Anda di halaman 1dari 36

AUDIT SEKTOR PEMERINTAHAN

(ASP)

KULIAH – M5

sbh©2017
Pemeriksaan
Siklus Pendapatan dan
Penerimaan Kas
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Ada 10 langkah kegiatan pelaksanaan pemeriksaan, yaitu:
1. Pelaksanaan Pengujian Pengendalian Internal;
2. Penyesuaian Tingkat Risiko dan Tingkat Materialitas Setelah
Pengujian Pengendalian;
3. Penyesuaian Prosedur Pengujian;
4. Pelaksanaan Pengujian Substansif;
5. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Pengujian Substantif;
6. Pelaksanaan Prosedur Tambahan jika diperlukan;
7. Penyusunan dan Penyampaian Temuan Pemeriksaan dan
Jurnal Penyesuaian;
8. Perolehan Surat Representasi;
9. Pelaksanaan Prosedur Analitis Akhir; dan
10. Penilaian Risiko dan Materialitas Akhir.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Ada 10 langkah kegiatan pelaksanaan pemeriksaan, yaitu:
1. Pelaksanaan Pengujian Pengendalian Internal;
Sistem pengendalian internal (SPI) adalah suatu proses integral yang didesain
dan diselenggarakan oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan entitas terkait dengan:
1) Keandalan dari laporan keuangan;
2) Efektivitas dan efisiensi operasi;
3) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; dan
4) Pengamanan aset.
Lima komponen pengendalian internal, meliputi:
1) Lingkungan pengendalian (Control Environment);
2) Penilaian risiko (Risk Assessment);
3) Aktivitas pengendalian (Control Activities);
4) Informasi dan komunikasi (Information and Communication); dan
5) Pemantauan (Monitoring).
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Ada 10 langkah kegiatan pelaksanaan pemeriksaan, yaitu:
2. Penyesuaian Tingkat Risiko Setelah Pengujian Pengendalian;
Pemeriksa menentukan Risiko Pemeriksaan (Audit Risk/AR), Risiko
Bawaan (Inherent Risk/IR), Risiko Pengendalian (Control Risk/CR),
Risiko Deteksi (Detection Risk/DR) dan Risiko Kecurangan (Fraud
Risk/FR). Penentuan risiko pemeriksaan memengaruhi luas lingkup
pengujian dan penentuan ukuran sampel pemeriksaan.

Risiko pemeriksaan dapat diformulasikan seperti berikut:


AR = IR X CR X DR
Pemeriksa dapat menilai risiko pemeriksaan dengan pendekatan
kualitatif maupun kuantitatif berdasarkan pertimbangan profesional
yang memadai. Secara kualitatif, risiko pemeriksaan dikategorikan
menjadi 3 yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan secara
kuantitatif, risiko pemeriksaan dituangkan ke dalam bentuk
persentase.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Ada 10 langkah kegiatan pelaksanaan pemeriksaan, yaitu:
2. Penyesuaian Tingkat Risiko Setelah Pengujian
Pengendalian;
Hubungan risiko deteksi, risiko bawaan, risiko pengendalian
dan risiko pemeriksaan dirumuskan sebagai berikut:

AR
DR =
IR X CR
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Ada 10 langkah kegiatan pelaksanaan pemeriksaan, yaitu:
2. Penyesuaian Tingkat Materialitas Setelah Pengujian
Pengendalian;
 Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila
terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi
pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut.
 Pedoman Umum Penerapan Tingkat Materialitas
a. 0,5% - 5% dari belanja atau pendapatan
b. 5% sampai 10% dari laba sebelum pajak
0,5% sampai 1% dari penjualan
c. 1% dari ekuitas
0,5% sampai 1% dari total aktiva
Ruang Lingkup Pemeriksaan Laporan Keuangan

1. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;


2. Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga;
3. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
4. Laporan Keuangan Bank Indonesia;
5. Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
6. Laporan Keuangan Badan Layanan Umum;
7. Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
8. Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD); dan
9. Laporan Keuangan Lembaga atau Badan Lain yang
mengelola keuangan negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
LKPP
 LKPP adalah laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan
APBN, yaitu : LRA, Neraca, LAK; LO, LPE, CaLK yang
disusun sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(SAPP)
 LKPP 2014 (konsolidasian LKBUN/Menteri Keuangan +
LKKL/Menteri/Pimpinan Lembaga)
 Disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(SAPP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana
telah diubah dengan PMK Nomor 233/PMK.05/2012,
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).  
Pemeriksaan Siklus
Pendapatan dan Penerimaan Kas
1. Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
(Laporan Keuangan K/L)
2. Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
(Laporan Keuangan Pemda)
Pemeriksaan Siklus
Pendapatan dan Penerimaan Kas
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010, dikenal 2 istilah pendapatan, yakni
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO.

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan


Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
Pemeriksaan Siklus
Pendapatan dan Penerimaan Kas (Contd)
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang
diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali.
Pemeriksaan
Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas
pada K/L/P
STANDAR & SISTEM AKUNTANSI
Standar Akuntansi

Input Process Output

Proses Akuntansi Lap. Keuangan - Relevan


Dokumen - LRA - Andal
- Analisis Transaksi
Sumber - Neraca - Dpt dibandingkan
- Jurnal / Entries LO
Transaksi - - Dpt dipahami
- Posting - LPE
- CaLK

SISTEM AKUNTANSI

Formulasi Bagan Hardware


Pengaturan Personil
Prosedur Akun Dan
Kelembagaan Terampil
Transaksi Standar Software
LRA

NERACA

SAI LO

LPE

SAK SIMAK BMN CALK

SATKER SATKER
SATUAN KERJA
PENGGUNA BSBL PERANGKAT DAERAH
MEKANISME PELAPORAN SAI

DJKN UAKPB UAPA DJPBN

opsional UAPPB-E1 UAPPA-E1 opsional

KANWIL KANWIL
DJKN DJPBN

UAPPB-W UAPPA-W

BLU
KPKNL UAKPB UAKPA
UAKPA KPPN
KPPN
ALUR PENYUSUNAN LKPP
Pendapatan K/L
Pendapatan K/L adalah seluruh realisasi
penerimaan baik yang sudah diterima maupun yang
akan yang diterima oleh K/L berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
Contoh :
1. Penerimaan Pajak
2. PNBP
3. Hibah
ALUR PENYUSUNAN LKPD
ENTITAS AKUNTANSI ENTITAS PELAPORAN

1. Identifikasi transaksi keuangan 1. Menyusun LAK


2. Membuat jurnal atas transaksi 2. Konsolidasi Laporan dari Entitas
keuangan Akuntansi
3. Posting ke Buku Besar 3. Jurnal Penyesuaian
4. Penyusunan lapkeu : 4. Menyusun LPSAL
a. Neraca Saldo 5. Menyusun Laporan Konsolidasi
b. Jurnal penyesuaian
c. Jurnal penutup
d. Lapkeu
1. LRA Konsolidasian; 2. LPSAL
Konsolidasian; 3. LAK Konsolidasian;
4. LO Konsolidasian; 5. LPE
1. LRA; 2. LO; 3. LPE; 4. Neraca; Konsolidasian; 6. Neraca
5. CaLK Konsolidasian;
7. CaLK Konsolidasian
LKPD
 LKPD adalah laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan
APBD, yaitu : LRA, Neraca, LAK; LO, LPE, CaLK yang
disusun sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah (SAPD).
 LKPD disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah (SAPD) yang diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 64/2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).  
Pendapatan Pemda
Pendapatan Pemda adalah semua penerimaan kas
daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang
menjadi hak daerah, baik dalam bentuk peningkatan
aktiva maupun dalam bentuk penurunan utang dari
berbagai sumber.
Contoh :
1. PAD (Pajak Daerah, Retribusi, Bagian Laba Usaha
Daerah, PAD lainnya);
2. Dana Perimbangan;
3. PNBP;
4. Hibah;
5. Lain-lain penerimaan yang sah.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO

PENGAKUAN
Pendapatan LO diakui pada saat:
1. timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini dikenal juga
dengan earned; atau
2. pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran
secara tunai (realized).
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
Pendapatan LRA menggunakan basis kas sehingga
pendapatan LRA diakui pada saat:
1. diterima di rekening Kas Umum Daerah; atau
2. diterima oleh SKPD; atau
3. diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama
BUD.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
Dengan memperhatikan sumber, sifat dan prosedur
penerimaan pendapatan maka pengakuan pendapatan
dapat diklasifkasikan kedalam beberapa alternatif:
1. Pengakuan pendapatan ketika pendapatan didahului
dengan adanya penetapan terlebih dahulu, dimana
dalam penetapan tersebut terdapat jumlah uang yang
harus diserahkan kepada pemerintah daerah.
Pendapatan ini diakui pada pendapatan LO ketika
dokumen penetapan tersebut telah disahkan.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
2. Pengakuan pendapatan ini terkait pendapatan pajak
yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib
pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan
pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan
tersebut. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap
nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang
atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan.
Pendapatan ini diakui pada pendapatan LO dan
Pendapatan LRA ketika wajib pajak melakukan
pembayaran pajak. Dan apabila pada saat pemeriksaan
ditemukan kurang bayar maka akan diterbitkan surat
ketetapan kurang bayar yang akan dijadikan dasar
pengakuan pendapatan LO.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
Sedangkan apabila dalam pemeriksaan ditemukan lebih
bayar pajak maka akan diterbitkan surat ketetapan lebih
bayar yang akan dijadikan pengurang pendapatan LO.
3. Pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang
pembayarannya dilakukan di muka oleh wajib pajak
untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke
depan. Pendapatan LO diakui ketika periode yang
bersangkutan telah terlalui sedangkan pendapatan LRA
diakui pada saat uang telah diterima.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
4. Pengakuan pendapatan ini terkait pendapatan pajak
yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib
pajak (self assessment) dan pembayarannya diterima di
muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa
periode ke depan. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan
terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai,
kurang atau lebih bayar, untuk selanjutnya dilakukan
penetapan. Pendapatan LRA diakui ketika diterima
pemerintah daerah. Sedangkan pendapatan LO diakui
setelah diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan
(SK) atas pendapatan terkait.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
5. Pengakuan pendapatan adalah pendapatan yang tidak
perlu ada penetapan terlebih dahulu. Untuk pendapatan
ini maka pengakuan pendapatan LO dan pengakuan
pendapatan LRA pada saat pembayaran telah diterima
oleh pemerintah daerah.
SPI Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas

 Adanya dasar hukum yang mengatur tentang


Pendapatan.
 Adanya SOP yang mengatur tentang penerimaan
Pendapatan.
 Adanya aplikasi yang memadai untuk mencatat
Pendapatan.
 Pendapatan dikelola oleh personil yang mumpuni.
 Adanya penelaahan terhadap pengakuan, pencatatan
dan pelaporan Pendapatan secara berkala.
 Adanya pengarsipan file Pendapatan dan back-up file
secara memadai.
SPI Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas

 Seluruh penerimaan Pendapatan dilakukan melalui Bank.


 Seluruh penerimaan Pendapatan segera dilimpahkan ke
rekening Kas Negara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 Adanya metode pemisahan antara Pendapatan akrual
basis dan kas basis.
 Seluruh koreksi-koreksi pembukuan dibukukan dengan
tertib.
 Adanya internal audit terhadap kegiatan siklus
Pendapatan.
Tujuan Pemeriksaan Siklus Pendapatan dan
Penerimaan Kas
1. Memberikan keyakinan yang memadai atas validitas
pendapatan baik formal maupun material.
2. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa
pendapatan telah dibukukan dengan teliti dan lengkap.
3. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa
pendapatan telah dikelompokkan dengan tepat.
4. Untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji yang
material dalam proses penyajian Pendapatan
Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan
Lain-lain yang sah.
P2 Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas
1. Lakukan pemahaman dan pengujian SPI.
2. Tetapkan tingkat risiko dan tingkat materialitas.
3. Dapatkan dokumen LK (LRA , Neraca, LO, LAK dan LPE).
4. Dapatkan dokumen rincian pendukung LRA dan LO.
5. Lakukan pengujian substansif.
6. Lakukan pengujian Pendapatan kas basis dan akrual
basis.
7. Lakukan pengujian prosedur analitis.
8. Lakukan penilaian risiko dan penetapan materialitas akhir.
9. Lakukan koreksi-koreksi pembukuan, jika ada.
10. Buat simpulan hasil pemeriksaan siklus Pendapatan dan
penerimaan Kas.
Jenis Koreksi Pembukuan atas Pendapatan

1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian


saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan
anggaran tahun lalu.
2. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian
pendapatan.
3. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian
saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan
anggaran tahun anggaran perhitungan.
4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran
perhitungan anggaran tahun anggaran
perhitungan.
Jenis Koreksi Pembukuan atas Pendapatan

5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor,


yang terdiri atas:
 Kesalahan pembukuan (kekeliruan
pencatatan).
 Kesalahan pembebanan.
 Kesalahan penjumlahan dan pengurangan
angka (aritmatika).
AKHIR KULIAH M5

35
TERIMA KASIH

36

Anda mungkin juga menyukai