Anda di halaman 1dari 19

MENGELOLA LIMBAH

KIMIA

M A N A J E M E N L A B O R ATO R I U M
ANGGOTA KELOMPOK

01 02 03
ZAKIYYATUL FITHRI
ROSADI PEBRIANA APRILIA CASSA NOVA
1910421005 1910421029 1910422009

04 05
DELA LIDIA GRESCIA EKA PUTRI
1910422029 1910423013
Pengertian limbah

Sumber-sumber limbah laboratorium

MENGELOLA Macam – Macam Limbah Laboratorium


LIMBAH KIMIA
Bahaya limbah laboratorium

Cara Pengelolaan Limbah


Laboratorium
Langkah mengurangi limbah laboratorium
LIMBAH
01 Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industi maupun domestik
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis.
limbah didefinisikan sebagai
benda bergerak yang
diinginkan oleh pemiliknya
Limbah Laboratorium
dibuang atau pembuangannya
adalah limbah yang berasal
dengan cara yang sesuai, yang
dari laboratorium
aman untuk kesejahteraan
umum dan untuk melindungi
lingkungan.
SUMBER – SUMBER LIMBAH LABORATORIUM
Sumber – Sumber Limbah
Laboratorum dapa Berasal
dari :

Bahan baku yang telah kadaluarsa


Bahan habis pakai (medium biakan/perbenihan
yang tidak terpakai)
Produk proses di laboratorium (sisa eksperimen)
 Produk upaya penanganan limbah (jarum suntik
sekali pakai)
MACAM – MACAM LIMBAH LABORATORIUM
Berdasarkan jenisnya, maka klasifikasi pengumpulan limbah laboratorium :

• Pelarut organik bebas halogen dan • Residu bahan anorganik beracun dan
senyawa organik dalam larutan garam logam berat dan larutannya
• Pelarut organik mengandung • Senyawa beracun mudah terbakar
halogen dan senyawa organik • Residu air raksa dan garam anorganik
dalam larutan raksa
• Residu padatan bahan kimia • Padatan anorganik
laboratorium organik • Kumpulan terpisah limbah kaca,
• Garam dalam larutan logam dan plastik
• Residu garam logam
Berdasarkan sifatnya, limbah
dibedakan menjadi :

 Limbah B3 (Bahan Berbahaya


dan Beracun)
limbah yang digolongkan sebagai  Limbah Radioaktif
limbah B3 jika mengandung merupakan bahan yang
bahan berbahaya atau beracun terkontaminasi dengan
sifat dan konsentrasinya, baik radio isotop yang
langsung maupun tidak langsung berasal dari penggunaan
dapat merusak dan mencemari  Limbah Infeksius medis
lingkungan hidup atau meliputi limbah yang
membahayakan kesehatan. berkaitan dengan pasien
yang memerlukan isolasi
penyakit menular serta
limbah laboratorium yang
terkait dengan penelitian
mikrobiologi
Berdasarkan asal limbahnya limbah dapat dikelompokkan menjadi :

1) Limbah Organik = limbah yang


mudah diuraikan
2) Limbah Anorganik = limbah
yang tidak dapat diuraikan
BAHAYA LIMBAH LABORATORIUM
Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan mahluk hidup:

Dampak bagi manusia: Dampak bagi lingkungan:

1. Menyebabkan kondisi lingkungan 1. Menyebabkan rusaknya tanah


kotor dan berbau atau lahan
2. Menyebabkan berbagai penyakit, 2. Mencemari air
misalnya gangguan pencernaan, 3. Membuat bebrapa hewan
saraf, pernapasan dll keracunan
3. Menyebabkan keracunan
CARA PENGELOLAAN LIMBAH
Tujuan dari Penanganan limbah adalah
untuk mengurangi resiko pemaparan limbah
LABORATORIUM
terhadap kuman yang menimbulkan
penyakit (patogen) yang mungkin berada
dalam limbah tersebut. Tahap – Tahap Pengelolaan Limbah
Laboratorium

1. Memberikan label pada setiap botol


penyimpanan
2. Perhatikan penyimpanan limbah
3. Pengumpulan limbah laboratorium
4. Pemisahan limbah
5. Penimbunan atau pengolahan limbah
Penanganan limbah sendiri ditentukan oleh siat limbah tersebut :

1. Limbah berbahaya dan beracun

 Netralisasi
limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur, CaO atau
Ca(OH)2, limbah bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau
HCl.
 Pengendapan/Sedimentasi, Koagulasi dan Flokulasi
 Penukaran Ion
ion logam berat Nikel (Ni) dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun
dapat diserap oleh resin anion.
 Reduksi – Oksidasi
Terhadap zat oganik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi
sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
2. Limbah Infeksius

 Metode Desinfeksi, penanganan limbah dengan cara penambahan bahan


bahan kimia yang dapat mematikan
 Metode Pengenceran (Dilution), dengan cara mengencerkan air limbah
sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah.
 Metode Proses Biologis, dengan menggunakan bakteri – baktri pengurai.
 Metode Ditanam (Landfill), yaitu pengelolaan limbah dengan menimbunnya
di tanah.
 Metode Insinerasi (Pembakaran), pemusnahan limbah dengan cara
memasukkan ke dalam insinerator.
3. Limbah Radioaktif

masalah limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil


mungkin.

Pengelolaan limbah radioaktif dbedakan berdasarkan :


a. Bentuk : cair, padat dan gas.
b. Tinggi rendahnya tingkat radiasi sinar Gamma (Y)
c. Tinggi rendahnya aktifitas
d. Panjang pendeknya waktu paruh
e. Sifat : dapat dibakar atau tidak
Ada dua sistem pengelolaan limbah radioaktif :

1. Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai


proses peluruhan, penguburan dan pembuangan.

2. Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengelolaan limbah


radioaktif, seperti Badan Tenaga Atom Nasional.
4. Limbah Umum

Limbah umum non infeksius setelah diumpulkan dalam wadah kantong


plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator.
LANGKAH MENGURANGI LIMBAH
LABORATORIUM

• Penggunaan kembali limbah laboratorim berupa bahan kimia yang telah digunakan setelah
melalui prosdur daur ulang yang sesuai.
• Sebelum melakukan reaksi kimis, dilakukan perhiunan mol mol reaktan yang bereaksi
secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu.
• Pembuangan langsung dari laboratorium.
• Dengan pembakaran terbuka.
• Pembakaran dalam insenerator.
• Dikubur di dalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, 2000, Materi Kebijaksanaan Bersih , Kursus mengenai dampak lingkungan Dasar-dasar
AMDAL Type A, kerjasama Bapedal dengan Pusat Penelitian dan Lingkungan Hidup,
Lembaga Penelitian ITS, 03-13 Oktober 2000.
American Chemical Society, 1993, Task force on Laboratory Waste Management, Less is Better,
Washington DC, American Chemical Society.
Bapedal, 1996, Himpunan Peraturan tentang Pengendalian Dampek Lingkungan , Seri IV, Kepmen
LH Nomor : Kep-42/Men LH/11/94, tentang pedoman umum pelaksanaan lingkungan,
Jakarta. Bishop , 2000, Pollution Prevention Fundamental and Practice, McGraw Hill, Boston.
Bratisida, Konsep Produksi Bersih.
Chiyoda-Rekayasa, 1987, Ammonia-Urea Project Operation Manual for PT Pupuk Kaltim.
Environmental Management Gide for Small Laboratories, EPA 233-B-00-001, dalam LS&EM V7,
No. 5. Freeman, 1995, Industrial Pollution Preventive Hand Book, McGraw-Hill, New York.
Lokakarya Nasional Cleaner ProductionTechnology, 2003, Bandung. Managing of Your
Hazardous Waste, Environmental Protection Agency (EPA), December 2001.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai