Anda di halaman 1dari 15

R E F E RA

ASPEK LABORATORIUM ARTRITIS GOUT AKUT


DISUSUN OLEH :
PUTERI PRICILYA ABIGAEL LAGHA C11116371
NITHA SARINA C11116378

Supervisor Pembimbing :
dr. Uleng Bahrun, Sp.PK (K), Ph.D

Residen Pembimbing :
dr. Deisy Chrisanty Betah
 
1
DEFENISI
 Artritis gout adalah penyakit inflamasi sendi yang ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam
ataupun di sekitar persendian.
 Hal penting yang mempengaruhi penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan saturasi jaringan tubuh terhadap
urat.
 Serangan artritis gout akut ditandai dengan nyeri hebat, nyeri sentuh/tekan, onset tiba-tiba, disertai bengkak
dengan atau tanpa eritema yang mencapai puncak dalam 6−12 jam pada satu sendi (monoartritis akut).

2
EPIDEMIOLOGI

 Artritis gout merupakan penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau
supersaturasi asam urat didalam cairan ekstarseluler. Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung
meningkat.
 Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, jumlah kasus artritis gout dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan di bandingkan dengan kasus penyakit tidak menular lainnya.
 Prevalensi artritis gout di Desa Sembiran, Bali sekitar 18,9%, sedangkan di Kota Denpasar sekitar 18,2%.
Tingginya prevalensi artritis gout di masyarakat Bali berkaitan dengan kebiasaan makan makanan tinggi purin.

3
ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit atau penimbunan kristal asam urat dalam sendi, dapat
disebabkan karena metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin maupun ekskresi
asam urat yang kurang dari ginjal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
Makanan
Usia & Jenis Kelamin - Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola
- Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih
makan yang tidak terkontrol yaitu dengan
banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin
angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua
(contoh ikan laut, ikan kalengan, kerrang, daging dll).
jenis kelamin setelah usia menopause - Obesitas

Alkohol
Riwayat Pengobatan - Metabolisme etanol menjadi acetyl CoA menjadi adenin
- Penggunaan obat-obat tertentu dapat menyebabkan nukleotida meningkatkan terbentuknya adenosin
peningkatan reabsorbsi asam urat, seperti obat diuretik monofosfat yang merupakan prekursor pembentuk asam
urat
4
PATOGENESIS

5
MANIFESTASI KLINIS
Kriteria diagnosis artritis gout akut dapat menggunakan kriteria menurut American College of Rheumatology (ACR)/European League against
Rheumatism (EULAR), sebagai berikut :

6
7
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DARAH RUTIN
= didapatkan leukositosis, neutrofilia, dan limfositopenia

KIMIA DARAH
= ditemukan hiperurisemia

CAIRAN SENDI
= ditemukan kristal urat atau monosodium urat dalam cairan sendi

8
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologi Farmakologi
 Diet
• Serangan gout akut harus ditangani secepatnya. Evaluasi adanya
Hindari makanan yang mengandung tinggi purin dengan nilai kontraindikasi sebelum pemberian terapi.
biologik yang tinggi seperti hati, ampela, ginjal, jeroan, dan  Pilihan terapi gout akut dengan onset <12 jam adalah kolkisin
ekstrak ragi. Makanan yang harus dibatasi konsumsinya antara dengan dosis awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg. Terapi
lain daging sapi, domba, babi, makanan laut tinggi purin pilihan lain diantaranya: OAINS, kortikosteroid oral dan/atau
(sardine, kelompok shellish seperti lobster, tiram, kerang, bila dibutuhkan aspirasi sendi dilanjutkan injeksi kortikosteroid.
udang, kepiting, tiram, skalop).
• Pada penyakit komorbid:
 Latihan Fisik  Hipertensi: pertimbangkan untuk mengganti terapi
Olahraga meliputi latihan kekuatan otot, fleksibilitas otot dan sendi, antihipertensi golongan thiazide atau loop diuretik.
dan ketahanan kardiovaskular. Olahraga bertujuan untuk menjaga  Dislipidemia: pertimbangkan untuk memulai terapi statin atau
berat badan ideal dan menghindari terjadinya gangguan
fenofibrat.
metabolisme yang menjadi komorbid gout

9
10
PENCEGAHAN
 Konsumsi minum air putih yang cukup,
 Menghindari makanan dengan kandungan purin yang tinggi.
 Terdapat juga terapi farmakologi yang bisa digunakan sebagai pencegahan dini yaitu dengan mengonsumsi
kolkisi yang tentunya memerlukan pemantauan dari dokter

11
KOMPLIKASI

Komplikasi dari Artritis Gout meliputi :


 Batu Ginjal
 Fraktur pada Sendi

12
PROGNOSIS
Artritis gout sering dikaitkan dengan morbiditas yang cukup besar, dengan episode serangan akut yang sering
menyebabkan penderita cacat. Namun, artritis gout yang diterapi lebih dini dan benar akan membawa prognosis yang
baik jika kepatuhan penderita terhadap pengobatan juga baik.

13
KESIMPULAN
 Penyakit artritis gout adalah penyakit inflamasi sendi yang ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat
di dalam ataupun di sekitar persendian.
 Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit atau penimbunan kristal asam urat dalam sendi.
 Pemeriksaan Laboratorium ditemukan = ditemukan neutrofilia, limfositopenia, dan hiperurisemia. Pada
pemeriksaan cairan sendi ditemukan adanya kristal monosodium urat.
 Terapi diberikan secara farmakologi maupun non-farmakologi.
 Dalam pencegahan dini Artritis Gout cukup dengan mengubah pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung purin yang tinggi.
 Jika Artritis Gout ditangan secara cepat dan tepat, maka akan memiliki prognosis yang baik serta mengurangi
terjadinya peluang pasien terkena cacat.

14
Terima Kasih

15

Anda mungkin juga menyukai