Anda di halaman 1dari 17

Anggota kelompok 4:

1. Farah Fadhila J210200005


2. Aulia Dwi Wardani J210200020
3. Iffah Amirotun Umah J210200038
4. Aura Rahmatika Galuh Putrianti J210200048
A. Pengertian Etika Secara Umum
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral. Etika berkaitan dengan berbagai
masalah nilai karena etika pada pokoknya, membicarakan masalah-
masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “susila” dan “tidak susila”,
“baik” dan “buruk”. Sebagai bahasan khusus etika membicarakan sifat-
sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bijak. Kualitas -
kualitas ini dinamakan kebijakan yang dilawankan dengan kejahatan
yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang
memilikinya dikatakan orang yang tidak susila.
B. Etika Pancasila
Etika Pancasila yang dijiwai nilai-nilai sila-sila Pancasila
merupakan etika Pancasila, yang meliputi:

1.  Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
merupakan etika yang berlandaskan pada kepercayaan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan
beradab, merupakan etika yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
3. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai Persatuan Indonesia, merupakan
etika yang menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
4. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmat dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, merupakan etika
yang menghargai kedudukan, hak dan kewajiban
warga masyarakat/warga negara, sehingga tidak
memaksakan pendapat orang lain.
5. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai Keadilan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan etika yang
menuntun manusia untuk mengembangkan sikap
adil terhadap sesama manusia, mengembangkan
perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan
sikapa dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
C. Pengertian Politik
Pengertian “Politik” berasal dari kosa kata “Politics” yang memiliki makna bermacam-macam
kegiatan, dalam sustu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan
dari sistem itu, dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Politik selalu menyangkut tujuan-
tujuan dari seluruh masyarakat (public goal), jadi bukan tujuan pribadi atau seseorang (privat
goal).Selain itu Politik juga menyangkut kegiatan berbagai kelompok partai politik, lembaga masyarakat
maupun perseorangan. Berdasarkan pengertian-pengerian pokok tentang politik, maka secara
operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan:
o Negara (State),
o Kekuasaan (Power),
o Pengakuan Keputusan (Decisin Making),
o Kebijakan (Policy),
o Pebagian (Distribution), Dan
o Alokasi (Allocation).
D. Pengertian Etika Politik
Manusia yang baik tidak cukup hanya bermoral, tetapi juga
harus beretika. Dengan berpikir kritis terhadap moral yang
diyakininya, ia tidak akan gamang apabila sewaktu-waktu
seseorang yang dijadikan panutan moralnya telah tiada atau
kehilangan pamornya. Oleh karena itu etika politik barkait erat
dengan bidang pembahasan moral. Hal tersebut berdasarkan
kenyataan, bahwa pengertian “moral” senantiasa menunjuk
kepada manusia sebagai subjek etika. Walaupun etika dalam
hubungannya dengan masyarakat, bangsa dan negara, etika
politik tetap meletakkan dasar fundamentalnya manusia sebagai
manusia.Dasar tersebut lebih meneguhkan akar etika politik,
bahwa kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia
sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya.
etika politik itu mengandung dua pengertian, yaitu: pertama,
sebagai filsafat moral yang mengenai dimensi politis kehidupan
manusia (legitimasi kekuasaan politik), dan kedua: etika politik
adalah merupakan tata krama dalam melakukan aktifitas politik
(demensi moral dalam berpolitik), seperti sikap kasatria,
elegant, fairness, penuh kesantunan, dan memegang amanah
(legitimasi etis). Namun tentunya hal ini di luar pendasaran pada
keabsahan kekuasaan (legitimasi politik). Sebab bagaimanapun
suatu pemerintahan ataupun lembaga perwakilan, tidak akan
mungkin berjalan secara efektif tanpa adanya ligitimasi politik
dari rakyat.
E. Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik
Nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebagai sumber derivasi peraturan perundang-undangan,
melainkan juga merupakan sumber moralitas, terutama dalam hubungannya dengan legitimasi
kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.Secara
yuridis formal, Pancasila berfungsi sebagai kaidah dasar negara, yang memperoleh legalitas hukumnya
pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara 1945. Karena tercantum dalam Keputusan-Keputusan
negara tersebut, maka Pancasila telah mendapatkan legalitas hukumnya. Jadi, berlaku dan mengikat
setiap manusia Indonesia, kapan dan di mana saja ia berada.Selanjutnya bahwa Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, dan dasar negara dia mengandung beberapa nilai berikut:
1. Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Dan Nilai Kerakyatan Dan Nilai Keadilan;
2. Nilai Ideal, Nilai Material, Nilai Spiritual, Nilai Pragmatis Dan Nilai Positif.
3. Nilai Etis, Nilai Esteis, Nilai Logis, Nilai Sosial Dan Nilai Releigius.
Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut, pada kenyataannya dapat
berlaku umum (universal), yaitu berlaku bagi semua manusia dan bangsa
(negara), tanpa ada batas-batas tertentu, dan akan bersifat khusus apabila
dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi
bangsa Indonesia (nasional).
Oleh sebab itu, bagi bangsa Indonesia, tidak boleh tidak kristalisasi
nilai-nilai tersebut adalah yang terdapat di dalam Pancasila, di mana sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan nilai inti dan nilai sumber, yang
masing-masing saling menjiwai dan meliputi, yang memberikan landasan bagi:
1. Nilai dasar kemanusiaan sebagai tolok ukur (nilai kriteria);
2. Berlaku umum dan menyeluruh bagi nilai-nilai; dan
3. Menjadi landasan kepercayaan pandangan hidup dan sikap serta prilaku.
F. Nilai-Nilai Pancasila dalam Etika Politik
Untuk memahami dan mendalami nilai-nilai Pancasila dalam etika
berpolitik itu semua terkandung dalam kelima sila Pancasila.a.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, sang pencipta seluruh alam. Yang Maha
Esa berarti Maha Tunggal, tidak ada sekutu dalam zat-Nya, sifat-Nya dan
 perbuatan-Nya. Atas keyakinan demikianlah, maka Negara Indonesia berdasarkan
 pada Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Negara memberikan jaminan sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaannya untuk beribadat dan beragama. Bagi semua warga
tanpa kecuali tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti Ketuhanan Yang Maha
Esa dan anti keagamaan.Hal ini diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang
berbudaya dan memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Dengan
akal nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma.Adil
berarti wajar, yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan kewajiban
seseorang.Beradab kata pokoknya adalah adab, sinonim dengan
sopan, berbudi luhur dan susila.Beradab artinya berbudi luhur,  
berkesopanan, dan bersusila. Hakikatnya terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 alinea pertama: Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala  bangsa dan oleh sebab itu,
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak  sesuai dengan
prikemanusiaan dan prikeadilan.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu, artinya utuh tidak terpecah-
pecah. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-
macam corak yang  berabeka ragam menjadi satu kebulatan. Sila
Persatuan Indonesia ini mencakup  persatuan dalam arti ideologis,
politik, ekonomi, social budaya, dan hankam. Hal ini sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang berbunyi, Kemudian dari
pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
 permusyarawatan/Perwakilan
Kata rakyat yang menjadi dasar Kerakyatan, yaitu : Sekelompok manusia
yang berdiam dalam satu wilayah tertentu. Sila ini bermaksud bahwa Indonesia
menganut system demokrasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal
ini   berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti
 bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas kekuasaannya ikut dalam pengambilan
keputusan-keputusan. Sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat, yaitu, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia,
yang berkedaulatan rakyat. Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial
berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala  bidang kehidupan, baik
materiil maupun spiritual.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam
masyarakat disegala  bidang kehidupan, baik materiil
maupun spiritual. Seluruh rakyat berarti semua warga
Negara Indonesia baik yang tinggal didalam negeri
maupun yang di luar  negeri. Hakikat keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia dinyatakan dalam alinea kedua
Pembukaan UUD 1945, yaitu Dan perjuangan
kemerdekaan kebangsaan Indonesia. Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Pola pikir  untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni
dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang telah
dijabarkan diatas. Yang mana dalam  berpolitik harus bertumpu pada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam permusyarawatan/Perwakilan dan dengan
penuh keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia tampa pandang
bulu. Nilai-nilai Pancasila tersebut mutlak harus dimiliki oleh setiap
penguasa yang berkuasa mengatur    pemerintahan, agar tidak
menyebabkan berbagai penyimpangan seperti yang sering terjadi
dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme,  
penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika
sampai  perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok
masyarakat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai