8 juni 2021
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl Lahir : 01/09/1972
Alamat : Maros
No RM : 786607
SUBJEKTIF
Keluhan Utama: Nyeri tungkai bilateral
Anamnesis: Pasien laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan nyeri tungkai pada telapak kaki
kanan. Dialami 3 minggu yang lalu secara tiba-tiba. Sebelumnya pasien merasakan dingin dan rasa
kebas pada jari kaki kanan . Pasien memiliki riwayat dirawat di PJT pada tahun 2016 Karena nyeri
dada. Sesak tidak ada. Dada berdebar tidak ada. Buang air besar dan air kecil dalam batas normal .
Riwayat jatuh atau trauma tidak ada. Riwayat DM tidak ada.
OBJEKTIF
Kepala : Bentuk normal, simetris
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) GCS : E4M5V6
Telinga: TD : 154/96
- Pendengaran : Normal
- Nyeri tekan di prosesus mastoideus (-) Nadi : 86
Hidung: Pernafasan : 20
- Perdarahan : (-)
o
- Sekret : (-) Suhu : 36,7 C
Leher:
- Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
- Kelenjar gondok : pembesaran (-)
- Kaku kuduk : Tidak ada
- JVP : R+2 cmH2O
Thoraks
- Auskultasi teraba
- Perkusi : sonor
•Bunyi pernapasaan : Vesikuler, normal
- Auskultasi : Bunyi jantung SI/II
•Bunyi tambahan : Ronki -/- Wheezing -/-
reguler, pulsus defisit (+)
Abdomen
- Inspeksi : Datar, ikut gerak napas,
Alat Kelamin, Anus dan Rektum : tidak diperiksa
kolateralisasi vena (-)
Extremitas :
- Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor
regio cruris pedis dextra : pain, paresthesia, pallor,
(-), Pembesaran hepar (-)
pulselessness, poilikiotermia, paralisis
- Perkusi : Timpani- Auskultasi : Peristaltik
kesan normal
- Lain-lain : Ascites (-)
4 juni 2021
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
WBC 21,7 4.00 - 10.0 10^3/uL
RBC 4.74 4,00 – 6,00 10^6/uL
Hemoglobin 14.7 12,0 – 16,0 g/dl
Hematokrit 41 36,0 – 46,0 Vol%
MCV 86 80.0 - 97.0 Fl
MCH 31 26.5 - 33.5 Pg
MCHC 36 31.5 - 35.0 gr/dl
PLT 409 150 - 400 10^3/uL
Hitung Jenis
Eosinofil 2.6 2–4 %
Basofil 0.8 0–1 %
Neutrofil 74.9 52 – 75 %
Limfosit 12.9 20 –35 %
Monosit 8.8 4–8 %
4 juni 2021
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Koagulasi
PT 10.6 10 – 14 detik
INR 1.02 – –
APTT 54.8 22,0 – 30,0 detik
Kimia Darah
D Dimer 0.93 <0.5 ug/ml
Fungsi Ginjal
Ureum 51 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 1.73 L (<1,3), P (<1,1) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 21 < 38 U/L
SGPT 72 < 41 U/L
Elektrolit
Natrium 138 136 – 145 mmol/l
Kalium 4,1 3,5 – 5,1 mmol/l
Klorida 104 97 – 111 mmol/l
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Koagulasi
Cek PT,APTT
Cek INR
Cek Ureum dan kreatinin
MITRAL STENOSIS
Kuncoro, AS. Pemeriksaan Stenosis Mitral Akibat Proses Rheumatik Dengan Ekokardiografi. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2010. Vol 3(1)
DEFINISI
Mitral stenosis adalah penyempitan pembukaan katup mitral sehingga aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri terhambat. Pembukaan katup
mitral biasanya seluas 4-5 cm , tetapi pada kodisi ini menurun menjadi setengah ukuran normal bahkan lebih kecil.
Kuncoro, AS. Pemeriksaan Stenosis Mitral Akibat Proses Rheumatik Dengan Ekokardiografi. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2010. Vol 3(1)
PATOFISIOLOGI
Pada stenosis mitral akibat demam rematik akan terjadi proses peradangan (valvulitis) dan pembentukan nodul
tipis di sepanjang garis penutupan katup. Proses ini akan menimbulkan fibrosis dan penebalan daun katup,
kalsifikasi, serta pemendekan korda atau kombinasi dari proses tersebut.
Keterlibatan chordae tendinae menyebabkan penebalan, fusi, dan kontraksi dengan jaringan parut yang meluas
ke otot papiler, keadaan ini akan menimbulkan distorsi dari aparatus mitral yang normal, mengecilnya area
katup mitral menjadi seperti bentuk mulut ikan (fish mouth) atau lubang kancing. Fibrosis dan kalsifikasi yang
padat dapat mengurangi struktur katup normal yang halus menjadi kaku, dan tidak dapat bergerak.
Hendra Permana dkk. Profil Penderita Stenosis Mitral Reumatik di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012-2016 .Jurnal Kesehatan Andalas. 2019. Vol 8(1)
GEJALA KLINIS
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Facies Mitral
Berdebar Palpasi : trill diastolik di apeks
Batuk darah Auskultasi : S1 keras, opening snap
Sesak napas
Ortopnoe
Paroxysmal nocturnal dispnoe
Kuncoro, AS. Pemeriksaan Stenosis Mitral Akibat Proses Rheumatik Dengan Ekokardiografi. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2010. Vol 3(1)
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium. 2014
KLASIFIKASI DERAJAT
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium. 2014
REGURGITASI MITRAL
DEFINISI
Regurgitasi mitral (MR) adalah insufisiensi katup mitral yang tidak menutup dengan sempurna pada
saat sistolik, sehingga menyebabkan aliran balik ke atrium kiri.
MR dapat disebabkan oleh proses rematik atau penyebab lain misalnya:
1. Prolaps katup mitral (MVP) yaitu abnormalitas penutupan katup mitral pada saat sistolik, dimana
salah satu atau kedua daun katup terdesak lebih superior ke ruang atrium; MVP berawal tanpa
regurgitasi
2. Ruptur chordatendinae atau rupture muskulus papilaris sebagai komplikasi infark miokard akut.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Panduan praktik klinis (PPK) dan clinical
pathway (CP) penyakit jantung dan pembuluh darah. 2016
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Panduan praktik klinis (PPK) dan clinical
pathway (CP) penyakit jantung dan pembuluh darah. 2016
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Ekokardiografi
Menilai derajat MR dan morfologi katup apakah sesuai mitral rematik
Mengukur area katup mitral - kriteria derajat MS (sesuai referensi)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Panduan praktik klinis (PPK) dan clinical
pathway (CP) penyakit jantung dan pembuluh darah. 2016
DIAGNOSIS BANDING
1. Ventricular Septal Defect (VSD)
2. Aortic Stenosis (AS)
3. Hypertrophic Obstructive
Cardiomyopathy (HOCM)
4. Regurgitasi (TR)
5. Kortriatriatum, myxoma (mirip MS)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Panduan praktik klinis (PPK) dan clinical
pathway (CP) penyakit jantung dan pembuluh darah. 2016
KLASIFIKASI
REGURGITASI MITRAL
KLASIFIKASI
D
REGURGITASI MITRAL
ATRIAL FIBRILASI
Daftar Pustaka : Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium.
2014
DEFINISI
Atrial fibrilasi (AF) adalah aritmia jantung menetap yang paling umum didapatkan. Dapat juga
diartikan sebagai adalah takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan aktivasi atrium yang tidak
terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium.
KLASIFIKASI
Secara klinis FA dapat dibedakan menjadi lima jenis Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval
menurut waktu presentasi dan durasinya, yaitu : RR) maka FA dapat dibedakan menjadi :
1. FA yang pertama kali terdiagnosis 1. FA dengan respon ventrikel cepat: Laju ventrikel
2. FA paroksismal >100x/menit
2. FA dengan respon ventrikel normal: Laju ventrikel
3. FA persisten
60-100x/menit
4. FA persisten lama (long standing persistent 3. FA dengan respon ventrikel lambat: Laju ventrikel
5. FA permanen <60x/menit
PENYEBAB ALI
Palpasi arteri femoralis Lembut, kaku Keras, kalsifikasi
Distrofi tungkai Tidak ada ada
Abnormalitas jantung Ada Tidak ada
Bruit iliaka atau femoral Tidak ada Bisa ada
Riwayat klaudikasio Tidak ada ada
KLASIFIKASI RUTHERFORD
Kategori Deskripsi Penemuan Sinyal Doppler
Kehilangan Kelemahan Arteri Vena
sensorik otot
Viabel (1) Tidak segera Tidak Tidak Terdengar Terdengar
mengancam
Marginal (2a) Dapat diselamatkan Minimal atau tidak Tidak (Sering) tidak Terdengar
jika diterapi segera ada terdengar