Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

KELOMPOK 11
ANGGOTA KELOMPOK : Alif Sachrul Minsaid (I1J020006)
Fuzna Dahlia Mudzakiroh (I1J020010)
Happy Anggeraeni Zuhri (I1B020043)
Refinda Dian Saputri (I1B020020)
Titi Sayekti Handayani (I1B020054)
apa itu Pancasila?
 Pancasila marupakan dasar negara yang menjadi pandangan hidup sekaligus
alat pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila mengatur seluruh tata kehidupan
Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber nilai dan sumber norma
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib
hukum di negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan
perundang-undangan serta penjabarnya senantiasa berdasarkan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
 Pancasila juga ikut mengatur struktur ketatanegaraan yang ada di
Indonesia. Dalam perumusan ketatanegaraan, Indonesia tidak boleh
melenceng dari nilai-nilai pancasila. Namun jika dalam pemerintahan
terdapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa
Indonesia, itu akan membuat sistem ketatanegaraan indonesia berantakan
begitupun dengan bangsanya sendiri.
Latar Belakang Amandemen UUD 1945
 Amandemen UUD 1945 dilakukan untuk memperjelas hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum
dijelaskan, demi penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya
amandemen UUD 1945 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam
pelaksanaan ketatanegaraan.

 Amandemen UUD 1945 didasarkan pada kenyataan yang terjadi selama


masa pemerintahan orde lama dan baru, sehingga kehidupan ketatanegaraan
berjalan secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan presiden.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999
amandemen pertama dilaksanakan dengan memberikan tambahan dan
perubahan 9 pasal UUD 1945. Selanjutnya amandemen ke dua dilaksanakan
pada tahun 2000, amandemen ke tiga dilaksanakan pada tahun 2001, dan
amandemen terakhir dilaksanakan pada tahun 2002 dan di sahkan pada
tanggal 10 Agustus 2002 (Amsari, 2013).
Peran Pancasila Pada Ketatanegaraan Republik Indonesia

 Pancasila sebagai pandangan hidup sering disebut sebagai “way of life


weltanschauung, wreldebesschouwing en levensbschouwing”,pandangan
dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, petunjuk hidup. Dalam hal ini
Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari.

 Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia adalah


pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban,
keadilan sosial, dan lainnya diatur didalam undang-undang dasar negara,
dalam hal ini yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.

 Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia maka Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan
tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945.
Pokok pikiran yang terkandung dalam pancasila
 Pokok pikiran pertama “Negara” yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
 Pokok pikiran kedua “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat”. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat.
 Pokok pikiran ketiga “negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”.
 Pokok pikiran keempat “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Peran UUD 1945 pada Sistem Ketatanegaraan RI
A. Sebelum Amandemen
Adapun perincian tugas dan wewenang dalam pembagian kekuasaan
tersebut, yaitu :
MPR
 Menetapkan UUD
 Menetapkan garis-Garis Besar haluan Negara
 Memilih Presiden, dan melantik presiden dan wakil presiden
 Membuat putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara
lain, termasuk penetapan GBHN
 Meminta pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaanGBHN
dan menilai pertanggungjawabannya
 Mencabut kekuasaan dan memberhentikan presiden dalam masa
jabatannya apabila presiden sungguh-sungguh melanggar GBHN
dan/UUD
 Mengubah UUD
DPR
 Mengajukan rancangan undang-undang
 Memberikan persetujuan atas Peraturan Perundang-undangan (Perpu)
 Memberikan persetujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
 Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa.

DPD
 Belum ada DPD sebelum amandemen

Presiden
 Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of
power and responsiblity upon the president).
 Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang
kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative
power).
 Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
BPK
 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah
(APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti
oleh aparat penegak hukum.
 Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang
bersangkutan ke dalam BPK.
MA
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi
 Menguji peraturan perundang-undangan
 Mengajukan tiga orang hakim konstitusi
 Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk memberikan grasi dan rehabilitasi.
MK
 Belum ada MK sebelum amandemen
KY
 Belum ada KY sebelum amandemen
Setelah Amandemen
MPR
 Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar;
 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden;
 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar;
 Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden
DPR
 Membentuk UU yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
 Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti UU.
 Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dan menginstruksikannya dalam pembahasan.
 Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
 DPD
 Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomidaerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta penggabungan
 Pengelolaan sumber daya alam atau sumber ekonomi lainnya,yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat daerah.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa amandemen atau
perubahan tak akan terjadi tanpa adanya sebuah alasan. Latar belakang
terwujudnya sebuah perubahan tersebut tentunya demi terciptanya sebuah
kesejahteraan dan tegaknya keadilan.
Pancasila sebagai dasar negara tentunya menjadi acuan dalam melaksanakan
segala operasional pemerintahan yang didetilkan dengan poin-poin pada UUD
1945. Dalam perjalanan pelaksanaan UUD 1945 sebagai sistem ketatanegaraan
Indonesia, mengalami beberapa kali perubahan mengikuti dinamika
keberlangsungan negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia merupakan negara yang menggunakan system
presidensial, namun dalam perjalanannya tidak secara murni menggunakan
sistem tersebut, sehingga pada era reformasi dilakukan amandemen untuk
merubah sistem ketatanegaraannya. Salah satu perubahannya adalah perubahan
lembaga tinggi negara dimana terjadi penyesuaian lembaga negara sesuai dengan
sistem presidensial. Sehingga perubahan ini diharapkan dapat memenuhi cita-cita
Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai