0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan6 halaman
Teks ini membahas tentang kesehatan dalam perspektif Islam yang meliputi aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial. Kesehatan dijelaskan sebagai keadaan sehat yang sempurna dan dilindungi Allah dari segala macam bencana. Teks ini juga membedakan antara kesehatan fisik dan mental, serta menjelaskan ruang lingkup kesehatan Islam yang mencakup kesehatan masyarakat, keperawatan, gizi, farmasi, dan ol
Teks ini membahas tentang kesehatan dalam perspektif Islam yang meliputi aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial. Kesehatan dijelaskan sebagai keadaan sehat yang sempurna dan dilindungi Allah dari segala macam bencana. Teks ini juga membedakan antara kesehatan fisik dan mental, serta menjelaskan ruang lingkup kesehatan Islam yang mencakup kesehatan masyarakat, keperawatan, gizi, farmasi, dan ol
Teks ini membahas tentang kesehatan dalam perspektif Islam yang meliputi aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial. Kesehatan dijelaskan sebagai keadaan sehat yang sempurna dan dilindungi Allah dari segala macam bencana. Teks ini juga membedakan antara kesehatan fisik dan mental, serta menjelaskan ruang lingkup kesehatan Islam yang mencakup kesehatan masyarakat, keperawatan, gizi, farmasi, dan ol
Kesehatan memiliki makna dan dimensi yang luas, sesuai definisi menurut WHO maupun UU kesehatan RI No. 36 tahun 2009, yaitu keadaan sehat yang meliputi aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial serta dapat produktif secara sosial maupun ekonomi Kesehatan mental (jiwa) mencakup komponen pikiran, emosional dan spiritual. Secara spiritual, sehat tercermin dari praktik keagamaan, kepercayaan, dan perbuatan yang baik sesuai norma dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2003: 3-4) Sedangkan Quraish Shihab menambahkan dengan istilah terkait lainnya, yaitu “afiat” yang berarti perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya dan berarti sehat yang sempurna. Dalam hal ini afiat merujuk pada manfaat dan kebaikan, sedangkan sehat diartikan pada keadaan baik. Secara gramatikal kata shihhah lebih bersifat fisik- biologis, sedangkan makna ’āfiah merupakan kesehatan yang bersifat mental-psikologis. Mata yang sehat adalah mata yang dapat memandang atau melihat benda-benda empiris, sedangkan mata yang ’āfiah adalah mata yang hanya melihat hal-hal yang mubah dan bermanfaat. Orang yang sehat adalah orang yang memiliki kondisi tubuh yang segar, normal, dan seluruh anggota badannya dapat bekerja dengan baik, sedangkan orang yang ’āfiah adalah orang yang memiliki ketenangan batin atau jiwa. (Aprilinardi, 2012: 5) Dengan demikian, maka kesehatan yang dimaksud Islam adalah kesehatan fisik-biologis sekaligus kesehatan mental-psikologis. “Hai orang yang berselimut (1) Bangunlah, lalu berilah peringatan (2) Dan Tuhanmu agungkanlah (3) Dan pakaianmu bersihkanlah (4) Dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (5) (QS. Al-Mudatsir: 1-5). Meskipun asbabunuzul ayat itu ditujukan kepada Nabi, tetapi secara otomatis diperuntukan pula kepada umatnya. Watsiyabaka fathahhir, mengandung interpretasi bersihkan pakaianmu, bersihkan tubuhmu, bersihkan lingkunganmu, serta hiduplah dengan pola hidup bersih dan sehat. Ruang Lingkup Kesehatan Islam
1. Kesehatan Masyarakat dalam Islam
2. Keperawatan dalam Islam 3. Gizi dalam Islam 4. Farmasi dalam Islam 5. Olahraga dalam Islam