Anda di halaman 1dari 9

Kasus E-KTP

Yosafat Juan Reno 201910225022


Malik ansyaruddin 201910225028
Mujiburrohman 201910225079
Hana Istana 201910225047
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menyatakan kebaikan-Nya dengan menolong penyusun
dalam menyusun Desain Instruksional Pendidikan Pancasila
ini. Tanpa rahmat dan anugerah-Nya tidak mungkin
semuanya ini dapat terjalani dengan lancar. Adapun desain
ini dibuat sebagai panduan bagi penyusun secara pribadi
untuk memudahkan penyusun sebagai dosen pengampu
mata kuliah dalam menunaikan tugas. Selain itu, desain ini
juga diharapkan dapat menolong mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Menyadari di dunia ini tidak ada yang sempurna,
penyusun menyampaikan permohonan maaf jika ada hal-
hal yang kurang berkenan dalam penulisan desain ini
Pendahuluan
 Kasus korupsi e-KTP adalah kasus korupsi di
Indonesia terkait pengadaan KTP elektronik
untuk tahun 2011 dan 2012 yang terjadi
sejak 2010-an.
 Kasus ini melibatkan beberapa pejabat

negara yang diantaranya adalah Sugiharto,


Irman, Andi Narogong, Markus Nari, Anang
Sugiana dan Setya Novanto. Miryam S.
Haryani
 Penyelidikan kasus ini dimulai sejak tahun
2016 oleh KPK dan para penyidik lainnya
yang terkait
 Melalui bukti-bukti yang ditemukan dan

keterangan para saksi, KPK menemukan fakta


bahwa negara harus menanggung keruigan
sebesar Rp 2,314 triliun. Dari total anggaran
pemerintah 6 triliun Rupiah
Modus atau Motif Fraud
 Penggunaan teknologi kartu E-KTP. Teknologi
itu tidak sesuai dengan proposal yang
diajukan. Ada penurunan kualitas kartu yang
digunakan untuk E-KTP dan tidak sesuai
dengan proposal
 Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, nilai

kerugian negara dalam proyek ini dalam


perhitungan sementara KPK sekitar Rp 1,12
triliun. Diduga, ada penggelembungan harga
satuan komponen E-KTP.
 Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan
Fauzi mengatakan bahwa proyek E-KTP telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
secara berkala. Hasilnya, menurut Gamawan,
tidak ditemukan ada kesalahan dalam proyek
senilai total Rp 6 triliun tersebut.
 Terungkap bahwa skema aliran uang transfer
perkara korupsi E-KTP bukan melalui jalur
perbankan melainkan lewat jasa tukar uang
valuta asing (money changer).
Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah teruai diatas dapat ditarik
beberapa kesimpulan bahwasanya segala macam bentuk
kecurangan dan kesalahan akan dapat terdeteksi oleh para
auditor dan pemeriksa keuangan lainnya dalam memeriksa
laporan keuangan demi keamanan uang atau harta yang ada agar
tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab.
 Namun, auditor juga manusia yang bisa tergoda dan

terprovokasi dengan adanya uang, disini seperti auditor Arthur


Anderson yang terlibat kasus akibat tertarik dengan upah yang
jumlahnya bisa membuatnya kehilangan indepndensinya.
Sehingga publik jadi tidak percaya terhadapnya. Dan kasus e-
KTP yang dananya di selewengkan ke kantong-kantong para
koruptor yang di antaranya para pejabat dan petinggi negara
yang terlibat, di karenakan uang yang jumlahnya bisa siapa saja
terjerumus ke dalamnya.
 Oleh sebab itu, menurut penulis seorang atau pihak
yang memeriksa keuangan haruslah memiliki jiwa
dan mental yang kuat terhadap segala cobaan dan
godaan yang ada terutama uang yang jumlahnya
tidak sebanding dengan kelangsungan hidup
perusahaannya. Dan perlu adanya penyuluhan dan
pelatihan yang cukup untuk mencegah hal-hal
tersebut terjadi. Jika tindakan tersebut sudah
terjadi dan sulit dibuktikan, maka di perlukan pihak
yang siap untuk segala hal yang ada termasuk
kemampuan dan pengetahuan yang
dimilinya(professional)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai