Pendahuluan Kasus korupsi e-KTP adalah kasus korupsi di Indonesia terkait pengadaan KTP elektronik untuk tahun 2011 dan 2012 yang terjadi sejak 2010-an. Kasus ini melibatkan beberapa pejabat
negara yang diantaranya adalah Sugiharto,
Irman, Andi Narogong, Markus Nari, Anang Sugiana dan Setya Novanto. Miryam S. Haryani Penyelidikan kasus ini dimulai sejak tahun 2016 oleh KPK dan para penyidik lainnya yang terkait Melalui bukti-bukti yang ditemukan dan
keterangan para saksi, KPK menemukan fakta
bahwa negara harus menanggung keruigan sebesar Rp 2,314 triliun. Dari total anggaran pemerintah 6 triliun Rupiah Modus atau Motif Fraud Penggunaan teknologi kartu E-KTP. Teknologi itu tidak sesuai dengan proposal yang diajukan. Ada penurunan kualitas kartu yang digunakan untuk E-KTP dan tidak sesuai dengan proposal Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, nilai
kerugian negara dalam proyek ini dalam
perhitungan sementara KPK sekitar Rp 1,12 triliun. Diduga, ada penggelembungan harga satuan komponen E-KTP. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan bahwa proyek E-KTP telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala. Hasilnya, menurut Gamawan, tidak ditemukan ada kesalahan dalam proyek senilai total Rp 6 triliun tersebut. Terungkap bahwa skema aliran uang transfer perkara korupsi E-KTP bukan melalui jalur perbankan melainkan lewat jasa tukar uang valuta asing (money changer). Kesimpulan Dari beberapa penjelasan yang telah teruai diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwasanya segala macam bentuk kecurangan dan kesalahan akan dapat terdeteksi oleh para auditor dan pemeriksa keuangan lainnya dalam memeriksa laporan keuangan demi keamanan uang atau harta yang ada agar tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, auditor juga manusia yang bisa tergoda dan
terprovokasi dengan adanya uang, disini seperti auditor Arthur
Anderson yang terlibat kasus akibat tertarik dengan upah yang jumlahnya bisa membuatnya kehilangan indepndensinya. Sehingga publik jadi tidak percaya terhadapnya. Dan kasus e- KTP yang dananya di selewengkan ke kantong-kantong para koruptor yang di antaranya para pejabat dan petinggi negara yang terlibat, di karenakan uang yang jumlahnya bisa siapa saja terjerumus ke dalamnya. Oleh sebab itu, menurut penulis seorang atau pihak yang memeriksa keuangan haruslah memiliki jiwa dan mental yang kuat terhadap segala cobaan dan godaan yang ada terutama uang yang jumlahnya tidak sebanding dengan kelangsungan hidup perusahaannya. Dan perlu adanya penyuluhan dan pelatihan yang cukup untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi. Jika tindakan tersebut sudah terjadi dan sulit dibuktikan, maka di perlukan pihak yang siap untuk segala hal yang ada termasuk kemampuan dan pengetahuan yang dimilinya(professional) Terima Kasih