Anda di halaman 1dari 36

Seorang Pria 59 th dengan

STEMI
Disusun oleh:
dr. Widati Hikmatul Fitri
Identitas Pasien

Nama : Tn. H
Usia : 59 tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Status : Kawin
Alamat : Lubang Buaya
No.RM : 628734
Masuk RS : 19/02/2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama

Keluhan Utama : Nyeri Dada

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan nyeri dada 9 jam SMRS. Keluhan serupa dirasakan sudah 6 hari sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dada dirasakan terus-menerus. Pasien mengaku nyeri dada menembus
punggung.Nyeri dada tidak menjalar ke lengan kiri, rahang, leher ataupun ke ulu hati. Sebelumnya tidak
ada riwayat keluhan serupa.
RPD RPK Sosial Ekonomi

Riwayat Alergi disangkal Riwayat Alergi disangkal


Bekerja sebagai pns di Jakarta.
Riwayat Hipertensi disangkal Riwayat Hipertensi disangkal Pembiayaan RS dengan BPJS.
Riwayat DM disangkal Riwayat DM disangkal
Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit jantung (+)
disangkal ayah
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda vital : TD 138/93 mmHg; N 93x/m; R 20x/m; S 36.3°C

Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal; wajah tidak ditemukan vesikel pada
daerah sekitar telinga dan tidak terdapat pembengkakan
atau massa pada kelenjer parotis
Thorax
Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal.
EKG

Sinus, normoaxis
Rate : 93 x/menit
normoaxis
ST elevasi (V3-V5)
Q patologis (II,III,aVF)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Troponin I H 2.280 (+) <0.020
DIAGNOSIS ER MANAGEMENT :
Clopidogrel 75 mg 4 tab
Aspilet 80 mg 4 tab
STEMI Anterior dd OMI
Inferior ISDN 5 mg 1 tab
Tinjauan Pustaka
STEMI ( ST Elevasi Miokard infark) adalah suatu keadaan gawat darurat jantung yang terjadi jika
aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak
aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya
ETIOLOGI
Penyempitan arteri koroner
Spasme terus menerus pada arteri koroner
Faktor resiko : usia, jenis kelamin, ras dan riwayat keluarga
Laki laki usia >40 tahun, wanita menopause, DM, hpertensi, dislipidemia, perokok, obesitas
Pathophysiology A : Unstable Plaque
B : Plaque rupture
C: Unstable angina
D : Microemboli
E : Occlusive thrombus

14
15
16
DIAGNOSIS
GEJALA:
◦ Nyeri dada
◦ Lokasi
◦ Sifat nyeri
◦ Penjalaran
◦ Nyeri membaik/hilang dengan istirahat atau nitrat

Gejala penyerta :
Mual
Muntah
Sesak
Keringat dingin
lemas
ECG Findings

18
How to measure ST segment deviation

A. Inferior AMI, B. Anterior AMI

19
Vascularization of heart

20
21
Cardiac Marker

22
TATALAKSANA
Tata laksana umum
◦ Oksigen
◦ Nitrogliserin
◦ Morfin
◦ Aspirin
◦ Penyekat beta

Tatalaksana di rumah sakit


◦ ICU

Terapi reperfusi
◦ PCI
◦ Fibrinolitik

Terapi lainya
◦ Anti trombolitik
◦ Thienopiridin
◦ Penyekat beta
◦ Inhibitor ACE
Criteria for fibrinolytic therapy Contraindication for fibrinolytic therapy

1. Typical chest pain of AMI 1. Suspect aortic dissection


2. ST segment elevation of at least 2. Previous stroke
1mm in at least 2 inferior ECG leads 3. Known intracranial neoplasm
or elevation of at least 2 mm in at 4. Recent head trauma
least 2 contiguous an anterior leads 5. Other cranial pathology
3. Less than 12 hours from onset of 6. Severe hypertension (BP>180/100
chest pain mmHg)
4. Less than 75 years of age 7. Acute gastric ulcer
8. Recent <1 month internal bleeding
9. Acute internal bleeding
10. Major surgery <1 month recently
11. Current use anticoagulation
12. Known bleeding diastesis
13. Prolonged CPR (>5 minutes)
14. Previous administration of fibrinolytic
15. Pregnancy
16. Diabetic retinopathy
17. Hypotension (SBP<90 mmHg)
In this patient, there was no 18. ECG shows RBBB
contraindication found and 19. Any other medical problems which may
therefore, it is reasonable to give preclude use of fibrinolytics
fibrinolytics

24
Differential Diagnosis for
ST Segment Elevation

1. Acute myocardial infarction


2. Coronary vasospasm (Prinzmetal’s Angina)
3. Pericarditis
4. Benign early repolarization
5. LBBB
6. LVH
7. Ventricular aneurysm
8. Brugada syndrome
9. Hyperkalemia

25
Prinzmetal’s Angina
Variant angina  wanita, umumnya lebih muda dan memiliki lebih sedikit faktor risiko
koroner (kecuali merokok)
Episode nyeri dada  biasanya tidak berkembang dari periode angina stabil kronis.
Gejala  biasanya terjadi saat istirahat, bukan saat aktivitas (sehingga serangan
biasanya terjadi di pagi hari).

26
Pericarditis
Pria, 20 hingga 50 tahun
Deskripsi nyeri Nyeri prekordial tajam, pleuritik, retro-sternum atau kiri. Penjalaran Nyeri 
ke punggung trapezius (ke bagian terendah skapula di punggung) atau tidak ada penjalaran
Pengerahan tenaga  Tidak mengubah rasa sakit
Posisi Nyeri  lebih buruk pada posisi terlentang atau saat inspirasi
Onset / durasi  Nyeri mendadak atau kadang-kadang beberapa hari sebelum datang ke
UGD

Note peningkatan ST pada beberapa lead dengan sedikit depresi ST yang timbal balik dalam aVR
27
Benign Early Repolarization (BER)
BER terjadi pada sekitar 1 hingga 2 persen dari populasi umum.
Prevalensinya lebih tinggi pada pria, dewasa muda, remaja Afrika,
Afrika Amerika, dan atlet

28
LBBB
Kriteria ini spesifik, tetapi tidak sensitif untuk infark
miokard. Skor total ≥ 3 dilaporkan memiliki spesifisitas
90% untuk mendiagnosis infark miokard

29
LVH
LVH adalah respons maladaptif
terhadap kelebihan tekanan
kronis, salah satu aspek dari
remodeling ventrikel 
menyebabkan tekanan darah
tinggi

LV Strain

30
Ventricular Aneurysm
Gejala  kelelahan ekstrem dan sesak napas, bengkak di pergelangan
kaki, kaki atau perut, dan jantung berdebar
Gejala-gejala ini dapat datang tiba-tiba setelah serangan jantung atau
kadang-kadang terjadi beberapa hari atau minggu setelah serangan
jantung

31
Brugada syndrome
Brugada syndrome adalah kelainan konduksi jantung
Setengah dari pasien adalah syncope tanpa gejala
Faktor risiko untuk Brugada syndrome termasuk  pria, riwayat keluarga kematian
jantung mendadak, riwayat aritmia cordis

32
Hyperkalemia
Causes  Kidney failure, hypoaldosteronism,
rhabdomyolysis, pengobatan tertentu
Symptoms  chest pain, Palpitations, muscle pain,

33
PEMBAHASAN KASUS
Menilik dari gejala yang dialami pasien berupa nyeri dada yang menetap sejak 6 jam yang lalu,
memberat saat beraktivitas, menjalar ke tangan dan punggung,nyeri bersifat terus menerus,
keringat dingin, mual, dan lemas. TD 115/75 dengan HR 41x/menit. Pasien juga memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol dan memiliki kebiasaan merokok.
Hasil EKG menujukkan khas adanya infark di segmen inferior, maka pasien ini dapat didiagnosis
dengan STEMI Inferior.
Terapi untuk pasien ini adalah terapi cairan, terapi analgetik, terapi reperfusi dan terapi
trombolitik. Keadaan pasein semakin membaik setiap follow up nya.
KESIMPULAN
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien di
diagnosis ST-Elevasi Miokard Infarc Inferior. Berdasarkan hal ini
maka perlu diberikan terapi awal (initial management). Pemberian
terapi awal berupa morfin, oksigen, nitrat, aspirin (MONA)
dikerjakan secara simultan bersamaan dengan proses penentuan
diagnosis pada pasien dengan keluhan sugestif iskemia atau infark
jantung.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai