Anda di halaman 1dari 39

KOLABORASI

MULTIPIHAK
DALAM
RESPONS
COVID-19
Laporan untuk minggu tgl. 14 – 18 Sept.
2020
DAFTAR ISI:
• Pemetaan siapa melakukan apa (3W) per tanggal 11 September 2020
(hal. 3-5)
• Capaian Rencana Respons Multi Sektor (MSRP) Penanganan Covid-19
Tim Mitra Kemanusiaan (HCT) dan Tim Negara Perserikatan Bangsa-
Bangsa (UNCT) Berdasarkan Indikatornya (hal. 6-12)
• Update progress, permasalahan dan usulan solusi dari Klaster Nasional
Penanggulangan Bencana dan SEJAJAR (hal. 15-35)
• Daftar Koordinator Klaster Nasional dan focal point mitra pendukung
Klaster Nasional dan jejaring lainnya (hal. 36-38)
*

*
Jumlah LSM/OMS, BADAN PBB, PRAMUKA DAN UNIVERSITAS
PER 18 SEPTEMBER 2020

*https://bit.ly/Kolaborasi_Multipihak_3W
Total jumlah kegiatan: 4.275 di 34 provinsi
600
552

500

417
400 379

302 300
300
258
213
200
170 166
155

100 95
100 85
72 59
57 47
43 43 39 34 34 30
26 22 22 20 19 17 17 17 15 14 13
0
t li l l l bi
rta ah NT
T ra ah mur lBar en ng B a
pu umu
t
ar
a rta Ba ng eh m se au ia
u
ba
r
lu
t
ra
t
be ul
u
al
o se ng tra luku lba
r ra
ka ng Ba ng i nt lte NT U t yaka pu Ac Kalti um Ri R Su Ba . Ba gk nt al lte am Sul ta
J a e e T Ka
B a u Pa S m S p. Su
m
a n ro K a J M
a S u
l.
U
iT w
a
a
T a S
uk
u g La Ke pu p Be Go
K
Ka
es Ja a w J aw al Yo Pa Ke
w J M
la
Su
Jumlah kegiatan
Kesehatan - respons COVID-19 1,384
Pendidikan 833
Air, Sanitasi dan Hygiene 931
Area Kegiatan

Kesehatan Reproduksi 450


Pencegahan dan Penanganan KBG dan Pemberdayaan Perempuan 174
Gizi 120
Hunian/Shelter 122
Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan 62
Mitigasi Dampak Sosial Ekonomi 49
Dukungan Psikososial dan Kesehatan Jiwa 38
Perlindungan Lansia, Orang dengan Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya 37
Pelayanan Multi-Sektor Penting 36
Perlindungan Anak 15
Logistik 6
Koordinasi dan Manajemen Tempat Penampungan 5
Keamanan 3
- 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600

*
Update terbaru
Progress, permasalahan dan usulan solusi*

*Catatan – warna:
Coklat: permasalahan, usulan solusi dan target baru.
Hijau: permasalahan dan solusi yang disampaikan dalam laporan sebelumnya dengan
progress berwarna kuning.
Merah: permasalahan telah diselesaikan.
Progres Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
1 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)

Klaster Logistik
Progress Rincian
Koordinasi  Rapat koordinasi dilakukan secara berkala setiap bulan (sebelumnya setiap 2 mingguan) terbuka untuk anggota dan
atau semua pihak yang membutuhkan informasi terkait layanan Klaster Nasional Logistik.

 Koordinasi secara khusus bertujuan untuk mengkoordinasikan isu-isu tertentu adalah:


1. Logistik medis terkait APD dan Alkes (Kemenko PMK, Kemenkes, Kemenperin, BNPB, ASPAKI, ALI)
2. Mekanisme penerimaan bantuan Luar Negeri (BNPB, ALFI, Bea Cukai) 
3. Kendala rantai pasok komoditas pangan bersama Kemenko Kesra, ALI, ALFI, dan Kemenko Ekonomi (ad-hoc)
4. Rapat untuk membahas antisipasi penyimpanan vaksin COVID-19, dengan Kementerian Kesehatan, BNPB,
Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia, WHO, dan berbagai pihak swasta (akan dilaksanakan dalam waktu dekat,
masih dilakukan follow up dengan badan pemerintah terkait)
5. Keterlibatan dalam mendukung kinerja Klaster Kesehatan

Manajemen informasi  Portal IM khusus Indonesia dikelola oleh Klaster Logistik Global, memuat berbagai dokumen: Konsep Operasi, SOP,
Notulen Rapat, Aturan terkait, dll. (https://logcluster.org/countries/IDN);
 Share point (lokal) menyimpan berbagai dokumen, daftar penyedia layanan logistik, daftar kontak, dll. Untuk
internal anggota (https://wfp.sharepoint.com/sites/KlasterNasionalLogistik); 
 Peta Konsep Operasi yang selalu diperbaharui (per 2 bulan):  https://bit.ly/2BX8o0d 
 Menjembatani informasi (prosedur, panduan, kebijakan dan aturan) antara Pemerintah (Kemenkes) terkait APD
kepada produsen/supplier APD di Indonesia (300-an perusahaan/UMKM)
 Pengembangan SOP terkait penerimaan bantuan Internasional (BNPB, ALFI & DJBC)
 Daftar peraturan yang dikeluarkan pemerintah selama masa pandemi di Indonesia
Progres Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
1 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Logistik
Progress Rincian
Layanan operasi ALFI (Asosiasi Logistik & Freight forwarding Indonesia):
logistik melalui dunia 1. Layanan kepabeanan di entry points untuk semua pihak (a) Bandara Soekarno-Hatta, (b) Bandara Halim Perdana Kusuma,(c)
Pelabuhan Tanjung Priok; (d) Surabaya; (e) Semarang; (f) Medan; (g) Makassar; (h) Denpasar
usaha 2. Penyediaan layanan transportasi darat untuk logistik medis dari titik masuk ke berbagai Provinsi (user: BNPB)

PT Pos Indonesia:
3. Penyediaan ruangan penyimpanan di kantor-kantor Pos seluruh Indonesia;
4. Penyediaan layanan transportasi darat untuk logistik medis dan bansos ke daerah (users: Kemenkes, Kemensos, BNPB);

ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia):
5. Fokus pada pengiriman logistik medis via udara ke berbagai Provinsi
6. Penyediaan layanan transportasi darat untuk logistik medis dan non medis;

ARPI (Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia):


7. Penyediaan penyimpanan dan transportasi pendingin yang dapat menyimpan vaksin di 9 provinsi;
8. Dapat pula menyediakan dukungan static storage pendingin 2-5 derajat (20’ dan 40’ container) yang bisa diletakkan di
daerah-daerah di 26 provinsi; dan dapat dipindahkan juga ke tempat lain (mobile).

Telah dilakukan Pemetaan Kapasitas Logistik mencakup layanan: Storage, Cold Storage, Handling, and Transport. Laporan
akan disampaikan segera setelah mendapat konfirmasi final dari dunia usaha. Provinsi: Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, DIY, Papua, Banten, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Tengah, DKI Jakarta dan Bali.

Daftar produsen lokal terkait APD dan Alkes dari Kementerian Perindustrian: akan di-share kepada anggota Klaster sesuai
pertemuan rapat koordinasi rutin Klaster Logistik 18 September 2020.
Progres Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
1 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Logistik
Progress Rincian
Dukungan kepada  Koordinasi Umum dengan Provinsi dilakukan secara ad-hoc, termasuk pemetaan Kapasitas logistik. Aktivasi Klaster
Pemda Logistik ditingkat Provinsi sedang diinisiasi. Dukungan aktivasi koordinasi ditingkat daerah akan diinisiasi dengan
provinsi Sulawesi Selatan & Kalimantan Selatan.
1. Sulawesi Selatan (regional hub):
• Pertemuan dengan peserta perwakilan stakeholders di 6 provinsi di Sulawesi (pertemuan pertama: 49
orang, pertemuan kedua 41 orang); dihadiri BNPB, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, PMI,
BUMN, dsb. Agenda: identifikasi kesenjangan logistik berdasarkan hasil pengkajian kapasitas logistik,
pengembangan Konsep Operasi logistik untuk penanganan COVID19, dan Identifikasi Aktor/Pelaku
operasi logistik darurat COVID19 (3W), serta distribusi kuesioner pemetaan kapasitas 6 provinsi. 
• Mengadakan pertemuan tindak lanjut dengan seluruh provinsi di Pulau Sulawesi. Agenda: Sosialisasi
& Pengembangan Strategi Logistik Untuk Hub Regional Sulawesi Dalam Menghadapi Pandemi COVID-
19; khususnya pengembangan konsep operasi dan pemetaan kapasitas logistik. Minggu ini dilakukan
pertemuan tindak lanjut dengan tiga provinsi yang sebelumnya kurang terwakili: Sulawesi
2. Kalimantan Selatan: aktif dalam diskusi pembentukan SK klaster provinsi Kalimantan Selatan dengan BPBD
Kalsel, BNPB, PMI, dan berbagai stakeholders lokal.

Pembelajaran &  Sejalan dengan mendukung kegiatan operasi logistik, Klaster Nasional Logistik bersama BNPB membentuk tim
Pemantauan  yang bertujuan memonitor, menganalisa dan mengevaluasi peran dan tanggungjawab sesuai dengan kesepakatan
dalam Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (UTTJ). 
 Menyelesaikan draf panduan FGD untuk pembelajaran dan pemantauan kegiatan operasi klaster nasional logistik,
dan berkoordinasi dengan BNPB untuk rapat pembahasan hal terkait.
Progres Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
1 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Logistik
Progress Rincian
Knowledge  Webinar ‘Strategi Rantai Pasok Kemanusiaan dalam masa Covid-19 di Indonesia’ tanggal 28 Juli 2020 dihadiri oleh
Sharing/multi actors total 169 peserta (P:48/L:121);
discussion  Diskusi peningkatan kesadaran bersama ditingkat LSM/masyarakat tentang pentingnya manajemen logistik yang
baik, tanggal 16-18 Juni, dengan total peserta 477 orang (P:347/L:130);
 Pelatihan untuk anggota TAGANA, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur tanggal 25-26 Juni ; Jawa Tengah dan
Kalimantan Selatan 20-24 Juli; Jawa Barat dan NTT; 14 – 21 Agustus. Total peserta 930, L:754, P:176. Akan
dilakukan pelatihan serupa untuk TAGANA Banten di pertengahan bulan September.
 Evaluasi Pelatihan TAGANA tahap 1 dan pembahasan rencana tahap 2 sesuai dengan hasil evaluasi.
 Rantai pasok komersial, bekerja sama dengan KemenKo PMK;
 FGD 1, Penetapan Definisi, Daftar dan Prioritas Barang Penting Komersial di masa Pandemi COVID-19 di
Indonesia, total peserta 62 orang (L:37/P:25). Barang penting yg di sepakati bersama KemenKo PMK untuk
prioritas pemetaan rantai pasok adalah: Buah jeruk, telur, dan hand-sanitizer.
 Rangkaian FGD kedua untuk pemetaan rantai pasok komersial mulai dilakukan di tanggal 27 Agustus 2020,
dengan beberapa perusahaan dan stakeholders terkait. Pertemuan-pertemuan sejenis akan dilakukan hingga
bulan September, dan hasil pemetaan untuk ketiga komoditas penting akan disampaikan pada pertemuan di
bulan September. Sampai saat ini sudah dilakukan 9 FGD untuk 3 komoditi penting (Hand Sanitizer, telor, dan
Buah Jeruk.
 Mempersiapkan webinar penyampaian hasil pemetaan/hasil FGD yang akan dilaksanakan tanggal 23 dan 25
September 2020.
Permasalahan dan Usulan Solusi Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
1 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)
No Permasalahan Solusi Target/progress
1 Kebutuhan akan sumber daya dan kapasitas Klaster Logistik telah selesai melakukan pemetaan kapasitas logistik dunia September 2020
logistik semakin meningkat seiring usaha di 14 Provinsi: Jawa Timur, Sulawesi Selatan,Kalimantan Selatan, Jawa
meningkatnya kasus COVID-19 di beberapa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sumatera
daerah.  Barat, Papua, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Bali. Draf laporan sedang
dalam proses konsultasi eksternal.
2 Kebutuhan penyimpanan pendingin yang Akan dilakukan koordinasi untuk membahas antisipasi penyimpanan vaksin Ongoing
cukup dan memadai harus segera tersedia COVID-19, dengan Kemenkes, BNPB, Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia
untuk antisipasi vaksin COVID-19. (ARPI), WHO, dan berbagai pihak swasta. Minggu ini telah dilakukan
pemetaan kapasitas penyimpanan dengan kontrol suhu yang dimiliki oleh
anggota ARPI; dan ARPI sendiri sudah aktif bergabung dalam klaster logistik.
3 Dukungan kepada Pemda Dukungan kepada Pemda khususnya dalam memastikan kapasitas logistik Ongoing
yang tersedia didaerah dimanfaatkan secara maksimal dan terbangun
koordinasi antara semua pihak termasuk pihak swasta. Di Sulawesi sedang
dilakukan koordinasi lebih lanjut untuk kerjasama antar pihak kebencanaan.
4 Dalam rapat koordinasi klaster logistik pada Koordinasi dengan Klaster Kesehatan (Pusat Krisis Kesehatan) dalam Ongoing
24 Juli, diangkat permasalahan terkait membagi tugas dan tanggungjawab masing-masing klaster. Tim telah
pembagian peran dan tanggungjawab antara terlibat dalam rapat koordinasi klaster kesehatan dan turut berkontribusi
klaster logistik dan klaster kesehatan dalam menunjang aspek-aspek logistik sesuai diskusi.
5 Peningkatan kapasitas medis di tingkat Kerjasama dengan PKK Kemenkes dan WHO dalam mengidentifikasi dan Dalam diskusi
daerah mengimplementasikan kegiatan pelatihan logistik medis yang dibutuhkan
oleh daerah. Dengan ARPI, juga akan dilakukan peningkatan kapasitas untuk
penanganan barang-barang yang membutuhkan fasilitas pendingin dalam
penanganan dan penyediaannya.
3 Progres Sub-cluster Air, Sanitasi dan Hygiene terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Sub-Klaster Air Sanitasi dan Hygiene
Progres  Sub-Klaster WASH
 Total 20 pertemuan koordinasi Klaster WASH nasional telah dilakukan. Pertemuan koordinasi sub-kluster WASH ke 20 (15 September 2020) dengan topik
akselerasi penyiapan pembukaan kembali sekolah di sektor WASH. Ketersediaan fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), toilet yang bersih dan disinfeksi
merupakan daftar periksa utama yang perlu dipenuhi dalam pembukaan kembali sekolah sehingga diharapkan anggota Sub-klaster WASH dapat membantu
penyiapan tersebut agar tidak sampai menghambat pembukaan kembali sekolah. Prioritas diberikan pada zona hijau dan kuning, terutama yang dikelilingi
zona orange dan merah. Kolaborasi pendanaan perlu terjadi. Pelibatan pihak swasta juga perlu ditingkatkan.
 Kegiatan uji coba survey 3M telah selesai dilakukan di DKI Jakarta. Survey 3M akan dikembangkan di 8 provinsi prioritas dengan dibantu Tim Koordinasi
Relawan (TKR) Covid-19.
 Penguatan Sub-klaster WASH melalui penyiapan dokumen-dokumen pendukung platform koordinasi seperti Rencana Kontinjensi, Standard intervensi, tools
dan sebagainya yang juga mengakomodir kondisi Pandemik.
 Merencanakan pemutakhiran Panduan Klasnas PP bersama seluruh Sub-Klaster di bawahnya.
 Pedoman & Protokol
 Buku Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun – untuk berbagai setting (Kemenkes)
 Buku Panduan Opsi Sarana CTPS di Sekolah (Kemendikbud)
 Buku Panduan Penanganan Limbah Infeksius Rumah Tangga (Kemenkes)
 Buku Tata Cara Pemicuan 5 Pilar STBM pada Situasi Pencegahan & Pengendalian COVID-19 (Kemenkes)
 Manajemen Informasi
 Update Form 4W sektor WASH and Pemetaan Intervensi WASH (link)
 Inisiasi 4W khusus untuk intervensi WASH di sekolah. Data sementara: intervensi ada di 12 Provinsi dan 46 Kabupaten/Kota oleh 13 organisasi ( link)
 Googlesite Sub-Klaster WASH (link) – notulensi WASH Cluster meeting, panduan, protocol, dsb.
3 Permasalahan dan Usulan Solusi Sub-cluster Air, Sanitasi dan Hygiene terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 18 September 2020)
No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian
1.   Masih terbatasnya pengumpulan data terkait  Terus melakukan pendekatan kepada organisasi dan Akhir September 2020
pemetaan organisasi yang melakukan intervensi di akan diperlukan dukungan dari Koordinator Klasnas
sekolah PP untuk mendorong pengumpulan data ini.
2.  Survey 3M akan memerlukan banyak relawan (total  Melibatkan anggota WASH Cluster untuk turut Oktober 2020
26,000 relawan) agar dapat mencakup provinsi melakukan survey 3M
prioritas.
3.  Bagaimana organisasi Sub-Klaster WASH dapat  Pos Pendidikan diusulkan menjadi titik koordinasi Berlanjut
berkoordinasi di tingkat lokal untuk membantu awal sehingga perlu dipastikan bahwa seluruh Pos
penyiapan pembukaan kembali sekolah. Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota telah
diaktifkan.
4.  Dalam Panduan Klasnas PP, sistem koordinasi di  Dilakukan pemutakhiran Panduan Klasnas PP, tidak Desember 2020
tingkat Provinsi/Kab/Kota tidak terdeskripsikan hanya untuk sub-klaster WASH, namun untuk semua
sehingga terjadi missing link koordinasi antara pusat Sub-Klaster.
dan daerah dan koordinasi Sub-Klaster WASH di
daerah menjadi sangat lemah.

21
Laporan Kemajuan Klaster Kesehatan pada respons COVID-19
13 (Periode 14 – 18 Sep 2020)

Klaster Kesehatan - WHO


Laporan • WHO terus mendukung Kemenkes untuk asesmen lapangan yang komprehensif di 15 provinsi. Enumerator mengumpulkan,
Baru: menyusun, dan menganalisis data yang diperoleh melalui checklist dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Dinkes), laboratorium
provinsi, rumah sakit, pos kesehatan pelabuhan, Satgas COVID-19, puskesmas dan posyandu. Sebagian besar enumerator ini
adalah relawan yang dipilih oleh Satgas. Penilaian tersebut diharapkan selesai pada akhir September. Hasilnya akan digunakan
untuk mengidentifikasi kekuatan, praktik terbaik, kesenjangan, dan tantangan respons COVID-19; mereka juga akan memandu
pengembangan rekomendasi dan pembaruan rencana respons COVID-19 di tingkat provinsi dan nasional, yang akan melengkapi
Intra-Action Review (IAR). Sulawesi Utara sedang menyelesaikan rencananya dan Yogyakarta mempresentasikan drafnya pada
15 September.

• Pada tanggal 16 September, WHO dan Kemenkes berbagi pengalaman dan manfaat dari pelaksanaan IAR pada webinar dgn
WHO regional – SEARO. Kemenkes Indonesia akan menyampaikan pengalamannya dengan tujuan mendorong negara lain di
Kawasan regional untuk melakukan IAR.

• Dari 10 hingga 11 September, WHO dan mitranya, bekerja sama dengan Kemenkes dan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19,
mengadakan pelatihan penyegaran tentang pelacakan kontak di 514 kabupaten di Indonesia. Hampir 700 peserta menghadiri
webinar tersebut. dibagi menjadi empat sesi. Dalam satu sesi, peserta dari tingkat daerah berbagi pengalamannya melakukan
contact tracing dengan DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Barat dan provinsi lain juga
berdiskusi tentang pembelajaran yang ada. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes, meluncurkan
buku pegangan tentang pelacakan kontak yang akan digunakan oleh pelacak kontak lapangan untuk meningkatkan pengawasan
secara nasional
Laporan Kemajuan Klaster Kesehatan pada respons COVID-19
13 (Periode 14 – 18 Sep 2020)

Klaster Kesehatan - WHO


Laporan • WHO mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam studi seroepidemiologi di 17 provinsi di Indonesia. Penelitian ini
Baru: bertujuan untuk mengukur prevalensi antibodi terhadap SARS-CoV-2 dan bagian orang tanpa gejala, pra-gejala, atau subklinis
pada populasi umum berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur untuk mengidentifikasi cakupan penyakit dalam suatu
komunitas. Studi ini adalah bagian dari WHO Unity Study, sebuah inisiatif global yang memungkinkan negara-negara, dalam
pengaturan sumber daya, untuk dengan cepat mengumpulkan data yang kuat tentang parameter epidemiologis utama untuk
lebih memahami, menanggapi, dan mengendalikan pandemi COVID-19. Studi ini akan melibatkan peneliti multidisiplin dari
berbagai institusi akademik dan penelitian bersama dengan para ahli di bidang ISPA, laboratorium rujukan regional dan otoritas
kesehatan di tingkat subnasional.

• WHO telah mendukung Kemenkes untuk mengembangkan protokol penelitian, logistik dan mobilisasi sumber daya untuk
penelitian tersebut. Pelatihan petugas lapangan di 69 kabupaten dan pengujian lapangan di DKI Jakarta akan dilakukan sebelum
pengumpulan spesimen dimulai pada bulan Oktober. Beberapa kegiatan yang dilakukan di bulan September, sebagai berikut:
o Pada 11 September, WHO menyerahkan 127 kit reagen yang dapat melakukan hingga 12.192 tes antibody kepda
Kemenkes.
o Pada tanggal 08 September, WHO mendukung orientasi virtual pertama untuk 17 provinsi bekerja sama dengan
Kemenkes. WHO mempresentasikan pengumpulan sampel, distribusi logistik, dan persyaratan pengujian laboratorium
untuk penelitian tersebut. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional (NIHRD) telah ditunjuk sebagai
Laboratorium Referensi Nasional untuk penjaminan mutu penelitian dan delapan laboratorium subnasional telah ditunjuk
sebagai laboratorium penguji. Pelatihan petugas lapangan di 69 kabupaten terpilih dan pengujian lapangan di DKI Jakarta
akan dilakukan sebelum pengumpulan spesimen dimulai pada bulan Oktober.
Laporan Kemajuan Klaster Kesehatan pada respons COVID-19
13 (Periode 14 – 18 Sep 2020)

Klaster Kesehatan - WHO


Laporan • Pada 16 dan 17 September, Kemenkes, dengan dukungan dari WHO, mengadakan webinar tentang IPC untuk rumah sakit di
Baru: wilayah timur Indonesia. Ini adalah sesi terakhir dari seri webinar yang merupakan rekomendasi dari penilaian risiko paparan
COVID-19 petugas kesehatan.

• WHO terus mendukung pemerintah untuk analisis program berbagai layanan kesehatan penting untuk memastikan
kelangsungannya selama pandemi. Pembaruan dari program malaria dapat dilihat di WHO Sitrep # 25

• WHO menyarankan bagian komunikasi publik dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
COVID-19 untuk mengembangkan pesan informasi, edukasi, dan komunikasi (KIE) bagi masyarakat untuk melakukan protokol
kesehatan selama COVID -19 pada hari peringatan kesehatan yang penting, hari libur dan perayaan lainnya. KPCPEN, kemudian
menerbitkan materi KIE untuk Hari Olahraga Nasional pada 09 September dan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional pada 12
September.
Laporan Kemajuan Klaster Kesehatan pada respons COVID-19
13 (Periode 14 – 18 Sep 2020)

Klaster Kesehatan - WHO


Laporan • Pada 10 September, WHO berpartisipasi dalam pertemuan yang diadakan oleh Kemenko PMK bersama mitra dan kementerian
Baru: terkait lainnya untuk membahas kandidat vaksin COVID-19 dan pengenalan, juga rencana pdistribusi saat vaksin sudah tersedia.
Fasilitas COVAX akan memasok negara-negara yang berpartisipasi dengan jlh dan dosis vaksin untuk mengimunisasi 20%
populasi negara tersebut. Pada tahap awal akan menyediakan vaksin untuk 3% dari total populasi yang akan mencakup petugas
kesehatan dan staf penting, diikuti oleh 17% lainnya untuk kelompok populasi prioritas, pada tahun 2021. Pemerintah juga
sedang dalam negosiasi bilateral dengan produsen untuk mendapatkan dosis tambahan vaksin. Fokus utama pemerintah tetap
pada produksi vaksin lokal.

• WHO secara teratur membagikan pesan kesehatan penting di situs web dan platform media sosial - Twitter dan Instagram - dan
baru-baru ini mempublikasikan
o Tanya jawab tentang penggunaan masker pada anak-anak
o Saran penggunaan masker untuk anak-anak di masyarakat dalam konteks COVID-19
• Infografis tentang:
o Mengatasi kekerasan dalam rumah tangga,
o COVID-19 dan NCD
o Panduan untuk mengadakan pertemuan kecil.
13 Isu dan Rekomendasi dari Klaster Kesehatan – dari INTRA ACTION REVIEW pada respons COVID-19
(Periode 14 – 18 Sep 2020)
No Isu Solusi Target
1 Komando dan koordinasi penanggulangan Covid-19 belum optimal • Mengkaji rencana respon sektor kesehatan dengan struktur • Jangka pendek
karena ego sektoral, perubahan struktur komando, dll. Belum ada koordinasi, komando dan koordinasi (Incident Management
jadwal sistematis rapat koordinasi rutin antara berbagai sektor di Team) dan penjabaran yang lebih jelas mengenai focal point,
tingkat pusat dan antara pemerintah pusat dan daerah untuk tugas dan fungsi tim respon COVID-19 (untuk fungsi
memantau indikator rencana respons COVID-19. operasional dan strategis) sesuai dengan ketentuan Menteri
Kesehatan Dekrit.

• Rapat koordinasi berkala untuk memantau indikator rencana


2 Kendala dalam penyusunan rencana strategis dan rencana operasional respon di tingkat pusat (koordinasi multi sektoral) dan antara
karena tumpang tindih tugas operasional dan strategis bagi staf yang pemerintah pusat dan daerah serta meningkatkan
bertugas; kualitas data yang kurang optimal (keterlambatan data / penggunaan platform mitra untuk memantau indikator
ketidaksesuaian data di lapangan) dan kurangnya data membuat respon COVID-19.
kesulitan dalam penggunaan data untuk pengambilan keputusan dan
perencanaan strategis. • Aktivasi klaster kesehatan di tingkat pusat dan daerah untuk
merespon COVID-19

• 10-11 September, WHO mengikuti pertemuan dengan


3 Klaster kesehatan belum dimanfaatkan secara optimal untuk Center for Health Crisis Management, Subdirektorat
penanggulangan COVID-19 karena belum ada pengaktifan klaster Emerging Infectious Disease dan pemangku kepentingan
kesehatan dan pertemuan klaster kesehatan rutin untuk utama untuk membahas revisi rencana respons operasional
penanggulangan COVID-19 tidak berlangsung. COVID-19. Rekomendasi Kajian Intra-Aksi untuk setiap pilar
dipresentasikan dan didiskusikan tentang bagaimana
menerjemahkan rekomendasi menjadi kegiatan prioritas
4 Edarkan ke provinsi untuk menyiapkan / meninjau rencana respons dalam revisi rencana respon nasional dan provinsi.
COVID-19 dan memantau indikator respons COVID-19 diperlukan.
13 Isu dan Rekomendasi dari Klaster Kesehatan – dari INTRA ACTION REVIEW pada respons COVID-19
(Periode 14 – 18 Sep 2020)
No Isu Solusi Target
• Provinsi terus menyelesaikan rencana respon operasional, dan • Ini merupakan target
Yogyakarta mempresentasikan drafnya pada 15 September. jangka pendek dan
menengah untuk
• Pada tanggal 16 September, WHO dan Kemenkes berbagi meningkatkan kesiapan
pengalaman dan manfaat melakukan IAR pada webinar WHO dan penanganan
Regional/SEARO. Kemenkes Indonesia menyampaikan pandemi.
pengalamannya dengan tujuan mendorong negara-negara lain
di tingkat regional untuk melakukan IAR.

1 • Pengembangan modul pelatihan berjenjang untuk • Jangka Menengah dan


kesiapsiagaan dan respons pandemi berdasarkan Panjang
pembelajaran dari pandemi COVID-19
• Menerapkan After Action Review (AAR) untuk COVID-19
• Penyusunan Dasbor database untuk pengambilan keputusan
perintah dan koordinasi respons pandemi.
Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
14 (dihimpun dari pertemuan hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Kesehatan : Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Progress: • Advokasi keberlanjutan layanan esensial kesehatan reproduksi (Kemenkes, IBI, IDI, BKKBN, IAC, PKBI, UNFPA, WHO):
1. Ketersediaan darah aman (Bank Darah di Rumah Sakit, Unit Transfusi Darah/PMI),
2. Layanan Ibu hamil beresiko tinggi dan melahirkan,
3. ketersediaan APD untuk bidan2 dalam mendukung layanan Kesehatan Reproduksi dan KB,
4. ketersediaan alat kontrasepsi,
5. ketersediaan ARV bagi ODHA,
6. Mekanisme rujukan Ibu melahirkan pada saat pandemi Covid19)
• Ketersediaan pedoman2 Kesehatan Keluarga (Kespro) dan sesitisasi/webinar2 yang diperlukan pada masa COVID19
(Kemenkes)
• Pelaksanaan programme rutin PPAM dengan adaptasi protocol COVID19 (Kemenkes)
• Fasilitasi Rapat Koordinasi Sub Klaster Kespro untuk komponen (Ibu hamil, KB, HIV, Balita, Lansia, Remaja, KBG)
• Finalisasi Pedoman dan Petunjuk Teknis Pelayanan dan Ketersediaan Kontrasepsi pada situasi krisis (BKKBN, UNFPA)
• Finalisasi Paket Pelayanan Awal Minimum untuk Layanan Kesehatan Reproduksi Lansia (Kemenkes)
• Dukungan bantuan APD untuk Praktek Bidan Mandiri dalam mendukung pelayanan kesehatan reproduksi termasuk
Keluarga Berencana/ Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan (IBI, BKKBN, DOCTORSHARE, UNFPA)
• Dukungan bantuan 600 Kit individu (Kit Ibu hamil, Kit ibu melahirkan, Kit bayi baru lahir) untuk Ibu yang paling
membutuhkan (IBI, UNFPA)
• Supervisi pelaksanaan kewaspadaan standar, layanan ANC online dan kelahiran, pelatihan online (IBI, DOCTORSHARE)
• Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi esensial (PKBI)
• Edukasi, pelaksanaan pelayanan KB, telemedicine, Distribusi APD di Batang dan Brebes (JHPIEGO)
• Monitoring ketersediaan ARV, dan memastikan pasien untuk terapi ARV (IAC)
• Penguatan pengumpulan data di 412 klinik bidan mandiri (IBI, UNFPA)
• Finalisasi Pedoman Tatalaksana Klinis Korban Kekerasan Seksual dalam situasi Krisis (Kemenkes, UNFPA anggota sub
klaster kespro)
14 Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari pertemuan hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Kesehatan : Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Progress: • 9,067 orang muda mendapatan inforkasi kesehatan reproduksi melalui platform social media (Yayasan Siklus Indonesia, UNFPA)
• Layanan kesehatan reprodusi dan konsultasi online oleh tenaga kesehatan terlatih di Yogyakarta (Yayasan Siklus Indonesia, UNFPA)
• Dukungan 20,000 APD kepada bidan-bidan (Praktek Bidan Mandiri) oleh BKKBN/BNPB/IBI
• Launching kampanye kesehatan melalui ‘community of practice (COP)’melibatkan 26 influencers dan digital content producers anak
muda.(UNFPA)
• Pengembangan dan diseminasi infografik dan video terkait HIV, Kesehatan Jiwa, COVID19 oleh organisasi berbasis komunitas melalui
sosial media dalam pengurangan resiko COVID19 untuk kelompok rentan.
• 60,000 populasi kunci terjangkau dan mendapatkan informasi dan edukasi terkait HIV, AIDS dan COVID19 (Organisasi berbasis
komunitas, pengelola programme HIV, UNFPA)
• Sensitisasi Pedoman Layanan Kontrasepsi pada situasi Krisis Kesehatan kepada seluruh mitra terkait di seluruh Provinsi (228-30 Juli 2020
BKKBN/UNFPA)
• Bantuan respon bencana di Kabupaten Luwu Utara. Distribusi bantuan 890 Kit Individu untuk Ibu hamil, perempuan usia subur, ibu
bersalin, bayi baru lahir, lansia (Kemenkes, UNFPA, DFAT)
• Aktivasi dan Koordinasi rutin dengan sub klaster kesehatan reproduksi di Kabupaten Luwu Utara dibawah koordinasi Dinas Kesehatan
dan Kementerian Kesehatan.
• Distribusi 1 tenda kesehatan reproduksi untuk pelayanan Ibu bersalin, ANC, KB di lokasi terdampak Kabupaten Luw Utara, Desa Melih.
Akand dioperasikan oleh puskemase terdekat.
• Diskusi dengan FKM UI (penjejakan kerjasama dengan organisasi profesi) terkait kemungkinan pelatihan penguatan kapasitas bidan (DKI
Jakarta dan Jawa Timur) dalam pelayanan Kesehatan Reproduksi disituasi COVID19 (FKM UI, IBI, UNFPA)
• Penyusunan rencana kerja penguatan kapasitas bidan dan dukungan psikososial serta rujukan kesehatan jiwa (jika diperlukan) (Yayasan
Pulih)
14 Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari pertemuan hasil diskusi sampai 18 September 2020)
Klaster Kesehatan : Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Progress: • Pertemuan Sub Klaster Kesehatan Reproduksi Nasional, penguatan sub klaster, perencanaan inklusi
disabilitas dan lansia dalam pelaksanaan layanan kesehatan reproduksi, penguatan data dan pengelolaan
informasi dalam sub klaster (Kemenkes, Anggota Sub Klaster Kesehatan Reproduksi, UNFPA)
• Pertemuan Sub Klaster Kehatan Reproduksi Kabupaten Luwu Utara, monitoring pelaksanaan paket awal
minimum kesehatan reprodusi : Ibu hamil, layanan kesehatan reproduksi remaja, pelayanan KB pada
masa paska bencana banjir dan situasi COVID19 di Kabupaten Luwu Utara (Kemenkes, BKKBN, Dinkes
Prov Sulawesi Selatan, Dinkes kan Luwu Utara, BKKBN Prov, BKKBN Luwu Utara, IBI, Yayasan Pulih, PKBI,
PKBI Sulawesi Selatan, UNFPA)
14 Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari pertemuan hasil diskusi sampai 18 September 2020)

No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian


1 Pelaksanaan prokokol layanan ibu hamil dan melahirkan yang Sensitisasi dan diskusi untuk Berlanjut
tidak dipahami sepenuhnya oleh tenaga kesehatan dan fasilitas penerapan protocol penanganan
kesehatan yang dapat mempengaruhi penyelamatan jiwa pelayanan ibu hamil dan ibu
bersalin dengan benar
2 Koordinasi yang belum terlalu intens dibawah sub klaster Memperkuat koordinasi sub Klaster Berlanjut
kesehatan reproduksi, pelibatan Non pemerintah dalam kesehatan reproduksi dilevel pusat
memastikan pelayanan yang terintegrasi, tidak tumpeng tindih dan daerah
sangat diperlukan
3 Keterbatasan APD untuk tenaga2 bidan dalam masa transisi Advokasi dan dukungan APD untuk Berlanjut
COVID19 dan masa new normal. Saat ini IBI melaporkan 18 tenaga2 bidan
bidan yang meninggal karena terinfeksi COVID19 positif
4 Data Ibu hamil yang positif COVID19 tidak tersedia di Advokasi ketersediaan data Berlanjut
dashboard gugus tugas, yang tersedia hanya data berdasarkan COVID19 untuk kelompok rentan
jenis kelamin dan usia (Ibu hamil, orang dengan disabitas)
5 Penurunan jumlah pengguna alat kontrasepsi yang menurun Memperkuat strategi pelayanan KB Berlanjut
drastic (perkiraan hamper 40% antara Maret – akhir april), dalam masa COVID19, dengan
potensi untuk meningkatnya jumlah ibu hamil secara cepat mengikuti SOP, membatasi layanan
dalam masa pandemic COVID19; kehamilan yang tidak tatap wajah dan mekanisme
direncanakan/diinginkan distribusi alat kontrasepsi

31
14 Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari pertemuan hasil diskusi sampai 18 September 2020)
No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian
6 Gangguan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan Kesehatan Perlunya koordinasi untuk Berlanjut
 Petugas kesehatan sibuk dengan respons COVID-19 keberlanjutan dan pemerataan
 Fasilitas kesehatan tutup atau membatasi layanan bantuan APD bagi penguatan
 Kurangnya ketersediaan APD layanan kesehatan reproduksi dan
KB di fasilitas kesehatan
7 Masyarakat (termasuk ibu hamil) menahan diri dari Perlunya edukasi yang sederhana Berlanjut
mengunjungi fasilitas kesehatan karena kekhawatiran tentang terkait protocol COVID19 pada ibu
paparan COVID-19 atau karena pembatasan mobilitas hamil
28 Gangguan distribusi yang mengakibatkan ketersediaan obat, Koordinasi terkait distribusi Berlanjut
BHP, alokon terbatas ketersediaan obat, BHP dan alokin

9 Pelatihan bagi provider berhenti atau tidak berjalan dengan


Perlunya mengembangkan Berlanjut
optimal mekanisme inovatif online bagi
tenaga2 kesehatan dengan Bahasa
yang sederhana dan mudah
dimengerti
10 228% Puskesmas tidak berjalan sesuai jam operasional dan Perlunya koordinasi, monitoring Berlanjut
284% Puskesmas mengalami penurunan jumlah kunjungan hal dan penguatan pelaksanaan
ini dapat mengakibatkan terganggunya layanan kesehatan layanan kespro dan KB dengan
reproduksi dan keluarga berencana (sumber : Hasil awal menggunakan SOP COVID19
penilaian cepat, Kemenkes, Juni 2020)

32
14 Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari pertemuan hasil diskusi sampai 18 September 2020)
No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian
11 Stok kecukupan ARV di pusat dan daerah perlu mendapat Rekomendasi: perlu upaya Berlanjut
perhatian. Dalam setahun terakhir banyak pasien dari berbagai memperkuat Pengadaan dan
daerah mengeluhkan kekosongan obat. Supply Chain Management di
Kementerian Kesehatan

33
Progres Sekretariat Jaringan-Antar-Jaringan OMS-LSM (SEJAJAR)
per tanggal 14-18 September 2020
Progres: Kerjasama dan dukungan eksternal
• Prospek kerja sama pelatihan rencana kontinjensi dengan Wahana Visi Indonesia (WVI).
Aktivitas sekretariat dan organisasi warga di lingkup nasional dan provinsi
• Sekretariat nasional menjaring dokumentasi praktik baik OMS-LSM dan local heroes dari anggota jejaring untuk
dihimpun ke dalam website SEJAJAR; pertemuan koordinasi jaringan nasional SEJAJAR; melaksanakan survey evaluasi
SEJAJAR, melakukan evaluasi tentang kinerja SEJAJAR dalam 5 bulan pertama ini
• Terlibat aktif dalam penghimpunan masukan OMS-LSM dan pembahasan RUU Penanggulangan Bencana; tanggal 17
September, bersama dengan AMPU PB, MPBI, Pujiono Centre dan OMS-LSM lainnya, diundang sebagai salah satu
narasumber dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Panitia Kerja RUU PB Komisi VIII DPR RI.
• Diseminasi informasi kepada seluruh focal point dan sekretariat SEJAJAR provinsi.
Pelatihan dan pengembangan kapasitas OMS-LSM
• SEJAJAR Nasional bersama SEJAJAR Provinsi Sulawesi Tengah menyelenggarakan Seri Lokalatih yang diperuntukkan
bagi SEJAJAR Sulawesi Tengah khususnya dan terbuka untuk anggota SEJAJAR di semua provinsi lain.
• Lokalatih minggu ke-1: Core Humanitarian Standard; orientasi Sphere Humanitarian Standar; Humanitarian Code of
Conduct; Child Safe Guarding; Safe Programming;
• Rencana Lokalatih minggu ke-2: Data Management; Contingency Planning; Post-Disaster Needs Assessment; dan
Psychosocial Support.
• Semidaring ke-27 (15 September 2020) dengan tema ‘Perkawinan Anak di masa Pandemi COVID-19’ dengan total
peserta 150 orang dari unsur OMS-LSM, pemerintah, dan akademisi. Narasumber berasal dari unsur pemerintah
(KPPPA dan KPAI) dan pegiat di lapangan (SKP-HAM Sulawesi Tengah dan Youth Coalition For Girls)
Permasalahan dan Usulan Solusi (per tanggal 14-18 September 2020)
Permasalahan Solusi Target
• Sebagian besar rumah sakit dan • Perlu diajukan pengadaan layanan e-counseling ● Dalam diskusi
fasilitas layanan kesehatan untuk para lanjut usia agar dapat mengakses
difokuskan untuk penanganan layanan kesehatan di masa pandemi COVID-19.
COVID-19, sehingga ada kendala
bagi Lansia yang ingin melakukan
kontrol kesehatan rutin di fasilitas
kesehatan.
• Angka perkawinan anak meningkat • OMS-LSM dan SDM lainnya berkolaborasi ● Dalam diskusi
selama masa pandemi COVID-19, mendukung pemerintah dalam melakukan
dengan berbagai latarbelakang pengawalan terhadap pencegahan perkawinan
antara lain: faktor ekonomi, sosial- anak;
budaya, pelaksanaan pembelajaran • Perlu melakukan review terhadap program dan
jarak jauh (PJJ), dsb. kebijakan yang diberlakukan pemerintah selama
masa pandemi COVID-19;
• Pemetaan tantangan dalam implementasi
program bagi keluarga dan anak hingga ke akar
rumput oleh setiap K/L;
• Pembahasan RUU PB DPR dan • Melanjutkan koalisi dengan OMS/LSM nasional ● Akan dibahas pada pertemuan
Pemerintah tidak menjamin dan di daerah untuk mendorong penguatan peran antar jaringan
penguatan peran OMS/LSM dalam OMS/LSM dalam UUPB
sistem PB
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai