Pembimbing :
dr. Suryono Wibowo, Sp. A
Oleh :
Satria Dano Novriandi
2016730136
Dua penulis (FA dan M.T) meninjau semua penelitian dan selanjutnya
mengambil artikel tambahan melalui pencarian referensi. Semua
laporan kasus, seri kasus dan studi kohort yang menjelaskan
karakteristik anak-anak atau remaja kurang dari 18 tahun dengan
infeksi sars-cov-2 positif dimasukkan. Informasi meliputi dari gejala
klinis dan efek samping pada infeksi positif.
PRESENTASI KLINIS
• Anak-anak yang terinfeksi sars-cov-2 biasanya memiliki gejala yang ringan,
namun 15-35% bisa tanpa gejala.
• Gejala yang paling sering ditemukan pada anak usia <9 tahun seperti demam
(46%), batuk (37%), radang tenggorokkan (13%), sakit kepala (15%) dan diare
(14%).
• Pada anak usia 10-19 tahun sering ditemukan gejala seperti sakit kepala (42%),
batuk (41%), fever (35%), nyeri otot (30%), sakit tenggorokkan (29%), sesak
napas (16%), dan diare (14%)
• Gejala gastrointestinal dapat terjadi tanpa gejala pernapasan. Gejala lain yang
jarang dilaporkan termasuk rinorea, mual / muntah, sakit perut, dan anosmia.
• Kasus yang membutuhkan suplementasi oksigen dilaporkan kurang dari 3%
kasus, dan <1% menjadi sakit kritis. Pada kasus anak-anak dengan kondisi medis
tertentu dan bayi (usia <1 tahun) mungkin berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi
SARS-CoV-2.
• Mirip dengan orang dewasa, anak-anak dengan COVID-19 dapat mengalami
gejala gagal napas, miokarditis, syok, gagal ginjal akut, koagulopati, dan
kegagalan sistem organ.
FAKTOR RESIKO
• Tidak seperti orang dewasa, anak-anak jarang memiliki penyakit penyerta seperti
hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.
• Faktor risiko utama yang dilaporkan untuk populasi anak-anak yang terinfeksi
COVID-19 adalah kontak erat dengan anggota keluarga yang sudah terinfeksi
dan riwayat perjalanan atau tempat tinggal di daerah endemik covid-19.
• Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat mengidentifikasi prevalensi
komorbiditas pada anak-anak yang terinfeksi COVID-19
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Jumlah sel darah putih biasanya normal atau berkurang di pasien anak-anak yang
terinfeksi COVID-19, dengan penurunan jumlah limfosit (limfositopenia).
• Protein C-reaktif biasanya normal atau meningkat. Procal-citonin normal pada
sebagian besar kasus. Hasil laboratorium lainnya seperti enzim hati, enzim otot,
mioglobin, dan peningkatan level D-dimer mungkin meningkat pada kasus yang
parah.
• Saat ini, deteksi asam nukleat menggunakan reverse transkrip real-time polymerase
chain reaction (Rt PCR) kualitatif atau kuantitatif (qPCR) adalah metode yang paling
umum digunakan untuk diagnosis COVID-19.
• Pada spesimen yang diambil, tingkat positif tertinggi adalah dari spesimen cairan
bronchoalveolar (93%), diikuti oleh sputum (72%), swab hidung (63%), swab tenggorok
(32%), tinja (29%), darah (1%), namun tidak ada sampel urin dites yang positif.
• Hasil PCR negatif untuk SARS-CoV -2 tidak selalu berarti tidak adanya infeksi
COVID-19. Beberapa faktor mungkin bisa terjadi pada hasil PCR negatif palsu pada
pasien tersebut. Hal ini bisa karena kualitas spesimen yang buruk karena pada saat
pengambilan sampel yang tidak benar, pada saat pengiriman, dan pemeriksaan sampel
PCR atau mutasi virus yang tidak tepat.
TEMUAN RADIOLOGI
• Temuan radiologi pada anak-anak berbeda dengan pasien orang dewasa. Foto
rontgen dada dan CT scan seringkali normal. Pada anak-anak bisa didapatkan
gambaran seperti kasus pneumonia pada pencitraan dada.
• Gambaran dapat ditemukan pada CT scan, bahkan pada pasien tanpa gejala.
• Gambaran umum pada CT scan abnormal termasuk ringan, bilateral, tampak
kekeruhan ground-glass, tetapi dengan dominasi perifer yang lebih sedikit
dibandingkan dengan orang dewasa
KASUS PADA BAYI BARU LAHIR
• Saat munculnya pandemi COVID-19, neonatus dilaporkan tertular infeksi setelah
lahir.
• Selama persalinan ibu hamil yang terinfeksi, perlunya persalinan yang aman dan
terlindungi untuk mengurangi kemungkinan penularan intrapartum dan pascanatal.
Protokol menekankan untuk tidak ada kontak kulit dengan ibu yang terinfeksi dan
kebutuhan untuk mengisolasi bayi di ruang bertekanan negatif sampai usap
nasofaring negatif. Untuk alasan keamanan, ASI dapat ditunda untuk diberikan
dengan susu formula. Bagi para neonatus, yang memiliki gejala atau hasil
pemeriksaan PCR yang positif harus dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif
dengan fasilitas intubasi, atau dengan manajemen jalan nafas.
PROGNOSIS
Saat ini, epidemi COVID-19 sedang berlangsung dengan cepat dan berkembang.
Pada 14 April 2020, kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa, sebagian besar
pasien COVID-19 pediatrik memiliki prognosis yang baik, dan dalam kasus
ringan, pemulihan membutuhkan waktu 7 hingga 14 hari setelah dinyatakan
positif.
TERIMA KASIH