HUKUM WARIS

• PENGERTIAN HUKUM WARIS :

PERALIHAN HARTA KEKAYAAN DARI SEORANG YANG MENINGGAL
DUNIA KEPADA SEORANG ATAU LEBIH MERUPAKAN HUKUM WARIS
(diatur dalam buku II mulai pasal 820 s/d pasal 1030 BW)
 HARTA KEKAYAAN YANG BERALIH ITU DISEBUT “HARTA PENINGGALAN ATAU
HARTA WARISAN”
 ORANG YANG MENINGGAL DAN MENINGGALKAN HARTA WARISAN DISEBUT
“PEWARIS”
 ORANG-ORANG YANG MENERIMA HARTA WARISAN DISEBUT “AHLI WARIS”
 PERALIHAN HARTA WARISAN DARI PEWARIS KEPADA AHLI WARIS DISEBUT
“PEWARISAN”
 HUKUM WARIS DIBAGI DALAM DUA BAGIAN POKOK, YAITU :
1). PEWARISAN KARENA KEMATIAN DISEBUT JUGA PEWARISAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PEWARISAN AB INTESTATO.
2). PEWARISAN BERDASARKAN SURAT WASIAT ATAU TESTAMENT
DISEBUT JUGA TESTAMENTAIR ERFRECHT.
3). PEWARISAN BERDASARKAN PERJANJIAN KAWIN ATAU
KONTRAKTUELE ERFSTELLINGEN (pasal 169 BW dan pasal 178 BW)
 BERDASARKAN SISTIMATIK BW, YANG DIATUR TERLEBIH DAHULU IALAH
“PEWARISSAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG” SESUDAH ITU BARU DIATUR
PEWARISAN BERDASARKAN “TESTAMENT”.
 YANG DIMAKSUD DENGAN “TESTAMENT” atau “WASIAT” YAITU PERNYATAAN
DARI SEORANG PEWARIS YANG BERISIKAN KEHENDAKNYA, APA YANG HARUS
DILAKSANAKAN SETELAH DIA MENINGGAL DUNIA. KARENA ITU WASIAT JUGA
SERING DISEBUT DENGAN ISTILAH “KEHENDAK YANG TERAKHIR”.
AKTA YANG MEMUAT ISI WASIAT ATAU TESTAMENT ITU JUGA DISEBUT
“TESTAMENT ATAU WASIAT” (SURAT WASIAT)

PEWARISAN BERDASARKAN KEMATIAN

 PEWARISAN BERDASARKAN KEMATIAN TERUTAMA KARENA ADANYA
HUBUNGAN DARAH PEWARIS DAN YANG MEWARIS.
> Undang-undang membedakan adanya ahliwaris “UIT EIGEN HOOFDE”
untuk diri sendiri dan ahli waris berdasarkan Plaatsvervulling (karena
pergantian)
AHLI WARIS UIT EIGEN HOOFDE YAITU : AHLI WARIS YANG MEWARIS
BERDASARKAN KEDUDUKANNYA SENDIRI KARENA HUBUNGAN DARAHNYA
DENGAN PEWARIS, DISEBUT JUGA AHLI WARIS UNTUK DIRI SENDIRI.
 AHLI WARIS KARENA “PERGANTIAN ATAU PLAATSVERVULLING” IALAH
AHLI WARIS YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI KETURUNAN DARI ORANG
YANG BERHAK MEWARIS, AKAN TETAPI TELAH MENINGGAL DUNIA LEBIH
DAHULU.
 SYARAT-SYARAT UNTUK ADANYA PENGGANTIAN WARIS IALAH :
1). ORANG YANG TEMPATNYA DIGANTIKAN HARUS SUDAH MENINGGAL
DUNIA.
2). ORANG YANG BERTINDAK SEBAGAI PENGGANTI WARIS HARUS
MEMPUNYAI KETURUNAN YANG SAH DARI YANG DIGANTIKAN
KEDUDUKANNYA SEBAGAI WARIS.
3). HARUS MEMPUNYAI SYARAT-SYARAT UMUM UNTUK DAPAT MEWARIS
SEPERTI ORANG YANG DIGANTIKAN.
 AHLI WARIS KARENA KEMATIAN YAITU :
1). GOLONGAN KE SATU : ANAK-ANAK (termasuk anak
keturunannya) DAN SUAMI / ISTRI YANG
HIDUP TERLAMA.
2). GOLONGAN KE DUA : TERDIRI DARI ORANG TUA, SAUDARA-
SAUDARA DAN KETURUNANNYA
SAUDARA-SAUDARA.
3). GOLONGAN KE TIGA : TERDIRI DARI KAKEK DAN NENEK DAN
SETERUSNYA KEATAS ATAU LELUHUR.
4). GOLONGAN KE EMPAT : TERDIRI DARI SANAK KELUARGANYA
DAN LAIN-LAINNYA DALAM GARIS
MENYIMPANG s/d DERAJAT KE ENAM.
1). GOLONGAN KE SATU :
• PADA PRINSIPNYA BAHWA SELAMA PEWARIS MASIH MENINGGALKAN ANAKNYA, MAKA
CUCU PEWARIS TIDAK DAPAT MEWARIS HARTA PENINGGALAN. KALAU ADA ANAK
PEWARIS MENINGGAL DUNIA LEBIH DAHULU, ANAK-ANAKNYA YANG MENINGGAL
DUNIA TERLEBIH DAHUKU MENGGANTI KEDUDUKAN ANAK YANG MENINGGAL DUNIA.
KALAU WAKTU ITU ADA ANAK DARI CUCU MAKA TIDAK DAPAT MEWARIS.
• PASAL 852 a BW : BAGIAN WARISAN DARI SUAMI/ISTRI YANG HIDUP
TERLAMA.
• APABILA ANAK-ANAK DARI PEWARIS MASIH HIDUP MAKA ANAK-ANAK ITU BERSAMA
SUAMI/ISTRI YANG HIDUP TERLAMA, MASING-MASING MENDAPAT BAGIAN YANG
SAMA. TIDAK MEMPERDULIKAN ANAK PEREMPUAN/LAKI-LAKI ATAU DARI
PERKAWINAN YANG TERDAHULU ATAU BUKAN, DAN JUGA TIDAK MEMPERDULIKAN
ANAK YANG LAHIR PERTAMA ATAU YANG LAHIR KEDUA DAN SELANJUTNYA. SEMUA
MASING-MASING MENDAPAT SATU BAGIAN.
• SEDANGKAN ISTRI ATAU SUAMI KALAU KAWIN TANPA PERJANJIAN KAWIN,
DISAMPING HAK BAGIAN DARI WARISAN MENDAPAT SEPARUH BAGIAN DARI HARTA
PERCAMPURAN UNTUK SELURUHNYA/ HARTA KEBERSAMAAN
2). GOLONGAN KE DUA :
~ GOLONGAN INI TERKENA PASAL 854, 855 DAN 856 BW. AHLI WARISNYA
TERDIRI DARI ORANG TUA DAN SAUDARA-SAUDARA PEWARIS MENDAPAT BAGIAN
YANG SAMA. AKAN TETAPI BAGIAN MASING-MASING AYAH DAN IBU PEWARIS
TIDAK BOLEH KURANG DARI ¼ BAGIAN DARI SELURUH HARTA WARISAN.
~ APABILA AYAH DAN IBU DALAM KEDUDUKANNYA SUDAH MENINGGAL DUNIA
LEBIH DAHULU, MAKA SELURUH HARTA WARISAN JATUH DIWARIS OLEH
SAUDARA-SAUDARANYA.

3). GOLONGAN KE TIGA :

~ APABILA PEWARIS TIDAK MENINGGALKAN ANAK-ANAK, CUCU-CUCU
KETURUNAN DAN SETERUSNYA, SAUDARA-SAUDARA DAN ORANG TUA, MAKA
HARTA WARISAN DIBAGI/DIBELAH DUA BAGIAN. ½ BAGIAN YANG SATU UNTUK
SANAK KELUARGA PANCER AYAH DAN ½ BAGIAN YANG LAIN UNTUK SANAK
KELUARGA PANCER IBU, TERUS KE ATAS, LELUHUR-LELUHURNYA (PASAL 853
DAN PASAL 859 BW)
4). GOLONGAN KE EMPAT :
DALAM HAL TAK ADANYA SAUDARA-SAUDARA DALAM SALAH SATU GARIS
KEATAS. ½ BAGIAN DARI WARISAN MENJADI BAGIAN SEKALIAN KELUARGA
SEDARAH DALAM GARIS KE ATAS YANG MASIH HIDUP, SEDANGKAN ½
BAGIAN LAINNYA, KECUALI DALAM HAL TERSEBUT MENJADI BAGIAN PARA
SANAK SAUDARA DALAM GARIS YANG LAIN (½ BAGIAN HAK KELUARGA
GARIS AYAH DAN ½ BAGIAN HAK GARIS IBU).
PEWARISAN DALAM HAL-HAL ADANYA ANAK LUAR KAWIN
> TENTANG PEWARISAN MENGENAI HUBUNGAN HUKUM WARISAN ANTARA IBU DAN
ANAK DILUAR KAWIN DIATUR DALAM PASAL 862 s/d PASAL 937 BW)
> BW HANYA MENGAKUI ANAK YANG SAH DAN ANAK YANG DIAKUI SAJA DALAM
RANGKA PEWARISAN DALAM HAL ADANYA DISEBUT-SEBUT TENTANG ANAK LUAR
KAWIN YAITU MENURUT PASAL 862 BW.

SELANJUTNYA PASAL 862 BW MENUNJUK PASAL-PASAL SELANJUTNYA YAITU 4

(EMPAT) PASAL :
1). PASAL 863 ayat 1,2 DAM 3 BW
2). PASAL 863 ayat 2 BW
3). PASAL 864 BW
MAKSUD PASAL INI, BAGIAN ANAK LUAR KAWIN ITU HARUS DIAMBIL DULU,
KEMUDIAN SISANYA HARUS DIANGGAP SEOLAH-OLAH SEBAGAI SELURUH HARTA
WARISAN DAN DIBAGI SESUAI KALAU ANDAIKATA TIDAK ADA ANAK LUAR KAWIN YANG
DIAKUI.
4). PASAL 865 BW
~ PADA INTINYA, ANAK LUAR KAWIN MEWARIS 1/3 DARI BAGIAN ANAK SAH.
~ PEWARISAN DIMANA ANAK LUAR KAWIN MEWARIS BERSAMA AHLI WARIS
SANAK KELUARGA YANG LEBIH JAUH SAMPAI DERAJAT KE 6 (ENAM), MAKA
ANAK LUAR KAWIN ADALAH ¾ DARI BAGIAN ANAK SAH.

WASIAT
> PASAL 875 BW : MENYATAKAN BAHWA YANG DINAMAKAN WASIAT ATAU
KEHENDAK YANG TERAKHIR IALAH SUATU AKTA YANG MEMUAT PERNYATAAN
SEORANG TENTANG APA YANG DIKEHENDAKINYA AKAN TERJADI SETELAH IA
MENINGGAL DUNIA DAN YANG OLEHNYA DAPAT DICABUT KEMBALI.
> ADA BEBERAPA YANG DAPAT DISIMPULKAN DARI KETENTUAN PASAL 875 BW
YAITU :
1). YANG PERTAMA : BAHWA WASIAT ATAU KEHENDAK TERAKHIR ITU BERARTI
a). PERNYATAAN SESEORANG SECARA SEPIHAK, TENTANG APA YANG
DIKEHENDAKINYA AKAN TERJADI SETELAH IA MENINGGAL DUNIA, YANG
DISEBUT SEBAGAI WASIAT DALAM ARTI MATERIIL.
b). TETAPI DAPAT JUGA BERARTI BAHWA AKTA YANG MEMUAT KEHENDAK
YANG TERAKHIR ITU DISEBUT WASIAT ATAU SURAT WASIAT. WASIAT DALAM
ARTI FORMIL DAPAT BERBENTUK AKTA HOLOGRAFIS (OLOGRAFIS) RAHASIA
ATAU WASIAT UMUM.
2). YANG KEDUA : BAHWA SURAT WASIAT ITU SETIAP WAKTU DAPAT DICABUT
KEMBALI OELHNYA SECARA SEPIHAK.

> BEBERAPA MACAM KETETAPAN DALAM WASIAT DIATUR DALAM PASAL 876
ayat 1 BW DAN PASAL 876 ayat 2 BW.
• TENTANG ISI SURAT WASIAT DIATUR DALAM PASAL 875 BW.

TENTANG PENGANGKATAN WARIS, IALAH SUATU WASIAT DENGAN MANA

SI YANG MEWASIATKAN MEWARISKAN KEPADA SEORANG ATAU LEBIH
MEMBERIKAN HARTA KEKAYAAN YANG AKAN DITINGGALKANNYA APABILA
IA MENINGGAL DUNIA, BAIK SELURUHNYA MAUPUN SEBAGIAN. HAL INI
DIATUR DALAM PASAL 954 BW.

TENTANG HIBAH WASIAT (LEGAAT) PASAL 957 BW IALAH SUATU

PENETAPAN WASIAT YANG KHUSUS, DENGAN MANA SI YANG
MEWARISKAN KEPADA SESEORANG ATAU LEBIH MEMBERIKAN :
1). BEBERAPA BARANG-BARANG TERTENTU.
2). SEMUA BARANG DARI MACAMNYA TERTENTU.
3). MEMBERIKAN HAK PAKAI HASIL.
 PASAL 958 BW : SEMUA HIBAH WASIAT YANG MURNI DAN TIDAK
BERSYARAT-BERSYARAT, SEJAK HARI MENINGGALNYA PEWARIS
MEMBERIKAN HAK KEPADA PENERIMA HIBAH WASIAT (ATAU JUGA DISEBUT
LEGATARIS) UNTUK MENUNTUT BARANG YANG DIHIBAHKAN, DAN INI
BERALIH KEPADA AHLI WARIS ATAU PENGGANTINYA.

CARAPEMBAGIAN DAN ATAU MACAM-MACAM BENTUK LEGAAT :

1). LEGAAT ATAU HIBAH WASIAT DENGAN SYARAT LEGAAT DENGAN
PENETAPAN WAKTU
2). LEGAAT DENGAN PEMBERIAN BEBAN
3). PENYERAHAN LEGAAT
 BERBAGAI KETENTUAN TENTANG WASIAT YAITU :
1). DALAM MEMBUAT AKTA PENYIMPANAN SURAT WASIAT OLOGRAFIS,
PADA SAMPUL AKTA PENYIMPANAN ITU PEWARIS HARUS MEMBUAT
CATATAN BAHWA SAMPUL ITU MEMUAT WASIATNYA DAN HARUS
DITANDATANGANINYA. PASAL 932 BW.
2). PADA PEMBUATAN AKTA SUPERSCRIPTIE PEWARIS JUGA HARUS
BERBUAT YANG SAMA DIATAS SAMPULNYA WASIAT TERSEBUT DIA
HARUS MEMBUAT CATATAN DAN MENANDATANGANINYA. PASAL 940
BW.
3). PADA PEMBUATAN WASIAT SECARA LISAN, YANG MEMBUAT WASIAT
HARUS MENERANGKAN SECARA LISAN KEPADA NOTARIS APA YANG
DIKEHENDAKI DAN NOTARIS HARUS MENULISNYA / DITUANGKAN
DALAM AKTA.
 KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT SUART WASIAT :
1). SEORANG HARUS MEMPUNYAI BUDI AKALNYA YANG SEHAT
(PASAL 898 DAN PASAL 895 BW)
2). HARUS SUDAH CUKUP UMUR DAN ATAU SUDAH MENCAPAI UMUR
18 TAHUN.
3). TIDAK DIBWAH CURATELE (PENGAMPUAN) PASAL 452 BW
4). MEREKA YANG BERADA DALAM RUMAH PERAWATAN ORANG
SAKIT INGATAN (ORANG YANG DIRAWAT DI KRANKZINNIGEN
GESTICHT/ RUMAH SAKIT JIWA).
BAGIAN MUTLAK ATAU LEGITIME PORTIE
> DIATUR DALAM PASAL 913 s/d PASAL 929 BW
> PASAL 913 BW : BAGIAN MUTLAK ATAU LEGITIME PORTIE ADALAH SUATU
BAGIAN DARI HARTA PENINGGALAN YANG HARUS DIBERIKAN KEPADA AHLI
WARIS DALAM GARIS LURUS MENURUT UU, TERHADAP BAGIAN MANA SI
YANG MENINGGAL TIDAK DIPERBOLEHKAN MENETAPKAN SESUATU, BAIK
SELAKU PEMBERIAN ANTARA YANG MASIH HIDUP MAUPUN SELAKU WASIAT.

> GOLONGAN AHLI WARIS YANG DIJAMIN DAPAT MENUNTUT HAKNYA UNTUK
BAGIAN MINIMUM YANG DITETAPKAN OLEH UU ITU DISEBUT “LEGITIMARIS”

> LEGITIMARIS HANYA BERLAKU TERHADAP AHLIWARIS DALAM LURUS BAIK

KE BAWAH MAUPUN KE ATAS. JADI UNTUK KETURUNANNYA TERMASUK ANAK
DILUAR KAWIN YANG DIAKUI SEDANGKAN DALAM GARIS KE ATAS YAITU
ORANG TUA DAN ATAU LELUHURNYA YANG LEBIH JAUH LAGI.
 DAN MENURUT PASAL 913 BW HANYA DISEBUT WARIS DALAM GARIS
LURUS MENURUT UU, MAKA SUAMI ATAU ISTRI “TIDAK” TERMASUK
GOLONGAN YANG BERHAK ATAS BAGIAN LEGITIM.

BAGIAN LEGITIM ITU MENJADI HAK DARI PARA LEGITIMARIS BERSAMA-

SAMA, INI BERARTI BAHWA APABILA SALAH SEORANG WARIS MENOLAK
WARISAN (VERWEPEN) ATAU ADA SEORANG WARIS YANG TIDAK PATUT
MENJADI WARIS ATAU YANG DISEBUT ONWAARDIG. MAKA BAGIAN
YANG DISEDIANYA DITERIMA OLEH WARIS YANG MENOLAK ATAU YANG
TIDAK PATUT MEWARIS TADI AKAN JATUH DITERIMA ATAU MENJADI
BAGIAN DARI PARA LEGITIMARIS YANG LAINNYA YANG TIDAK
MENOLAK WARISAN DAN YANG BUKAN WARIS YANG TIDAK PATUT
MEWARIS (ONWAARDIG) TADI. (PASAL 914 BW)
 BAGIAN LEGITIM DARI PEWARIS DALAM GARIS LURUS KEBAWAH YAITU KALAU YANG
MATI MENINGGALKAN ANAK SAH SATU-SATUNYA, MAKA BAGIAN LEGITIMNYA
ADALAH ½ DARI HARTA PENINGGALAN YANG MANA OLEH SI ANAK ITU DALAM
PEWARISAN MENURUT UU / KARENA KEMATIAN SEDIANYA HARUSNYA DIPEROLEH.
KALAU MEMPUNYAI 2 ORANG ANAK SAH, MAKA BAGIANNYA ADALAH 2/3,
SEDANGKAN TIGA (3) ORANG ANAK SAH ATAU LEBIH MAKA BAGIANNYA ADALAH ¾

BAGIAN LEGITIM DARI ANAK-ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI MENURUT PASAL 916
BW : MENENTUKAN BAHWA BAGIAN MUTLAK SEORANG ANAK LUAR KAWIN, YANG
TELAH DIAKUI DENGAN SAH ADALAH “SETENGAH” DARI BAGIAN YANG MENURUT
UU SEDIANYA HARUS DIWARISKAN DALAM PEWARISAN KARENA KEMATIAN.
TETAPI PASAL INI TIDAK MENGATUR TENTANG BAGIAN LEGITIM, NAMUN DALAM
PASAL 866 BW MENENTUKAN, JIKA SEORANG ANAK LUAR KAWIN MENINGGAL DUNIA
LEBIH DAHULU, MAKA SEKALIAN KETURUNAN YANG SAH BERHAK MENUNTUT
BAGIAN-BAGIAN YANG DIBERIKAN KEPADA MEREKA MENURUT PASAL 863 DAN
PASAL 865 BW.
 BAGIAN LEGITIM DARI PEWARIS DALAM GARIS LURUS KE ATAS ADALAH ½ DARI HARTA
PENINGGALAN. HAL INI DIATUR DALAM PASAL 915 BW.

BENTUK SURAT WASIAT

DIATUR DALAM PASAL 920 BW s/d PASAL 953 BW.

PENCABUTAN WASIAT
ADA 2 (DUA) BENTUK ATAU 2 (DUA) MACAM PENCABUTAN WASIAT YAITU :
1). PENCABUTAN SECARA TEGAS
2). PENCABUTAN SECARA DIAM-DIAM

PASAL 992 BW MENYATAKAN DENGAN TIDAK MENGURANGI KETENTUAN DALAM PASAL 934
BW, MAKA TIAP-TIAP WASIAT, BAIK SELURUHNYA MAUPUN UNTUK SEBAGIAN TIDAK BOLEH
DICABUT LAGI, KECUALI DENGAN :
1). SUATU WASIAT YANG KEMUDIAN DIBUAT DAN KE;
2). DENGAN AKTA NOTARIS KHUSUS YANG DENGAN AKTA MANA SI YANG MEWARISKAN
MENYATAKAN KEHENDAKNYA AKAN MENCABUT WASIAT ITU BAIK UNTUK SELURUHNYA
MAUPUN UNTUK SEBAGIAN.
 GUGURNYA WASIAT
SUATU WASIAT ITU GUGUR APABILA WASIAT ITU TIDAK DAPAT
LAGI DILAKSANAKAN YAITU :
1). BERDASARKAN PASAL 997 BW
2). BERDASARKAN 999 BW
3). BERDASARKAN 1000 BW
4). BERDASARKAN 1001 BW
LAIN-LAIN TENTANG GUGURNYA WASIAT YAITU KARENA ADANYA
PUTUSAN HAKIM, HAL INI DIATUR DALAM PASAL 1004 BW.