Kep
Tugas :
“KEPERAWATAN ANAK 1”
“ASKEP PNEUMONIA”
Disusun Oleh :
Kelompok 4
KENDARI
T.A 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Pneumonia adalah suatu proses inflamasi pada alveoli paru-paru disebabkan
olehmikroorganisme dan non mikroorganisme yaitu aspirasi makanan atau isi
lambung, hidrokarbon,bahan lipoid, reaksi hipersensititas, imbas obat dan radiasi.
Adapun mikroorganisme penyebabpneumonia ialah Streptococcus pneumoniae
(paling sering), Chlamidia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. Selain itu juga
dapat disebabkan oleh Streptococcuspyogenes, Staphylococcu s aureus,
Haemophyllus influenzae, Mycobactrium tuberculosis, Salmonella. Pada bayi dan
anak umur kurang dari 5 tahun 45% dari pneumonia disebabkan oleh virus dan yang
terbanyak yaitu virus influenzae dan respiratorysincitial virus, dan penyebab yang
lain ialah para influenzae virus, adeno virus, rhyno virus danmetapneumo virus.
(Widagdo, 2012)
Pada balita pneumonia ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran
bernapasseperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK),
atau gambaranradiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut sedangkan
demam bukan merupakangejala yang spesifik pada balita. (Kementerian Kesehatan
RI, 2012).
Menurut catatan rekam medis menunjukkan bahwa angka kejadian penderita
pneumoniapada tahun 2016, dengan jumlah penderita pneumonia anak sebanyak
1.557 orang.( Rekam Medis RSUD Moewardi Surakarta, 2016).
2. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi berdasarkan anatomi dan
etiologis dan berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia :
a. Pembagian anatomis
1) Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai
pneumonial bilateral atau ganda.
2) Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk
membentuk bercak konsulidasi dalam lobus yang berada didekatnya,
disebut juga pneumonia lobularis.
3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di
dalam dinding alveolar (interstinium) dan jaringan peribronkial serta
interlobular.
b. Pembagian etiologis
1) Bacteria: Diploccocus pneumonia, pneumococcus, streptokokus
hemolytikus, streptococcus aureus, Hemophilus infuinzae, Bacilus
Friedlander, Mycobacterium tuberculosis.
2) Virus: Respiratory Syncytial Virus, Virus Infuinza, Adenovirus.
3) Jamur: Hitoplasma Capsulatum, Cryptococus Neuroformans,
Blastornyces Dermatitides
4) Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan
amnion,benda asing
5) Pneumonia Hipostatik
6) Sindrom Loeffler
c. Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia:
1) Usia 2 bulan – 5 tahun
a) Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang
dilihat dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
b) Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu
pada usia 2 bulan – 1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau
lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.
c) Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa
dapat disertai dengan demam, tetapi tanpa terikan dinding dada
bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat.
2) Usia 0 – 2 bulan
a) Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian
bawah atau nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau
lebih.
b) Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada
bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
d. Berdasarkan inang dan lingkyngan Menurut Amin & Hardi (2015) :
1) Pneumonia komunitas
Terjadi pada pasien perokok, dan mempunyai penyakit penyerta
kardiopulmonal.
2) Pneumonia aspirasi
Disebabkan oleh bahan kimia yaitu aspirasi bahan toksik, dan akibat
aspirasi cairan dari cairan makanan atau lambung.
3) Pneumonia pada gangguan imun
Terjadi akibat proses penyakit dan terapi. Disebabkan oleh kuman
pathogen atau mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, parasite,
virus, jamur dan cacing.
3. Etiologi
Menurut Padila (2013), etiologi pneumonia:
a. Bakteri
Pneumonia bakteri didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti:
Streptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis.
Bakteri gram negative seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan
P. Aeruginosa.
a) Virus
Disebabkan virus influenza yang menyebar melalui droplet. Penyebab
utama pneumonia virus ini yaitu Cytomegalovirus.
d. Jamur
Disebabkan oleh jamur hitoplasma yang menyebar melalui udara yang
mengandung spora dan ditemukan pada kotoran burung, tanah serta
kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya pada pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves,
2013). Penyebaran infeksi melalui droplet dan disebabkan oleh streptococcus
pneumonia, melalui selang infus yaitu stapilococcus aureus dan pemakaian
ventilator oleh P. Aeruginosa dan enterobacter. Dan bisa terjadi karena
kekebalan tubuh dan juga mempunyai riwayat penyakit kronis.
Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia yaitu dari Non
mikroorganisme:
1) Bahan kimia.
2) Paparan fisik seperti suhu dan radiasi (Djojodibroto, 2014).
3) Merokok.
4) Debu, bau-bauan, dan polusi lingkungan (Ikawati, 2016).
4. Manifestasi Klinis
Menurut NSW Health Standard Paediatric Observations Charts (2018),
manifestasi klinik untuk pneumonia tergantung pada usia anak dan mikroorganisme
yang mendasarinya. Umumnya, anak-anak dengan pneumonia hadir dengan demam,
batuk dan meningkatnya laju pernapasan (Respiratory Rate/RR atau takipnea).
Gambaran klinis mengenai pneumonia ringan dan berat sebagai berikut (NSW,
2018:8):
a) Gambaran klinis pada pneumonia ringan
1) Memiliki temuan abnormal pada auskultasi
2) Suhu kurang dari 38,5 0C
3) Memiliki gangguan pernapasan ringan atau tidak ada
d. Memiliki pernapasan meningkat tetapi tidak menampilkan tanda-
tanda peningkatan upaya pernafasan
• Memiliki saturasi oksigen ≥ 95% di dalam ruangan
• Tidak memiliki sianosis (kondisi warna kebiru-biruan pada kulit
dan
• selaput lendir karena kekurangan oksigen dalam darah)
8) Memiliki detak jantung normal saat demam.
b) Gambaran klinis pada pneumonia berat
1) Suhu tubuh > 38,5 0C
2) Memiliki gangguan pernapasan sedang hingga berat
3) Memiliki takipnea dan peningkatan pernapasan sedang/berat
menderita takikardia
4) Mendengus, hidung melebar atau apnea
5) Menderita sianosis
6) Terjadi hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah,
khususnya di arteri).
5. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar x:mengidentifikasi distribusi struktural (misal:lobar,bronchiall);dapat
juga menyatakan abses
b. Biopsi paru:untuk menetapkan diagnosis
c. pemeriksaan gram/kultur,spatu dan darah:untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada
d. pemeriksaan serologi:membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus
e. pemeriksaan fungsi paru:untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan
f. spirometrik static untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
– bronkostopi:untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
b) Tanda & Gejala
Pada kasus pneumonia, penderita yang terinfeksi pneumonia akan mengalami
tanda gejala dan gejala yang bervariasi. Tanda dan gejala tersebut berbeda-beda
sesuai dengan klasifikasi dan penyebab pneumonia. Berikut tanda dan gejala yang
biasa dialami seseorang yang terinfeksi pneumonia:
1) Berdasarkan klasifikasinya tanda dan gejala pneumonia dapat dikelompak
menjadi:
1) Pneumonia Ringan Pneumonia ringan ditandai dengan batuk diikuti
kesulitan bernafas (nafas cepat).
2) Pneumonia Berat Pneumonia berat ditandai dengan gejala sesak nafas berat
hingga terjadi tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, terdapat
pernafasan cuping hidung, kepala terangguk-angguk karena sesak. Hal ini
dapat ditegaskan dengan beberapa pemeriksaan fisik dan foto dada.
(Prihaningtyas, 2014:13)
b. Berdasarkan penyebabnya tanda dan gejala pneumonia dapat dikelompokkan
menjadi:
1) Pneumonia Bakterial
Pneumonia jenis ini biasanya disebabkan oleh bakteri
pneumococcus dan jenis bateri lainnya. Pneumonia bakterial biasanya
dialami oleh semua usia, namun paling banyak terjadi pada anak dibawah
usia 6 tahun. Gejala yang dialami penderita pneumonia jenis ini
yaitu onset mendadak, demam tinggi, tampak sakit sedang sampai berat,
nyeri perut atau dada, dan terdapat infitrat lokal pada x-ray dada (Udin,
2019:10).
2) Pneumonia Antipikal Infancy
Chlamyda trachomatis merupakan menjadi penyebab pneumonia
jenis ini. Pneumonia antipikal infancy biasanya dialami oleh anak dibawah
usia 3 bulan. Gejala yang timbul berupa takipnea, hipoksemia ringan,
jarang disertai demam, wheezing, dan terdapat infitrat intersitial
pada x- ray dada. (Udin, 2019:10).
3) Pneumonia Atipikal Anak
Penyebab dari penumonia atipikal anak biasanya karena
mycoplasma yang biasa menyerang anak-anak dibawah usia 5 tahun,
gejala yang timbul berupa onset perlahan, demam ringan, dan terdapat
infrat merata pada pada x-ray (Udin, 2019:10-11).
4) Pneumonia Virus
Pneumonia virus menyerang pada semua usia dan paling sering
terjadi pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun. Gejala yang timbul pada
pneumonia virus berupa munculnya gejala infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), demam ringan atau tidak ada demam, mengalami wheezing, dan
terdapat infiltrate diffuse pada pada x-ray (Udin, 2019:1).
7. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran nafas bagian bawah
terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan obstruksi jalan nafas (Terry
& Sharon, 2013). Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel
inefektif seperti menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang
pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi
dihidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran
napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik
dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu
mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah
melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus
maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah
besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem
limpatik dapat mencapai bakteri sampai darah atau pleura viceral. Jaringan paru
menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran
darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-
left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja
jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia
(Nugroho T, 2011).
Pathway :
Mikroorganisme
Inhalasi Aspirasi
Mekanisme pertahanan
inang
Infeksi
Hipoventilasi
Hipoksemia
Kasus :
anak D (4 Tahun) dibawah ke rs oleh ibunya Ny. T (42 thn), ibunya mengatakan bahwa
anaknya dengan kondisi sesak nafas yang dialami sejak 3 hari yang lalu, demam, batuk
berdahak yang kental dan sulit dikeluarkan,dan suara napas anak berbunyi (mengi) anak
pernah di rawat di puskesmas selama 2 hari tetapi tidak kunjung sembuh, ibunya
mengatakan semenjak dirawat anaknya nampak lemas dan tidak nafsu makan sehingga
mengalami penurunan berat badan. Berdasarkan hasil pemeriksaan Tanda-Tanda vitalnya
Tekanan darah : 110/20 mmHg, Suhu : 39 0C, Nadi : 105x/menit, Nafas : 45x/menit
a. Analisa Data
No Symptom Etiologi Masalah keperawatan
1 DS : Sekresi yang Ketidakefektifan bersihan
- Ny T mengatakan bahwa anaknya dengan tertahan jalan nafas
kondisi sesak nafas
- Ny T mengatakan anaknya mengalami batuk
berdahak yang kental dan sulit untuk
dikeluarkan
DO :
- Terderngar suara napas bunyi ( mengi)
- Nampak dahak kental
2 DS : - Ny T mengatakan anaknya demam sejak 3 hari dehidrasi hipertermi
yang lalu DO :
- TD : 110/20 mmHg
- Suhu : 39 C֠ ,
- Nadi : 105x/menit,
- Nafas : 45x/menit
- Napas bunyi ( mengi)
b. Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa 1 :
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai
dengan
Data Subjetif :
1. Ny T mengatakan bahwa anaknya dengan kondisi sesak nafas
2. Ny T mengatakan anaknya mengalami batuk berdahak yang kental dan sulit untuk
dikeluarkan
Data Objektif :
1. Terdengar suara napas bunyi ( mengi)
2. Nampak dahak kental
Diagnosa 2 :
- Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi yang ditandai dengan Data Subjektif :
1. Ny T mengatakan anaknya demam sejak 3 hari yang lalu
Data Objetif :
1. TD : 110/20 mmHg
2. Suhu : 39 ֠C,
3. Nadi : 105x/menit,
4. Nafas : 45x/menit
5. Napas bunyi ( mengi)
Diagnosa 3 :
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan
Data Subjektif:
1. Ny T mengatakan anaknya lemas, tidak nafsu makan serta berat badannya menurun
Data Objektif : -
Larasati, Fatati. Arif Hargono. “Perbedaan Risiko Pneumonia Berdasarkan Pola Asuh dan
Hidayani, Wuri Ratna. “ Pneumonia : Epidemologi, faktor risiko pada Balita”. 2020