Anda di halaman 1dari 13

ُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

َّ ‫ال‬

FIQIH IBADAH
PUASA RaMADHaN

OLEH
RIZKA KHAERUN NISA’ {3220009}
1. PENGERTIAN PUASA ROMADHON
 a. Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri
dan menurut syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari
segala yang membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat
“tertentu”.
 b. Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata ar-
Ramadh yaitu batu yang panas karena panas teriknya matahari. Ibnu
Manzhur mengatakan: “Ramadhan adalah salah satu nama bulan yang
telah dikenal.”  Kamus Al-Muhith huruf: ( (‫رمض‬, para ahli fiqh tidak
menyangkalnya sebab kata tersebut dinisbatkan sebelum diwajibkan
puasa Ramadhan.
 c. Secara terminologi (Istilah) para ulama mengartikan puasa adalah
menahan diri dari segala makan, minum dan berhubungan seksual mulai
dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan. Kaum Muslimin diwajibkan puasa Ramadan yang
lamanya sebulan yang dilaksanakan setiap harinya dari terbit fajar pagi
hingga terbenam matahari.
2. Dasar Hukum Puasa
 - Q.s. Al Baqarah: 183
 َ ُ‫ين ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬
‫ون‬ َ ‫ب َعلَى الَّ ِذ‬
َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬ ْ ُ‫ين آ َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
 - Hadist Riwayat Muslim

‫ سمعت رسول‬: ‫عن أبي عبد الرحمن عبد هللا بن عمر بن الخطاب رضي هللا عنهما قال‬
‫ بني‬: ‫هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫ وإقام الصالة وإيتاء‬، ‫س ؛ شهادة أن ال إله إال هللا وأن محمداً رسول هللا‬
ٍ ‫ اإلسالم على خم‬
(‫ )روه البخا ري و مسلم‬.‫ وصوم رمضان‬، ‫ وحج البيت‬، ‫ الزكاة‬
Artinya: “Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu 

'anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima
perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan
."zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan
)HR Bukhari Muslim( 
3. Ketentuan Puasa Ramadhan
a. Syarat Ketentuan puasa
- Syarat Wajib puasa
 Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
 Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
 Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak
wajib puasa.
- Syarat Sah puasa
 Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
 Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
 Suci dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang
haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’
(membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya.
 Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari
raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).
b. Rukun-rukun puasa
 Niat
 Menahan dari segala yang membatalkan puasa.
 Pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam artian telah
memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam,akil baligh,mampu
berpuasa,dan bebas dari halangan syara’ seperti haid dan nifas bagi kaum
perempuan.
c. Sunah berpuasa
 Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
 Melambatkan bersahur
 Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
 Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
 Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
 Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
 Membaca doa berbuka puasa
4. Cara Pelaksanaan Puasa Romadhon
Cara Pelaksanaan :
 Niat - Setiap melakukan tindakan apapun diawali dengan niat. Agar puasa kita
dapat diterima ALLAH SWT.
 Melaksanakan makan sahur.
 Mengetahui Imsak.
 Mempercepat berbuka jika sudah waktunya.
 Memperbanyak membaca Al-Qur’an, sedekah dan membayar zakat fitrah.
Orang yang boleh berbuka :
 Orang yang sakit apabila tidak kuasa berpuasa
 Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km) boleh berbuka, tetapi ia wajib
mengqada puasa yang ditinggalkan itu.
 Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya, atau
karena memang lemah fisiknya, bukan karena tuanya.
 Orang hamil dan menyusui anak
Hal-hal Yang Diperbolehkan Ketika Berpuasa
 Memakai celak dan meneteskan obat ke dalam mata
 Mencium, bagi orang yang sanggup menahan dan menguasai syahwat atau
nafsu seksualnya
 Berbekam, yaitu mengeluarkan darah dari bagian kepala
 Berkumur-kumur dan memasukkan air ke rongga hidung dengan syarat tidak
berlebih-lebihan
Hal-hal yang membatalkan puasa
 Makan dan minum yang disengaja maupun tidak.
 Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam.
 Bersetubuh (saat siang hari)
 Keluar darah haid dan nifas.
 Mengeluarkan mani dengan sengaja.
 Gila. Jika gila itu datang waktu siang hari, batallah puasa.
 Murtad (keluar dari agama islam).
 
5. Awal Penentuan Puasa Ramadhan dan
Hari Raya Idul Fitri
a. Puasa Ramadhan diwajibkan atas tiap-tiap orang mukallaf dengan salah satu
ketentuan-ketentuan berikut ini :
 Dengan melihat bulan bagi yang melihatnya sendiri
 Dengan mencukupkan bulan Sya’ban tiga puluh hari,
 Dengan adanya melihat (ru’yat) yang dipersaksikan oleh seorang yag adil di
muka hakim.
 Dengan kabar mutawatir, yaitu kabar orang banyak, sehingga mustahil mereka
akan dapat bersepakat untuk berdusta.
 Percaya kepada orang yang melihat.
 Tanda-tanda yang biasa dilakukan di kota-kota besar untuk memberitahukan
kepada orang banyak (umum) seperti lampu, meriam, dan sebagainya.
 Dengan ilmu hisab atau kabar dari ahli hisab (ilmu bintang)
b. Dalil Yang Digunakan Oleh Ahli Hisab Dan Ahli Rukyat Dalam Menetapkan
Awal Ramadhan Dan Syawal/ Idul Fitri
1) Hisab
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan
posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
 Dalil yang digunakan Oleh Ahli Hisab

ِّ ‫ك إِال بِ ْال َح‬


‫ق‬ َ ِ‫ق هَّللا ُ َذل‬ َ ‫ين َو ْال ِح َس‬
َ َ‫اب َما َخل‬ ِ َ‫ضيَا ًء َو ْالقَ َم َر نُورًا َوقَ َّد َرهُ َمن‬
َ ِ‫از َل لِتَ ْعلَ ُموا َع َد َد ال ِّسن‬ َ ‫هُ َو الَّ ِذي َج َع َل ال َّش ْم‬
ِ ‫س‬
َ ‫ت لِقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ ِ ‫يُفَصِّ ُل اآليَا‬
Artinya, Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan
yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Yunus : 5)
Dalil kedua
‫ الشهر هكذا وهكذا يعنى مرة تسعة‬،‫ إنّا أمة أمية ال نكتب وال نحسب‬: ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫وعشرون ومرة ثالثون‬
Rasulullah Saw. bersabda “Kita adalah umat buta huruf, tidak pandai menulis dan
tidak pandai berhitung, sebulan itu adalah sekian dan sekian (maksudnya kadang-
kadang 29 hari dan kadang-kadang 30 hari)” (HR. Al Bukhari)
2) Rukyat
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit
yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat
dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop
Rukyat menggunakan dalil yang sama dengan hisab, baik Al-Qur’annya maupun
hadisnya, menurut hadis, awal atau akhir Ramadhan harus ditetapkan berdasarkan
hasil rukyat bil fi’li atau dengan cara istikmal bila hilal tidak dapat dilihat oleh mata
kepala, karena syara’ hanya mengajukan dua cara tersebut. Dan penetapan awal atau
akhir Ramadhan dengan hisab tidak pernah dilakukan oleh Rasulallah dan para
shahabatnya, padahal sebelum Rasullah lahir, di Negeri Arab telah berkembang dan
telah terdapat tempat yang dipakai untuk mengajar ilmu hisab.
Adapun surat Yunus ayat 5 yang dijadikan dalil oleh ahli hisab tidaklah tepat untuk
menghapus sistem rukyat dengan sistem hisab, karena ayat di atas tidak ada sangkut
pautnya dengan hal memulai dan mengakhiri puasa. Begitu juga dengan surat al-
Baqarah ayat 189 bila kita lihat asbabun nuzul ayat ini yang diriwayatkan oleh al-Aufi
dari Ibnu Abbas adalah bahwa orang-orang pernah bertanya kepada Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengenai bulan sabit, maka turunlah ayat ini. Dimana
dengan bulan sabit itu mereka mengetahui waktu puasa dan berbuka, waktu jatuh
tempo hutang mereka dan iddah istri mereka, serta waktu menunaikan haji. Namun
hadits diatas tidak membicarakan sistem hisab yang harus digunakan untuk
mengetahui hilal.
3) Faktor Yang Menjadi Penyebab Berbedanya Penetapan Awal Ramadhan
Dan Syawal
 Masih adanya perbedaan pemahaman tentang definisi hilal, ada yang
mengartikan hilal sebagai Bulan sabit yang pertama bisa dilihat dengan
mata telanjang. Ada juga yang mengartikan hilal sebagai Bulan yang
sudah melewati konjungsi dan berada di atas ufuk saat magrib..
 Perbedaan di antara para ahli rukyat sendiri, perbedaan itu antara lain
dalam masalah rukyat siapakah yang dapat diterima, apakah harus
melalui sumpah atau tidak dan berapa batas minimal orang yang melihat
bulan sehingga rukyat tersebut dapat dijadikan keputusan, dan apakah
hasil rukyat harus didukung hasil hisab, sehingga jika bertentangan
dengan hasil hisab maka hasil rukyat tidak diterima. Selain itu, para ahli
rukyat belum sepakat tentang mathla, jangkauan berlakunya hasil rukyat,
apakah hasil rukyat di suatu Negara dapat dijadikan dasar penetapan
awal dan akhir Ramadhan bagi Negara lain.
Kesimpulan
 Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu berarti : Menahan diri
dari makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal lain yang membatalkannya sejak subuh
hingga terbenam matahari dengan niat ibadah, puasa tidak hanya di perintahkan kepada umat
nabi muhammad tetapi juga diperintahkan pada umat-umat terdahulu.
 Dasar Hukum Puasa Ramadhan yaitu:
 QS.Al-Baqarah 183:
 H.R Bukhari Muslim tentang Rukun Islam (Arba’in Nawawi)
 Ketentuan Puasa Ramadhan, meliputi;
 Syarat Puasa Ramadhan
 Rukun Puasa Ramadhan
 Sunah Puasa Ramadhan
 Cara Pelaksanaan Puasa
 Cara Pelaksanaan
 Orang yang boleh berbuka
 Hal-hal yang dibolehkan ketika berpuasa
 Hal-hal yang membatalkan puasa
 Cara menentukan awal bulan ramadhan yakni dengan dua cara:
 Rukyat: adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang
nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi)
 Hisab: adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan
‫‪Sekian dan Terimakasih‬‬

‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُهُ‬


‫َو ال َّ‬

Anda mungkin juga menyukai