Oleh :
Hasil Studi menunjukkan bahwa biaya pengunaan IUD, SUNTIK, DAN PIL
dalam satu kali konsultasi. Secara biaya penggunaan IUD lebih efektif
digunakan karena efektifitas penggunaan menyatakan 89% efektif untuk
menjarang kehamilan, dibandingkan pil dan suntik, selain itu cost yang
dikeluarkan hanya 1 kali 107 ribu, sedangkan pil harus meneluarkan biaya setiap
bulan, begitupun dengan suntik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa a
kontrasepsi IUD lebih cost effective daripada kontrasepsi suntik dan kontrasepsi
pil
KONTRASEPSI IUD
Metode kontrasepsi jangka panjang atau IUD memiliki
efektivitas mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang
lebih lama sehingga efektivitas biaya yang dikeluarkan
oleh akseptor pengguna kontrasepsi lebih efektif. Hal ini
dikarenakan akseptor pengguna kontrasepsi IUD tidak
perlu lagi mengingat dan mengganti kontrasepsi yang
mereka gunakan sampai waktu yang telah ditentukan
sehingga dapat menghemat biaya.
Permasalahan: mengeluh menstruasi memanjang dan
lebih banyak dari sebelum penggunaan IUD.
KONTRASEPSI SUNTIK
Kontrasepsi suntik termasuk dalam kelompok alat kontrasepsi
hormonal. Sesuai dengan namanya, cara pemakaiannya
dengan menyuntikan zat hormonal ke dalam tubuh. Zat
hormonal yang terkandung dalam suntikan dapat mencegah
kehamilan dalam waktu tertentu, biasanya efektif dalam 1-3
bulan.
Permasalahan: ketidakcocokan akseptor pada kontrasepsi
suntik, ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal
yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah dan
besarnya efek samping yang dirasakan saat menggunakan
kontrasepsi.
KONTRASEPSI PIL
Keuntungan penggunaan kontrasepsi pil yaitu
keefektifannya yang sangat tinggi apabila
digunakan dengan tepat dan benar serta efektif
dalam menunda atau menjarangkan kehamilan.
Permasalahan aseptor: Pengguna kontrasepsi pil
mengalami kegagalan yang disebabkan oleh
keterlambatan dan sering lupa untuk meminum pil
sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan
hormon.
KESIMPULAN
Dari analisa dapat disimpulkan bahwa
penggunaan alat kontrasepsi iud lebih cost
effective dan minimal cost di bandingkan pil dan
suntik sehingga sangat direkomendasikan kepada
aseptor KB
DAFTAR PUSTAKA
Andrew HB, Bernie J. The Death of Cost Minimization Analysis. Health Economics 2001; 10(2):
179-184
Baltussen R , Niessen L. Priority setting of health interventions: the need for multi-criteria
decision analysis. Cost Effectiveness and Resource Allocation 2006 ; 4 : 14.
Bootman, Lyle, dkk. Principles of pharmacoeconomics, second edition. Cost Minimization
Analysis. Encyclopedia of Behavioral Medicine.
Fatimah, S. 2013. “Ekonomi Kesehatan”. (http://repository.usu.ac.id diakses 1 Juli 2021). Helen
Dakin, Sarah Wordsworth. Cost-Minimization analysis versus cost-effectiveness analysis,
revisited. Health economics Research Centre, University of Oxford, UK. 22: 22-34, 2013.
Hoffmann C , Stoykova B A , Nixon J et al . Do health-care decision makers fi nd economic
evaluations useful? The fi ndings of focus group research in UK health authorities. Value in
Health 2002 ; 5 : 71 – 78 .
Lubis, Ade F.2009. Ekonomi Kesehatan. Universitas Sumatra Utara. USU Press.
McGraw-Hill. Pharmacoeconomics : Principles, Methods and Application. 2011 Newby D, Hill
S. Use of pharmacoeconomics in prescribing research. Part 2: CostMinimization analysis—When
are two therapies equal? Journal of Clinical Pharmacyand Therapeutics 28(2):145–150, 2003