Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT PENCEGAHAN P

ENYAKIT HEPATITIS B
Nahdotul Sholikhaton
190401023
Pencegahan Premodial
Pencegahan primordial yang dapat dilakukan adalah :
a. Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayu
r serta konsumsi makanan dengan gizi
seimbang.
b. Bagi ibu agar memberikan ASI pada bayinya karena
ASI mengandung antibodi yang
penting untuk melawan penyakit.
c. Melakukan kegiatan fisik seperti olah raga dan cuk
up istirahat.
Pencegahan Primer
Pencegahan
primer yang dilakukan antara lain :
a. Program Promosi Kesehatan
Memberikan edukasi dan pendidikan khususnya bagi tenaga ke
sehatan dalam
menggunakan dan pemakaian alat-alat yang menggunakan pro
duk darah agar dilakukan
sterilisasi dan isolasi. Memberikan penyuluhan kepada masyar
akat umum agar lebih
mengetahui tentang program imunisasi untuk mencegah penul
aran hepatitis B
b. Proteksi Spesifik
Dalam pencegahan di tingkat primer, Pemberian imunis
asi hepatitis B dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Menurut NSW Misitry
of Health menetapkan beberapa
target sebagai sasaran imunisasi sebagai tindak pencega
han terhadap penyakit hepatitis B
antara lain dengan mentargetkan pencapaian terhadap
cakupan vaksinasi anak anak
ditetapkan sebesar 95% dari total populasi anak anak di
New South Wales, memastikan
semua bayi yang lahir dari ibu yan positif Hepatitis B me
ndapatkan HBig atau Hepatitis
B Immunoglobulin dalam 12 jam setelah kelahiran.
Pencegahan Sekunder
Pada penyakit Hepatitis B deteksi dan pengobatan tepat dilakukan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut WHO (1994) untuk mendeteksi virus hepatitis digolongkan dengan
tiga (3) cara yaitu : Cara Radioimmunoassay (RIA), Enzim Linked Imunonusorbent
Assay (Elisa), imunofluorensi mempunyai sensitifitas yang tinggi. Untuk
meningkatkan spesifisitas digunakan antibodi monoklonal dan untuk mendeteksi
DNA dalam serum digunakan probe DNA dengan teknik hibridasi. Deteksi dini
terhadap HBV dapat dilakukan melalui tes darah, tes darah dasar untuk HBV terdiri
dari tigas tes skrining. yang pertama adalah tes antigen permukan HBV yang
menentukan apakah seseorang terinfeksi HBV, yang kedua adalah tes anti bodi inti
HBV, yang menentukan apakah seseorang yang pernah terinfeksi, dan yang ketiga
tes antibody permukan HBV yang menentukan apakah seseorang telah bebas dari
virus setelah terinfeksi,atau telah divaksinasi dan sekarang kebal terhadap infeksi di
masa mendatang (SAMHSA.2011).
Pencegahan Tersier
Dalam pencegahan di tingkat tersier dapat di bedakan menjadi dua yaitu :
a. Pembatasan Ketidakmampuan.
Pembatasan ketidakmampuan atau kecacatan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan berpikir dan bekerja yang diakibatkan oleh penyakit he
patitis.
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha deteksi dini danpengobatan tepat ag
ar penderita
mampu sembuh sempurna tanpa cacat. Bil sudah terjadi kecacatan maka diceg
ah agar
kecacatan tidak menimbulkan dampak yang lebih parah terhadap kesehtan pe
nderita
sehingga fungisi tubuh penderita HBV dapat dipertahankan semaksimal mungk
in.
b. Rehabilitasi
Tahap rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terj
adinya efek samping dai fase
penyembuhan penyakit dan pengembalian fungsi fisi
k, sosial, dan psikologik.tindakan ini
dilakukan pada seseorang yang proses penakitnya tel
ah berhenti. Tujuannya adalah
mengembalikan penerita pada keadaan semula saat s
ebelum sakit atau lebih baik daripada
saat sebelum sakit. Dalam proses rehabilitasi melipu
ti rehabilitasi mental, rehabilitasi
social vokasional, dan rehabiliasi aesthetis (WHO.201
4).

Anda mungkin juga menyukai