan
kemampuan artistik.
 Otak kiri untuk logika
dan berpikir rasional.
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Cerebellum (Otak Kecil)
 Otak kecil atau cerebellum
terletak di bagian belakang
kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas.
 Cerebellum mengontrol
banyak fungsi otomatis otak,
diantaranya: mengatur sikap
atau posisi tubuh,
mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan
tubuh.
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Otak kecil juga menyimpan
dan melaksanakan
serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari
seperti gerakan
mengendarai mobil,
gerakan tangan saat
menulis, gerakan mengunci
pintu dan sebagainya.
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Brainstem (Batang Otak)
 Batang otak (brainstem) berada di
dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang
sampai ke tulang punggung atau
sumsum tulang belakang.
 Bagian otak ini mengatur fungsi dasar
manusia termasuk pernapasan, denyut
jantung, mengatur suhu tubuh,
mengatur proses pencernaan, dan
merupakan sumber insting dasar
manusia yaitu fight or flight (lawan
atau lari) saat datangnya bahaya.
Anatomi dan Fisiologi Otak
Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak di bagian
tengah otak, membungkus batang
otak ibarat kerah baju.
Limbik berasal dari bahasa latin
yang berarti kerah.
Komponen limbik antara lain
hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik.
Anatomi dan Fisiologi Otak
 Sistem limbik berfungsi
menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon,
memelihara homeostasis, rasa
haus, rasa lapar, dorongan seks,
pusat rasa senang, metabolisme
dan juga memori jangka
panjang.
KOMA
Definisi

Prognosis
Etiologi

Komplikasi
Patofisiologi
Koma
Penatalaksanaan
Klasifikasi

Pemeriksaan Manifestasi
Klinis
Definisi
 Koma merupakan suatu keadaan tidak sadar menetap pada
pasien yang:
(1) tidak berespons pada stimulus verbal
(2) dapat memiliki berbagai respons terhadap stimulus nyeri
(3) tidak bergerak secara volunter
(4) dapat memiliki respon pupil terhada cahaya yang terganggu dan
tidak berkedip
(5) dapat memiliki pola pernafasan yang terganggu.

 Koma merupakan suatu keadaan di mana pasien dalam


keadaan tidur dalam dan tidak dapat dibangunkan secara
adekuat dengan stimulus kuat yang sesuai.
Etiologi
 Dua tipe gangguan yang menyebabkan koma :
 Lesi struktural pada otak yang menempatkan tekanan pada
batang otak atau struktur di dalam fosa kranial posterior,
termasuk serebelum, otak tengah, pons, dan medulla. Tipe ini
mempengaruhi ARAS (Ascending Reticular Activating System).

 Gangguan metabolik dan lesi difus yang menganggu kesiagaan


dan kesadaran dengan mengurangi suplai oksigen dan glukosa;
dengan meningkatkan akumulasi sampah metabolik di otak;
atau dengan menganggu proses metabolik serebral lain.
Patofisiologi

 Kesadaran merupakan suatu fungsi kompleks yang dikontrol oleh


reticular activation system (RAS) dan komponen RAS yang
terintegrasi.
 RAS mulai pada medulla sebagai formasio retikularis (FR).
 Formasio retikularis menghubungkan RAS yang terletak di otak
tengah kemudian ke hipotalamus dan talamus.
 Jaras terintegrasi menghubungkan ke korteks melalui talamus dan
sistem limbik melalui hipotalamus.
 FR menghasilkan kondisi siaga sedangkan RAS dan koneksi yang lebih
tinggi bertanggung jawab pada kesadaran diri dan lingkungan.
Patofisiologi

 Gangguan yang mempengaruhi bagian RAS dapat menyebabkan


koma.
 Untuk menyebabkan koma, suatu gangguan harus memengaruhi
kedua hemisfer serebri atau batang otak itu sendiri. Gangguan
akan memengaruhi area ini pada satu dari tiga cara:
 Kompresi langsung atau merusak struktur yang bertanggung
jawab pada kesadaran
 Menurunnya ketersediaan oksigen atau glukosa
 Efek toksik dari substansi tertentu pada struktur RAS
Klasifikasi

Koma Supratentorial Diensefalik

Koma Infratentorial Diensefalik

Koma Bihemisferik Difus


Manifestasi Klinis
 Menurut Corwin Elizabeth ( 2009 )
1. Perubahan respons pupil
2. Perubahan gerakan mata
3. Perubahan pola nafas
4. Perubahan respons motorik dan gerakan
5. Disfasia
6. Disfasia broca
7. Disfasia wernicke
8. Agnosia
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboraturium Dengan Alat
Pemeriksaan Laboraturium

Fungsi ginjal
Fungsi hati Liquor
Darah rutin (bun, serum Elektrolit Glukosa darah
(lft, sgot, sgpt) serebrospinalis
kreatinin)
Pemeriksaan dengan Alat

Elektroensefalografi Eko-
CT Scan Oftalmoskop (EEG) ensefalografi

Doppler
Arteriografi MRI
(b-scan)
Penatalaksanaan

Breathing

Blood

Brain

Bladder

Bowel
Komplikasi

Gangguan
Pneumonia
pernapasan

Dekubitus Aspirasi
Prognosis

 Dampak koma adalah dibutuhkannya perawatan jangka


panjang.
 Informasi prognosis dari banyak pasien dengan luka di
kepala, dapat dilakukan dengan GCS.
 Secara empiris, pengukuran ini dapat memprediksi trauma
otak.
 Hilangnya gelombang kortikol pada potensi terjadi somata
sensori merupakan indikator prognosis koma yang buruk.
(Brunner dan Suddart, 2001)
MATI BATANG OTAK
Definisi

Etiologi

Patofisiologi

Kriteria Mati Batang Otak

Pemeriksaan Diagnostik

Penatalaksanaan

Prognosis
De f i ni si
 Kematian batang otak didefinisikan sebagai hilangnya
seluruh fungsi otak, termasuk fungsi batang otak, secara
ireversibel.
 Tiga tanda utama manifestasi kematian batang otak adalah
koma dalam, hilangnya seluruh refleks batang otak, dan
apnea.
Etiologi

Perdarahan Overdosis Tumor Otak Hipoglikemi


Trauma Hipoksia Tenggelam Meningitis
Intrakranial Obat Primer a
Patofisiologi

Patofisiologi penting terjadinya kematian otak adalah


peningkatan hebat tekanan intrakranial (TIK) yang disebabkan
perdarahan atau edema otak.

Jika TIK meningkat mendekati tekanan darah arterial,


kemudian tekanan perfusi serebral (TPS) mendekati nol, maka
perfusi serebral akan terhenti dan kematian otak terjadi
(Lazar, 2001).
Patofisiologi
Penghentian aliran darah ke otak secara total akan
menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 5 sampai 10
detik.

Hal ini dapat terjadi karena tidak ada pengiriman oksigen ke


sel-sel otak yang kemudian langsung menghentikan sebagian
metabolismenya.

Aliran darah ke otak yang terhenti untuk tiga menit dapat


menimbulkan perubahan-perubahan yang bersifat irreversibel
(Guyton 1996).
Kriteria Mati Batang Otak
 Prakondisi
 Keadaan klinis saat ini tidak disebabkan oleh obat-obat
depresan sistem saraf pusat.
 Pasien dengan ventilator atas indikasi respirasi spontan yang
tidak adekuat: efek obat-obat penghambat neuromuskular
harus disingkirkan.
 Hipotermia dan gangguan metabolik berat bukanlah
merupakan penyebab utama kondisi pasien saat ini.
Kriteria Mati Batang Otak
 Tes
 Tidak ada respon pupil terhadap cahaya.
 Tidak ada refleks kornea.
 Tidak ada refleks vestibulo-okular.
 Tidak ada reflek muntah atau respons terhadap pengisapan
trakea.
 Tidak ada respons motorik pada daerah nervus kranial
terhadap rangsang nyeri, misalnya tekanan supraorbita.
 Tidak ada gerakan pernafasan ketika ventilator dilepaskan.
Kriteria Mati Batang Otak
 Tes harus dilaksanakan oleh dua orang dokter, yang
keduanya memiliki keahlian yang tepat dan satu atau
keduanya adalah dokter konsultan.
 Tes harus dilakukan dengan interval, kematian
dipastikan pada waktu tes kedua dilakukan, dengan
asumsi tidak adanya bukti fungsi batak otak yang
terdeteksi.
Pemeriksaan Diagnostik
 Untuk menegakkan diagnosis kematian otak, penggunaan
serangkaian protokol sertifikasi kematian otak cukup membantu.
 Jika kriteria klinis kematian telah ditemukan, seseorang tidak
dapat ditetapkan “mati otak” hingga dokter memastikan tidak
ada obat bius dan tidak ada obat-obatan barbiturat yang telah
diberikan 24 jam sebelumnya.
 Kematian otak telah ditunjukkan melalui salah satu dari studi
diagnostik berikut:
 Angiogram serebral
 Scan aliran darah serebral
 Dua kali EEG
Penatalaksanaan
 Untuk penatalaksanaan mati batang otak, bisa
digunakan euthanasia.
 Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup
seorang individu secara tidak menyakitkan, ketika
tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai
bantuan untuk meringankan penderitaan dari
individu yang akan mengakhiri hidupnya.
 Metode Euthanasia
a) Euthanasia sukarela
b) Euthanasia non sukarela
c) Euthanasia tidak sukarela
d) Bantuan bunuh diri
g n os is
Pr o
 Penelitian yang diterbitkan pasien yang memenuhi
kriteria untuk kematian batang otak atau kematian
seluruh otak (standar Amerika yang meliputi kematian
batang otak didiagnosis dengan cara yang sama) catatan
bahwa bahkan jika ventilasi dilanjutkan setelah
diagnosis, jantung berhenti berdenyut hanya dalam
beberapa jam atau hari.
ASUHAN
KEPERAWATAN
TERIMAKASIH~

Anda mungkin juga menyukai