Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR


PADA KASUS OBSTRUCTIVE SLEEP
APNEA

Dosen Pengampu : Dr. Rosnani, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat.


KELOMPOK 5
TINGKAT 1A

1. FADILLA ANGGRAINI : PO.71.20.1.20.001

2. RHIZMA KUSUMA DEWI : PO.71.20.1.20.014

3. YUNISA : PO.71.20.1.20.021

4. FRANSIS PRABOWO : PO.71.20.1.20.022

5. YENISA : PO.71.20.1.20.042
Definisi Gangguan Tidur

Gangguan tidur adalah kondisi ketika


seseorang mengalami kelainan pada
tidurnya dan memengaruhi kualitas tidur.
Meski penyebabnya beragam, gangguan
tidur pada umumnya disebabkan oleh stres
atau beberapa kondisi medis yang
menyebabkan seseorang sulit untuk
mengatur pola tidurnya.
Etiologi Gangguan Tidur
Gangguan tidur belum diketahui pasti, namun diperkirakan mencakup faktor, yaitu :

Faktor biologis Faktor psikologis Faktor sosiodemografik

Pola tidur, yang mencakup Stressor psikologis juga bisa Biasanya gangguan tidur
durasi dan waktu tidur, menjadi pemicu timbulnya timbul ketika seseorang
diatur oleh banyak gen dan gangguan tidur. misalnya sedang mengalami
bersifat diwariskan. gangguan afektif, gangguan stressor, misalnya masalah
cemas,insomnia, dll. pekerjaan atau
perkawinan.
Fisiologi Tidur

Suatu periode istirahat bagi tubuh berdasarkan atas


kemauan serta kesadaran dan secara utuh atau sebagian
fungsi tubuh yang akan dihambat atau dikurangi. Tidur
dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu :
● Fase rapid eye movement (REM) disebut juga active
sleep,
● Fase nonrapid eye movement (NREM) disebut juga
quiet sleep.
Non Rapid Eye Movement merupakan keadaan aktif yang terjadi melalui
Osilasi antara talamus dan korteks. Tiga sistem utama osilasi adalah
kumparan tidur, Delta osilasi, dan osilasi kortikal lambat. Kumparan tidur
merupakan sebuah ciri Tahap tidur NREM yang dihasilkan dari
hiperpolarisasi neuron GABA nergic dalam. Nukleus retikulotalamus,
sedangkan osilasi kortikal lambat dihasilkan di jaringan neokorteks oleh
siklus hiperpolarisasi.
Ciri EEG tambahan dari tidur fase REM adalah gelombang gigi gergaji. Fase
REM (tahap R) ditandai oleh atonia otot, aktivasi kortikal, desinkronisasi
bertegangan rendah dari EEG dan gerakan cepat dari mata.
Fungsi tidur NREM masih merupakan dugaan beberapa teori telah diajukan
salah satu teorinya menyatakan bahwa penurunan metabolisme akan
memfasilitasi peningkatan penyimpanan glikogen.
Klasifikasi Gangguan Tidur

Tiga sistem klasifikasi digunakan di seluruh dunia:


● Klasifikasi International penyakit (ICD) yang dikembangkan oleh WHO dan dimaksudkan
untuk digunakan oleh dokter umum dan lebih khusus.
● Diagnostik dan Statistik manual (DSM) dari American Psychiatric Association (APA) untuk
psikiater dan dokter umum.
● Klasifikasi International gangguan tidur (ICSD), sistem yang canggih dibudidayakan oleh
American Academy of Sleep Medicine (AASM) untuk spesialis tidur.

ICD dan DSM menyatukan berbagai gangguan sementara ICSD cenderungmembagi gangguan
terkait menjadi beberapa kategori terpisah.
Definisi Sleep Apnea

Sleep apnea didefinisikan sebagai suatu kelainan yang


memiliki karakteristik pernafasan abnormal berupa
berhentinya nafas selama tidur serta memiliki
konsekuensi rasa kantuk di siang hari dan
terganggunya fungsi kognitif, termasuk terganggunya
ingatan. Berhentinya nafas dapat dikategorikan
sebagai apnea bila terjadi sekurangnya 10 detik.
Etiologi Sleep Apnea
Menurut Dr. Matthew D. Mingrone, MD, pemimpin dokter
di EOS Sleep Centers, California, ada orang-orang tertentu yang lebih
mungkin mengalami gangguan tidur tersebut, dan berikut 8
penyebab sleep apnea menurut Mingrone :
1. Obesitas
2. Lingkar Leher Besar
3. Usia
4. Riwayat keluarga
5. Peminum Alkohol
6. Ras
7. Merokok
8. Jenis Kelamin
Tanda dan Gejala Sleep Apnea :

Tanda :
1. Mengantuk yang berlebihan pada siang hari
2. Tersedak
3. Tidur tidak nyeyak
4. Letih dan lesu sepanjang hari
5. Penurunan konsentrasi
6. Riwayat OSA dalam keluarga

Gejala :
1. Obesitas
2. Mandibula/maksila hypoplasia
3. Penyempitan orofaring
4. Pembesaran tonsil atau lidah
5. Obstruksi nasal dan nasofaringeal
Patofisiologi Sleep Apnea

Ada tiga faktor yang berperan pada patogenesis OSA :


 Faktor pertama, obstruksi saluran napas daerah faring akibat pendorongan lidah dan
palatum ke belakang
 Faktor kedua adalah kelainan fungsi kontrol neuromuskular pada otot dilator faring
 Faktor ketiga adalah kelainan kraniofasial mulai dari hidung sampai hipofaring
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan OSA terdiri dari terapi
nonbedah dan terapi bedah. Tujuan terapi
bedah pada OSA adalah untuk memperbaiki
volume dan bentuk saluran napas atas. Indikasi
harus jelas dan dipersiapkan dengan baik.
Terapi non bedah dapat dilakukan dengan
modifikasi gaya hidup, penggunaan oral
appliance (OA) dan CPAP. Modifikasi gaya hidup
dengan menurunkan berat badan karena
penderita OSA dengan obesitas dapat
meningkatkan volume dan fungsi saluran napas
atas.
Pasien dengan OSA ringan hingga sedang yang tidak
dapat menggunakan CPAP atau yang tidak berhasil
dengan CPAP dapat menggunakan OA. Alat ini
mereposisi anatomi saluran napas bagian atas guna
mencegah obstruksi dengan melebarkan saluran
udara, menstabilkan rahang atas ke depan, serta
melebarkan palatum mole dan lidah. Penggunaan
CPAP adalah terapi non-bedah OSA yang dianggap
paling efektif untuk menurunkan gejala mendengkur,
apnea-hipopnea dan daytime hypersomnolence.
Pencegahan
Cara mencegah sleep apnea pada orang yang
sehat adalah dengan menurunkan beberapa
resiko, seperti :

1. Menjaga berat badan agar tetap stabil,

2. Mengehentikan kebiasaan merokok dan


minum alcohol berlebihan,

3. Mengikuti pengobatan dokter jika memiliki


penyakit jantung dan storke.
LAPORAN KASUS

Ny. A mengatakan dirinya sulit untuk mulai tidur pada malam


hari. Kadang tidurnya hanya 2 jam saja sering terbangun pada
malam hari. Jika sudah terbangun dari tidur maka sulit untuk tidur
kembali karena sesak napas yang dialaminya saat tidur. Klien
juga mengatakan merasa sangat mengantuk pada siang hari, sulit
berkonsentrasi, belajar, atau mengingat sesuatu, sakit kepala
ketika baru bangun tidur, dan sering menguap. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan TD 110/70mmhg, T : 36.5°C, RR : 32
x/menit, N : 86 x/menit, HR : 64 x/menit, dari hasil pemeriksaan
pasien menderita gangguan pada pola tidur atau sleep apnea
PENGKAJIAN

Biodata
Tanggal Pemeriksaan : 30 April 2021 Nama Ibu : Ny. MN Nama Ayah : Tn. K
No. Reg : 00548 Umur : 42 tahun Umur : 43 tahun
Ruangan/No Kamar : Mawar/04 Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Identitas Klien
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Nama : Ny. A
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tanggal Lahir : 08 Desember 2002
Umur : 18 Tahun Alamat : Lr. Alpukat Alamat : Lr. Alpukat
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke :1
KELUHAN UTAMA
Ny. A mengatakan dirinya kadang tidur hanya 2 jam saja sering terbangun pada
malam hari. Jika sudah terbangun dari tidur maka sulit untuk tidur kembali karena
sesak napas yang dialaminya saat tidur. Klien juga mengatakan merasa sangat
mengantuk pada siang hari, sulit berkonsentrasi, belajar, atau mengingat sesuatu,
sakit kepala ketika baru bangun tidur, dan sering menguap.
Riwayat Kesehatan
D. Severity
A. Provocative/palliative Pasien mengatakan akibat tidak bisa tidur
1. Penyebabnya yaitu obstructive sleep apnea pada malam hari ia merasa sangat
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan yaitu jika mengantuk pada siang hari, sulit
pasien minum obat pasien mengatakan dirinya berkonsentrasi, belajar, atau mengingat
bisa tidur dan sebaliknya sesuatu serta sakit kepala ketika baru bangun
tidur
B. Quantity/Quality
1. Pasien merasa lelah E. Time
2. Pasien tampak gelisah, lesu, kehitaman didaerah Pada saat malam hari tidak bisa tidur dan
sekitar mata, perhatian terpecah-pecah. pada siang hari sangat mengantuk
C. Region/lokasi
• Jalan Tegal Binangun, Lr Alpukat
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan dirinya tidak mempunyai penyakit yang lain.
2. Pengobatan atau tindakan yang dilakukan Pasien pernah berobat ke
Rumah Sakit.
Pasien mengatakan dirinya tidak pernah berobat ke Rumah Sakit
3. Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah di operasi.
4. Lama rawat
-
5. Alergi
Pasien mengatakan dirinya tidak ada alergi.
6. Imunisasi
Pasien mengatakan dirinya mendapatkan imunisasi lengkap sewaktu
masih kecil.
Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Orang tua

Pasien mengatakan Ibu dan Ayahnya sehat tidak ada yang menderita
penyakit yang serius

2. Saudara kandung
Pasien mengatakan semua anggota keluarganya sehat tidak ada yang
menderita penyakit yang serius.
3. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami
gangguan jiwa.

5. Anggota keluarga yang meninggal


Pasien mengatakan ada anggota keluarga yang meninggal
6. Penyebab meninggal

1. Oran g tu a

Pasien mengatakan Ibu dan Ayahn ya sehat tid ak ada yan g menderita
penyak it yan g s erius

2. Saudara kand ung


Pasien mengatakan semua an ggo ta keluargan ya sehat tidak ada yan g
menderita pen yakit yang serius.
3. Penyakit keturun an yan g ada
Pasien mengatakan k eluargan ya tidak mempun yai pen yakit keturunan.
4. Anggota kelu arga yan g mengalami g angguan jiw a
Pasien mengatakan tidak ada anggota k eluargan ya yan g m engalami
gangguan jiw a.

5. Anggota kelu arga yan g meninggal


Pasien mengatakan ada anggota k eluarga yang meninggal
6. Penyebab meninggal

-
Riwayat Keadaan Psikososial
A. KONSEP DIRI

1. Gambaran diri

Ny. A mengatakan menyukai bentuk tubuhnya


A. PERSEPSI PASIEN TENTANG
2. Ideal Diri
PENYAKITNYA
Ny. A mengatakan dirinya ingin cepat sembuh.
Pasien sadar akan penyakit yang
3. Harga diri
dialaminya, tetapi klien mulai
menghindari hubungan sosial Ny. A mengatakan harga dirinya tidak terganggu.
dengan orang lain. 4. Peran dir
Klien sebagai anak dalam keluarganya
5. Identitas

Klien berpendidikan SMA, belum menikah


HUBUNGAN SOSIAL
1. Orang yang berarti
2. Bagi klien orang yang berarti baginya adalah orang
tua
3. Hubungan dengan keluarga
4. Menurut klien hubungan dengan keluarga baik
5. Hubungan dengan orang lain
6. Klien menjalin hubungan sosialisasi yang baik
dengan orang lain
7. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
8. Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain

SPIRITUAL 
Ny. A menganut agama Islam dan klien mengatakan
selalu melakukan sholat lima waktu.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Frekuensi makan/hari 3 kali sehari
2. Nafsu/selera makan Selera makan baik
3. Nyeri ulu hati Tidak ada nyeri ulu hati
4. Alergi Tidak ada
5. Mual dan Muntah Tidak ada mual dan muntah
6. Wakru Pemberian Makanan Pagi, siang, sore
7. Sesuai porsi nasi, lauk, sayur
Jumlah dan Jenis Makanan
dan buah
8. Waktu pemberian cairan/minum Saat setelah makan saja
9. Masalah makanan dan minuman Normal, Tidak ada masalah
Perawatan diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh : Tubuh tampak bersih


2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi tampak bersih
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku dan kaki tangan pendek dan bersih

Pola kegiatan/aktivitas

1. Uraian aktivitas pasien mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian


dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Pasien dapat
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti mandi,
makan, eliminasi,ganti pakaian.
2. Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : -
1. Pola Eliminasi
a. BAB
Pola BAB : Teratur 1 x sehari
Karakter feses : Keras
Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan
BAB terakhir : Pagi hari
Diare : Tidak ada diare
Penggunaan laksatif : Tidak ada laksatif
b. BAK
Pola BAK : 5-6 x/hari
Karakter urine :Kuning jernih
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada rasa
nyeri
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
2. Kebiasaan Olahraga
Ny. A jarang melakukan olahraga, hanya saja tekadang berjalan sekitar
rumah.
3. Kemampuan Melakukan Aktivitas
Aktivitas sehari-hari Ny. A adalah sekolah dan membantu Ibu
membersihkan rumah.
4. Rekreasi
Ny. A mengatakan biasanya sekolah dan untuk rekreasi dilakukan
keluarga untuk mengunjungi keluarga hanya pada saat liburan saja.
STATUS MENTAL
1. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika diberi
pertanyaan
2. Penampilan
Klien tampak rapi baik cara berpakaian.
3. Pembicaraan
Klien berbicara dengan lambat.
4. Alam perasaan
Klien tampak tidak bersemangat.
5. Afek
Pasien tidak mengalami gangguan pada afek, seperti afek datar yaitu tidak ada
perubahan dalam roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau
menyedihkan, hanya bereaksi bila ada stimulus yang lebih kuat.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan
pengkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
7. Persepsi
Jika mereka memiliki rumah sendiri mereka akan mempunyai kehidupan yang
lebih baik lagi.
8. Proses piker
Pasien tidak mengalami gangguan proses pikir seperti sirkuntasial (pikiran berputar
putar), tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit), flight ofidea (pikiran melayang).
9. Isi piker
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti obsesi (pikiran yang terus muncul
meskipun pasien berusaha menghilangkannya), phobia (rasa ketakutan yang
patologis/tidak rasional terhadap suatu objek/situasi/benda tertentu yang tidak
dapat dihilangkan)
10. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang, jangka pendek
maupun gangguan memori saat ini.
3. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala dan Rambut
Bentuk : Simetris
Ubun-ubun : Tidak ada Benjolan
Kulit Kepala : Bersih
9) PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Compos Mentis Rambut
2. Tanda-tanda Vital Penyebaran dan keadaan rambut : Merata dan bersih
TD : 110/70 mmHg Bau : Tidak berbau
T : 36,5 ° C Kulit Kepala : Besih
RR : 22 x/menit
N : 85 x/menit Wajah
TB : 155 cm Warna Kulit : Sawo matang
BB : 48 kg Struktur wajah : Oval dan simetris
Skala Nyeri : 3
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
Palpebra : Merah muda
Konjungtiva dan Sklera : Merah muda dan putih
Pupil : Isokor dan coklat muda
Cornea dan iris : Bening
Visus : Ketajaman penglihatan baik
Tekanan bola mata : Baik
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septumnasi : Simetris dan di tengah
- Lubang hidung : Bersih
- Cuping hidung : Tidak ada

Telinga
- Bentuk telinga : Normal dan simetris
- Ukuran telinga : Normal,simteris kanan dan kiri
- Lubang telinga : Bersih
- Ketajaman pendengaran : Baik

Mulut dan Faring


- Keadaan bibir : Lembab dan simetris
- Keadaan gusi dan gigi : Merah muda,gigi putih
- Keadaan lidah : Bersih
- Orofaring : Normal
Leher
- Posisi Trachea : Normal
- Thyroid : Tidak ada pembesaran
- Suara : Normal
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada distensi
- Denyut nadi karotis : Teraba

Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : Bersih
- Kehangatan : Hangat
- Warna : Normal , sawo matang
- Turgor : Baik
- Kelembaban : Lembab
- Kelainan pada kulit : Tidak ada
Pemeriksaan Thoraks/dada
- Inspeksi thoraks/dada : Normal
- Pernafasan (frekuensi, irama) : 22x/menit
- Tanda kesulitan bernafas :Tidak ada kesulitan bernafas

Pemeriksaan Paru
- Palpasi getaran suara : Ada getaran
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi : Vesikuler dan tidak ada tambahan suara

Pemeriksaan Muskuloskeletal/Ekstremitas
Normal, Berfungsi dengan baik, tidak ada edem

Pemeriksaan Fungsi Sensorik


Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan
tajam tumpu
Analisa Data
Lanjutan
Analisis Data
Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pola tidur b.d. sering terjaga dimalam hari, d.d sekunder
akibat (gangguan transport oksigen, gangguan eliminasi, gangguan
metabolisme)
b. Cemas b.d. ketidakmampuan untuk tidur d.d henti napas saat tidur dan
ketidakmampuan mengawasi prilaku
c. Gangguan pertukaran gas b.d henti napas saat tidur
Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Ny. A Ruang/No Kamar : Mawar/04
Umur : 19 Tahun Register : 00548

Nama &
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Paraf
1 Jum’at, 30 April 2021 Jumat, 30 april 202110:00 WIB Jum’at, 30 april 2021 Jum’at, 20 April 2021 10:00
10:00 WIB Setelah dilakukan asuhan 10:00 WIB WIB
Gangguan pola tidur b.d. keperawatan selama 3× 24 jam, a. kaji factor - faktor untuk mengetahui factor
sering terjaga dimalam diharapkan klien mampu yang mempengaruhi factor yang sering
hari, d.d sekunder akibat mempertahankan pola bangun- masalah tidur mempengaruhi pola tidur
(gangguan transport tidur yang adekuat dengan b. berikan posisi yang klien
oksigen, gangguan kriteria : nyaman pada pasien a. posisi yang nyaman dapat
eliminasi, gangguan a. kebutuhan tidur klien c. ciptakan ruangan yang menberikan efek yang
metabolism) terpenuhi tenang dan senyap nyaman pada relaksasi
b. klien menyatakan leboh d. berikan selimut pernapasan pada saat tidur
segar setelah bangun tidur sehingga tidak b. agar tidak membangunkan
c. klien dapat tertidur 30 menit kedinginan klien saat tidur
dari waktu pergi tidur e. anjurkan pasien tidur c. dapat memberikan
d. klien dapat tidur selama 6 pada waktu sama dan kehangatan pada klien
jam tanpa terbangun hindari tidur pada d. agar pasien dapat tidur
waktu siang dan sore dengan pulas pada malam
hari hari
f. anjurkan pasien f. agar pasien dapat merasa
melakukan nyaman dan tidak terbangun
pengosongan kandung untuk miksi saat tidur
kemih sebelum tidur g. membantu klien agar dapat
g. kolaborasi pemberian memenuhi kebutuhan tidur nya
obat pemicu tidur pada
klien

2 Sabtu, 01 mei 2021 Jum’at, 1 mei 2021 Sabtu, 01 mei 2021 Sabtu, 01 mei 2021
10:00 WIB 10:00 WIB Setelah diberikan asuhan 10:00 WIB 10:00 WIB
Cemas b.d. ketidakmampuan keperawatan selama 3×24 jam a. kaji factor pemicu a. untuk mengetahui factor yang
untuk tidur d.d henti napas diharapkan kecemasan klien terjadinya kecemasan sering memicu terjadinya
saat tidur dan berkurang, dengan kriteria : pada klien kecemasan
ketidakmampuan mengawasi a. klien mengatakan kecemasan b. ukur TTV klien b. kecemasan dapat meningkatkan
perilaku nya berkurang c. berikan lingkungan nadi dan frekuensi pernapasan
b. klien menyatakan tidur dengan yang suportif klien
nyenyak karena tidak mengalami d. jelaskan dan berikan c. lingkungan yang suportif dan
henti napas/sleap apnea saat tidur dukungan pada klien memberikan kenyamanan pada
c. pemeriksaan TTV normal agar tidak takut akan pasien dapat menurunkan
cemas kecemasan pada klien
d. agar klien dapat memahami
dampak dari kecemasan yang
dialaminya dan dapat
berpartisipasi mengurangi
kecemasan
3 Minggu, 02 mei 2021 Minggu, 02 mei 2021 Sabtu, 02 mei 2021 Sabtu, 02 mei 2021
10:00 WIB 10:00 WIB 10:00 WIB 10:00 WIB
Gangguan pertukaran gas Setelah diberikan asuhan a. observasi TTV a. untuk mengetahui adanya
b.d henti napas saat tidur keperawatan selama 3×24 jam b. berikan posisi semi tanda terjadinya gangguan
diharapkan klien tidak fowler pernapasan
mengalami pertukaran gas saat c. berikan terapi b. jalan napas yang lancar dan
tidur dengan kriteria : oksigenasi tidak ada sumbatan proses
a. klien menyatakan d. berikan HE pada klien respirasi dapat berjalan
pernapasanya lancar tentang penyakitnya dengan lancar
sehingga ia tidak terbangun c. oksegien secara adekuat
saat tidur dapat mensuplai dan
b. pemeriksaan TTV normal memberikan cadangan
oksigen, sehingga
mencegah terjadinya
hipoksia
d. informasi yang adekuat
dapat membawa pasien
lebih kooperatif dalam
memberikan terapi
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Jum’at, 30 April Gangguan pola tidur a. melakukan pengkajian masalah S:
202110:00 WIB b.d. sering terjaga gangguan tidur klien, karakteristik, dan • klien dapat mengerti tentang masalah yang
dimalam hari, d.d penyebab kurang tidur mengakibatkan gangguan pola tidur
sekunder akibat b. menganjurkan klien untuk mengurangi • klien mengatakan akan mengatur cahaya
(gangguan transport kebisingan, mengatur cahaya yang yang redup
oksigen, gangguan redup • klien akan mengatakan akan membatasi
eliminasi, gangguan c. menganjurkan klien untuk leboh intake cairan terutama pada malam hari
metabolism) banyak minum pada siang hari O:
daripada malam hari • klien belum bisa tidur tepat waktu
d. menganjurkan keluarga untuk ikut A:
berpartisipasi dalam menciptakan • masalah belum teratasi
kenyamanan, seperti, keluarga dapat P:
menjaga anak kecil jika klien sedang Intervensi Dilanjutkan
istirahat • mengatur cahaya
e. menganjurkan klien untuk tidur dengan • mengurangi intake cairan
posisi nyaman, seperti SIM • posisi tidur yang nyaman
f. menganjurkan klien untuk tidak banyak • kamar tidur yang bersih
tidur pada siang hari
Sabtu, 1 Mei 2021 Cemas b.d. a. mengajarkan teknik relaksasi S:
08:00 WIB ketidakmampuan untuk b. melatih klien mengontrol cemas • klien mengatakan rasa cemasnya sudah mulai
tidur d.d henti napas dengan teknik mengerutkan otot- berkurang dan saat cemas klien melakukan
saat tidur sleap apnea otot teknik relaksasi
dan ketidakmampuan c. menganjurkan klien untuk O:
mengawasi prilaku melakukan teknik tersebut saat • klien masih tampak sedikit gelisah
merasakan cemas • klien terlihat melamun
• TD : 110/70 mmHg
• HR : 68×/m
• RR : 22×/m
A:
• klien masih mengalami kecemasan
P:
• Intervensi Dilanjutkan
• anjurkan teknik relaksasi
• Pantau TTV
• kamar tidur yang bersih dan nyaman

Minggu, 2 Mei 2021 Gangguan pertukaran a. memonior pernapasan, yaitu S:


11.00 WIB gas b.d henti napas saat pengaturan posisi semi fowler 45○ • pasien mengatakan sesak napas mulai
tidur b. kolaborasi pemberian nebulizer berkurang
c. memantau terapi oksigen yang O:
diberikan • pasien tampak sedikit sesak 22×/menit, O2
d. memantau pernapasan pasien setelah Nasal sudah tidak terpasang
pemberian oksigen A
e. kolaborasi pemberian obat pada • masalah sudah teratasi
pasien P:
• Asuhan Keperawatan dihentikan
Kesimpulan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien Ny.A yang mengalami masalah
gangguan tidur dengan obstructive sleep apnea didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Faktor resiko gangguan tidur pada Ny. A meliputi sumbatan jalan napas sehingga sesak napas saat tidur
dan pola tidur yang tidak biasanya sehingga menyebabkan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang
hari.
2. Tindakan penanganan gangguan tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang tenang, kurangi
kebisingan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada saat tidur.
3. Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. A adalah gangguan pola tidur dan rasa cemas.
4. Implementasi yang sudah dilakukan pada Ny. A dapat berupa menentukan jam tidur klien, menjelaskan
pentingnya tidur yang cukup selama sakit dan tekanan psikososial, mendorong klien untuk menetapkan
rutinitas tidur, dan menganjurkan klien untuk menghindari yang mengganggu kebutuhan tidur sehari-
hari.
Saran

a. Klien hendaknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran demi perbaikan keadaannya dan
menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan ulang yang lebih buruk.
b. Keluarga dapat memberikan saran ataupun peringatan pada klien bila melanggar apa-apa yang sudah
dianjurkan oleh perawat.
Ruangan ataupun lingkungan rumah dapat memberikan asuhan keperawatan secara lebih baik lagi untuk
hasil yang optimal, lebih melengkapi sarana yang terkait dengan gangguan pola tidur akibat obstructive
sleep apnea. Serta kerjasama antar tim perawat dan tim kesehatan, klien dapat dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (diharapkan)
Thanks
you! CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai