KELOMPOK 4:
1. FAUZIAH RINDANG CHAIRUNNISA 2006500555
2. ..
3. …
4. …
Reference
1. Ellet, William. The Case Study Handbook, A Student’s Guide Revised Edition.
2018. Boston : Harvard Business Review Press.
2. Nadella, Satya. Efishery: Agile Innovation In Indonesia Aquaculture. 2018.
Singapore Management University.
IDENTIFIKASI SUBJEK
“Apakah Satya Nadella benar-benar telah berhasil mengubah Microsoft yang
terkenal dengan budayanya yang kaku, minim inovasi dan sarat akan konflik
internal menjadi salah satu perusahaan paling bernilai tinggi yang
memprioritaskan inovasi dan mengembangkan setiap orang?“
Berdasarkan kriteria Manajemen Kinerja dapat disimpulkan bawa Satya Nadella sudah berhasil membawa perubahan
pada Microsoft
ANALISIS BERBASIS KRITERIA
Inovasi
Sebelum Satya Nadella Menjabat Sebagai CEO Setelah Satya Nadella Menjabat Sebagai CEO
• Perusahaan mengalami stagnansi inovasi dikarenakan • Nadela mempersiapkan Microsoft yang berorientasi
konflik internal dan budaya perusahaan yang kurang sellular dan cloud, terbukti dari keberhasilan Microsoft
mendukung munculnya inovasi baru. Perusahaan hanya mengembang layanan cloud Azure yang menjadi layanan
mengandalkan Windows sebagai produk andalan cloud paling banyak dipakai oleh pelanggan korporasi.
perusahaan. • Microsoft membuat office yang tersedia di perangkat
• Perusahaan terlambat mengembangkan produk mesin mobile seperti iOS, Ipad dan Iphone.
pencari Bing, sehingga kalah dari Google. • Microsoft melakukan kemitraan dengan banyak
• Perusahaan juga terlambat mengembangkan produk perusahaan teknologi global seperti linkedin untuk
pemutar music Zune sehingga kalah dari Apple Ipod. integrasi data 500 juta pengguna linked in dan linux
• Bill Gates pernah menolak sejumlah eksekutif Microsoft untuk peningkatan security windows.
yang tertarik untuk mengembangkan produk ebook. • Perusahaan melakukan peluncuran secara global
• Steve Ballmer menentang sistem operasi terbuka Linux Windows 10 yang berasal dari Kenya.
dan menganggap produk tersebut melanggar kekayaan • Perusahaan meluncurkan produk HoloLens, sebuah
intelektual. produk komputer yang memungkin orang berinteraksi
dengan hologram.
ANALISIS BERBASIS KRITERIA
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Sebelum Satya Nadella Menjabat Sebagai CEO Setelah Satya Nadella Menjabat Sebagai CEO
• Perusahaan mengalami stagnansi inovasi dikarenakan • Nadela mempersiapkan Microsoft yang berorientasi
konflik internal dan budaya perusahaan yang kurang sellular dan cloud, terbukti dari keberhasilan Microsoft
mendukung munculnya inovasi baru. Perusahaan hanya mengembang layanan cloud Azure yang menjadi layanan
mengandalkan Windows sebagai produk andalan cloud paling banyak dipakai oleh pelanggan korporasi.
perusahaan. • Microsoft membuat office yang tersedia di perangkat
• Perusahaan terlambat mengembangkan produk mesin mobile seperti iOS, Ipad dan Iphone.
pencari Bing, sehingga kalah dari Google. • Microsoft melakukan kemitraan dengan banyak
• Perusahaan juga terlambat mengembangkan produk perusahaan teknologi global seperti linkedin untuk
pemutar music Zune sehingga kalah dari Apple Ipod. integrasi data 500 juta pengguna linked in dan linux
• Bill Gates pernah menolak sejumlah eksekutif Microsoft untuk peningkatan security windows.
yang tertarik untuk mengembangkan produk ebook. • Perusahaan melakukan peluncuran secara global
• Steve Ballmer menentang sistem operasi terbuka Linux Windows 10 yang berasal dari Kenya.
dan menganggap produk tersebut melanggar kekayaan • Perusahaan meluncurkan produk HoloLens, sebuah
intelektual. produk komputer yang memungkin orang berinteraksi
dengan hologram.
ANALISIS BERBASIS KRITERIA
Budaya Perusahaan
Sebelum Satya Nadella Menjabat Sebagai CEO Setelah Satya Nadella Menjabat Sebagai CEO
• Perusahaan memiliki pemimpin yang kaku. • Perusahaan memiliki pemimpin yang low profile dan
• Perusahaan memiliki budaya persaingan internal ramah terhadap karyawannya.
dimana setiap karyawan membentuk kelompok- • Karyawan dituntut untuk memberikan gagasan atau ide
kelompok tertentu dan saling menjatuhkan satu sama untuk inovasi.
lain. • Mengangkat beberapa karyawan baru untuk menjadi
• Perusahaan memfokuskan karyawan pda visi kinerja kepala bagian atau jabatan tinggi.
yang sempit terhadap pelanggan dan di peluang pasar • Nadella ingin adanya pengembangan budaya dengan
yang semakin luas. membentuk 17 tim dari 180 eksekutif ke luar kantor.
• Adanya peringkat bagi karyawan yang memotivasi • Nadella berkomitmen menjadikan Microsoft sebagai
untuk saling adu domba agar mendapatkan peringkat tempat yang aman dan inklusif.
tinggi.
• Perusahaan memiliki inovasi yang sangat minim karena
Bailmer menentang inovasi.
STRENGTHS WEAKNESSES
- Memiliki Inovasi yang lebih baik - Masih banyak pegawai yang tidak
dan banyak bisa menerima budaya baru yang
- Meluncurkan produk baru berupa diterapkan
cloud yang banyak diminati - Banyak pegawai lama yang
- Nilai pasar yang lebih meningkat mengundurkan diri
- Pemimpin baru yang lebih ramah - Merekrut karyawan baru untuk
dan low profile jabatan tinggi
THREATS OPPORTUNITIES
- Pegawai yang tidak setuju dengan - Naiknya market share maka akan
budaya baru bisa keluar dari menarik investor baru
perusahaan - Banyak produk baru yang sukses
- Karyawan baru dengan jabatan akan menarik banyak kerjasama
tingggi akan adanya miss karena dengan perusahaan lain
belum terlalu mengenal bisnis
EVALUASI KESELURUHAN
Dengan mempertimbangkan hasil evaluasi terhadap kriteria yang telah disusun sebelumnya
dapat disimpulkan Satya Nadella sudah cukup berhasil mengubah Microsoft yang terkenal
dengan budayanya yang kaku, minim inovasi dan sarat akan konflik internal menjadi salah
satu perusahaan paling bernilai tinggi yang memprioritaskan inovasi dan mengembangkan
setiap orang.
Namun terdepat beberapa kelemahan dari penerapan kebudayaan baru di Microsoft yaitu:
a. Perbedaan cara pandang sebagian pegawai perusahaan mengakibatkan budaya yang
diterapkan Satya Nadella masih belum bisa diterima oleh Sebagian pegawai Microsoft.
b. Restrukturisasi yang dilakukan Satya Nadella kepada pejabat-pejabat senior Microsoft
dan menggantikan dengan orang-orang baru, menunjukkan Satya Nadella belum
sepenuhnya bisa mengelola SDM yang ada (pejabat senior).
IDENTIFIKASI KONTIJENSI
Namun kami juga melihat beberapa tren yang tidak terlalu menggembirakan. Ketika ditanya apakah wakil
presiden mereka, atau pemimpin kelompok, memprioritaskan pergerakan dan pengembangan bakat, hasilnya
lebih buruk daripada sebelum proyek pembangunan budaya kami dimulai. Bahkan pekerja yang paling optimis
pun akan putus asa jika tidak dikembangkan.