Sempurna Kelompok 10
Nama Anggota Kelompok
Oleh karena itulah, kita dapat lebih mudah menemukan korupsi di Nigeria dibandingkan di
Finlandia. Banyak orang yang tinggal di negara miskin cenderung lebih memikirkan bagaimana
cara untuk tetap bertahan hidup dibandingkan cara untuk mencapai kesuksesan, sehingga
standar etika yang lebih tinggi seringkali dianggap sebagai atribut kemewahan yang tidak dapat
dicapai. Pandangan ini bersifat optimistis karena implikasinya adalah perbaikan kondisi sosio-
ekonomi yang terjadi di semua aspek akan mendekatkan kita ke dunia yang sempurna yang
telah disebutkan sebelumnya. Dan pernyataan ini mengandung sejumlah kebenaran.
(Pesimis
Di samping itu, ada pandangan yang relatif pesimis mengenai situasi ini yang menyatakan
)
bahwa kita hidup di dunia yang tidak sempurna disebabkan oleh sifat alami manusia yang
juga tidak sempurna.
Contoh : Keserakahan
Pesimisme awal dalam posisi ini, yaitu “apabila seseorang memiliki sifat serakah, kita
tidak akan mampu mengubah hal itu” mungkin kemudian akan berubah menjadi posisi
yang lebih diharapkan, karena kecemasan dan kebutuhan terhadap keamanan atau status
lebih berhubungan pada bagaimana perasaan seseorang bukan pada bagaimana cara
seseorang melakukan sesuatu, dan sebelumnya lebih lunak dari yang kemudian.
Budaya
(Culture)
Dalam budaya yang cenderung lebih individualistik, orang-
orang mempertanyakan keuntungan dari kompetisi antar
individu, dengan kekuatan pasar yang berupaya menurunkan
efisiensi dan menurunkan biaya konsumen, dan atasan yang
memberikan bonus bagi karyawan yang memiliki semangat
yang lebih, inisiatif dan penguasaan yang lebih baik. Jika
perspektif ini digunakan, pertanyaan kunci yang menjadi
acuan adalah apa yang dimaksud dengan dunia yang
sempurna, bukan mengenai bagaimana mencapainya.
B. Sebab-sebab Konflik Antar Budaya
Contohnya :
Banyak pemerintah yang mengadopsi hukum perlindungan konsumen
untuk melindungi penduduknya dari produk yang tidak sehat, tidak aman
atau diproduksi dengan metode yang buruk. Sedangkan pemerintah
lainnya cenderung mengambil pendekatan yang menekankan pada asas
non-intervensi (atau caveat emptor).
Masih banyak lagi hukum yang ada dalam kitab hukum namun jarang sekali
ditegakkan. Selain membuat hukum, pemerintah beserta departemennya
menyepakati pembuatan berbagai macam kebijakan publik yang didesain untuk
kepentingan bersama.
Bagaimana Menyelesaikan
Konflik Etika Dalam dan Antar
Organisasi?
2. Upaya Pencarian Kebenaran
Dapat disimpulkan bahwa kebenaran benar-benar tergantung dari siapa yang melihatnya.
Artinya, kebenaran bukan selalu berarti kebenaran. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa
pada titik tertentu, tidak ada suatu apapun yang bernilai universal dalam kebenaran.
Untuk dapat memahami dampak budaya terhadap bagaimana seseorang memandang mana
yang benar dan salah serta bagaimana mereka mencoba dan melogika tanggung jawab mereka
terhadap diri sendiri maupun orang lain, kita perlu membagi pembahasan ini menjadi beberapa
Level :
1. Budaya berpengaruh terhadap bagaimana sekelompok orang diperlakukan dengan cara yang berbeda
berdasarkan latar belakang budaya mereka – yaitu dengan mempertanyakan “siapa” yang terlibat
didalamnya, pihak mana saja yang mempengaruhinya dalam pertukaran etika dan pengaruh latar belakang
budaya tersebut terhadap pertukaran yang dilakukan.
2. Budaya juga dapat mempengaruhi apa yang dimaksud perilaku yang sopan oleh seseorang terhadap dirinya
sendiri dan orang lain – yang seringkali disebut dengan pertanyaan “apa.” Perbedaan ini perlu diperhatikan
karena manajer global yang gagal memahami perbedaan ini seringkali menganggap perilaku yang wajar
sebagai perilaku yang tidak etis sehingga memicu konflik dan ketegangan dalam hubungannya dengan
orang lain.
E. Tantangan dan Konflik
Kelembangaan
Berbeda dengan konflik dan tantangan etika (seperti norma atau moral), konflik
kelembagaan berfokus pada bagaimana manusia dan masyarakat memandang fungsi
sosial dari hukum, peraturan dan kebijakan publik. Fokus yang akan kita bahas di sini
adalah mengenai apa saja yang diprasyaratkan dalam hukum atau digalakkan oleh
pemerintah dan organisasi antar pemerintah (seperti OECD, ILO dan PBB). Kebijakan-
kebijakan ini berfokus pada apa yang benar secara hukum, bukan pada apa yang benar
secara moral atau budaya. FCPA melarang perusahaan asal AS sekaligus karyawannya
atau agennya melakukan praktek suap dalam bentuk apapun kepada lembaga
pemerintahan mana pun untuk mengamankan atau menguasai bisnis.
Secara spesifik, aturan ini melarang 5 kategori
tindakan :
1. Pembayaran terhadap pejabat asing, partai politik asing, atau calon pejabat asing, atau
untuk tujuan mempengaruhi, semua tindakan atau keputusan untuk mendapatkan,
menguasai atau membantu sebuah perusahaan mendapatkan usaha.
2. Menerima dana di luar perhitungan akuntansi atau dana pelican
3. Dengan sengaja membuat pertanyaan yang keliru dalam buku, rekaman dan dokumen
pendukung catatan keuangan perusahaan seperti pembayaran jasa atau pembayaran
pengeluaran.
4. Terlibat dalam pembuatan rekaman anggaran yang melebihi kenyataan, kurang atau
praktek serupa dengan tujuan mempengaruhi transaksi atau pembayaran yang tidak
semestinya yang menyebabkan pencatatan tidak akurat dalam buku perusahaan.
5. Melakukan pembayaran yang, baik sebagian maupun secara keseluruhan, digunakan
untuk tujuan selain yang tertera dalam dokumen pendukung atau menyetujui tindakan
pembayaran tersebut.
Kesimpulannya, terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan
dari tantangan dan konflik kelembagaan yaitu :
2. Hubungan Kerja