Anda di halaman 1dari 18

ETOS KERJA

DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

Nur’ Aini Hellisma


43120110029

Universitas Mercu
Buana
Jakarta
ETOS KERJA

PENGERTIAN ETOS KERJA

FUNGSI ETOS KERJA

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA

TOLAK UKUR ETOS


KERJA

CI
RI ORANG MEMILIKI ETOS KERJA YANG TINGGI

ETIKA DALAM BEKERJA

H
UKUM ISLAM TENTANG ETOS KERJA

DALIL - DALIL MENGENAI ETOS KERJA

CARA – CARA MENUMBUHKAN ETOS KERJA


Definisi Etos Kerja
• Suatu upaya sungguh-sungguh dengan
mengerahkan seluruh kemampuan dan usahanya
untuk memenuhi kebutuhan (jasmani dan rohani)
sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah
SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya


Allah mencintai salah seorang diantara
kamu
yang melakukan pekerjaan dengan itqon
(tekun, rapi dan teliti).” (HR. Al-Baihaki)
• Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja
adalah:
a. Pendorong timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat
lambatnya suatu perbuatan .
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS
KERJA
 Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai ini
tentunya akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para
penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang pastilah
diwarnai oleh ajaran agama yang dianutnya jika ia sungguh-sungguh
dalam kehidupan beragama.
 Budaya
Luthans (2006) mengatakan bahwa sikap mental, tekad, disiplin dan
semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya.
 Sosial politik
Menurut Siagian (1995), tinggi atau rendahnya etos kerja suatu
masyarakat dipengaruhi juga oleh ada atau tidaknya struktur politik
yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati
hasil kerja keras mereka dengan penuh.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS
KERJA
 Kondisi lingkungan (geografis)
Siagian(1995) juga menemukan adanya indikasi bahwa etos kerja
dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis. Lingkungan alam
yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya
melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan
bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan
di lingkungan tersebut.
 Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang
mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat
tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu, disertai
dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian dan
keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan
produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi (Bertens, 1994).
 Motivasi intrinsik individu
Anoraga (2009) mengatakan bahwa individu memiliki etos kerja
yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan
suatu pandangan dan sikap, yang tentunya didasari oleh nilai-nilai yang
diyakini seseorang. Keyakinan ini menjadi suatu motivasi kerja, yang
mempengaruhi juga etos kerja seseorang.
• Mardhatillah sebagai tujuan
luhur.
• Memenuhi kebutuhan hidup
• Memenuhi nafkah keluarga
• Memenuhi kepentingan amal
sosial (bersedekah)
• Memenuhi keperluan ibadah.
• Mencegah kemungkaran.
• Toto Tasmara merinci ciri-ciri etos kerja Muslim,
sebagai berikut:
(1) Memiliki jiwa kepemimpinan
leadhership
((2)Selalu berhitung
)
(3)Menghargai waktu
(4)Tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan
(positive improvements)
(5)Hidup berhemat dan efisien
(6)Memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship)
(7)Memiliki insting bersaing dan bertanding
(8)Keinginan untuk mandiri (independent)
(9)Haus untuk memiliki sifat keilmuan
(10)Berwawasan makro (universal)
(11)Memperhatikan kesehatan dan gizi
(12)Ulet, pantang menyerah
(13)Berorientasi pada produktivitas
(14)Memperkaya jaringan silaturrahim.
Pertama, seorang muslim harus bekerja dengan niat yang ikhlas karena Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Kedua, seorang muslim dalam usaha harus berhias diri dengan akhlak mulia
Ketiga, seorang muslim harus bekerja dalam hal-hal yang baik dan usaha yang
halal
Keempat, seorang muslim dalam bekerja harus menunaikan hak-hak yang harus ditunaikan,
baik yang terkait dengan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala (seperti zakat) atau yang terkait
dengan hak-hak manusia (seperti memenuhi pembayaran hutang atau memelihara perjanjian
usaha dan sejenisnya
Kelima, seorang muslim harus menghindari transaksi riba atau berbagai bentuk usaha haram
lainnya yang menggiring ke arahnya.
Keenam, seorang pekerja muslim tidak memakan harta orang lain dengan cara haram dan
bathil, karena kehormatan harta seseorang seperti kehormatan darahnya
Ketujuh, seorang pengusaha atau pekerja muslim harus menghindari segala bentuk sikap
maupun tindakan yang bisa merugikan orang lain.
Kedelapan, seorang pengusaha dan pekerja muslim harus berpegang teguh pada aturan
syari’at dan bimbingan Islam agar terhindar dari pelanggaran dan penyimpangan yang
mendatangkan saksi hukum dan cacat moral
Kesembilan, seorang muslim dalam bekerja dan berusaha harus bersikap loyal kepada kaum
mukminin dan menjadikan ukhuwah di atas kepentingan bisnis, sehingga bisnis tidak
menjadi sarana untuk menciptakan ketegangan dan permusuhan sesama kaum muslimin
• Berikut Etos Kerja Islami :
Selalu mencari kerja yang halal apapun kondisinya
selalu diawali dengan berdoa sebelum bekerja minimal
membaca basmalah
Berusaha mencintai pekerjaan
ikhlas dalam
menjalankannya.
selalu menerapkan nilai-nilai islami dalam bekerja seperti :
jujur, amanah, tanggung jawab, kerja keras dll
selalu ada perimbangan antara kerja dengan ibadah
ikhlas menerima hasil dan berani menanggung resiko dari
pekerjaan yang dilakukanya
siap menerima kritikan , masukan dari orang lain dan siap
memperbaiki kesalahan yang dilakukan
KERJA / AMAL

KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM

MENGANDUNG MAKNA IBADAH KEPADA ALLAH SWT, MENUJU SUKSES


DUNIA AKHIRAT.

TAHAPAN, AGAR ETOS KERJA YANG DILANDASI SEMANGAT BERIBADAH


MENINGKAT :
1. KERJA IKHLAS
2. KERJA KERAS DAN CERDAS
Dalil Naqli Etos Kerja

• “ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka


bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.“ (QS. Al-Jumu’ah:10)

• "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya


serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan. “ (QS. At-Taubah:105)
Dalil Naqli Etos Kerja

• “ Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi


makanan yang berasal dari buah tangannya sendiri. Sesungguhnya
Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.“ (HR. Bukhori)

• “Wahai manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras


(secara
sungguh-sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.(QS. Al-Insyiqoq:6)
Cara Menumbuhkan
Etos Kerja
1. Menumbuhkan sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju

2. Jadilah diri anda sendiri :


- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan

3. Keberanian untuk memulai :


- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
- Merubah kegagalan menjadi sukses

4. Kerja dan waktu :


- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas

5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :


- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat

6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004)


Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :

1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.


2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan
sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.(Siregar, 2000, p.24)
• Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan
dan ketakwaan. Rasul bekerja bukan untuk menumpuk
kekayaan duniawi. Beliau bekerja untuk meraih keridaan Allah
SWT.
• Ada lima peran penting yang diemban Rasulullah SAW, yaitu
:
Pertama, Sebagai Rasul.
Kedua, Sebagai kepala negara dan pemimpin sebuah
masyarakat heterogen.
Ketiga, Sebagai panglima perang. Selama hidup tak kurang
dari 28 kali
Keempat, sebagai kepala rumahtangga.
Kelima, Sebagai seorang pebisnis.
Rahasia Kesuksesan Karier dan Pekerjaan Rasulullah SAW
Pertama, Rasul selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional, dan tidak asal-
asalan. Beliau bersabda,
"Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja,
maka hen
daklah meningkatkan kualitasnya".
Kedua, dalam bekerja Rasul melakukannya dengan manajemen yang baik,
perencanaan yang jelas, pentahapan aksi, dan adanya penetapan skala prioritas.
Ketiga, Rasul tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun. "Barangsiapa
yang dibukakan
pintukebaikan, hendaknya dia mampu memanfaatkannya, karena ia tidak tahu
kapan
ditutupkan kepadanya," demikian beliau bersabda.
Keempat, dalam bekerja Rasul selalu memperhitungkan masa depan. Beliau adalah
sosok yang visioner, sehingga segala aktivitasnya benar-benar terarah dan
terfokus.
Kelima, Rasul tidak pernah menangguhkan pekerjaan. Beliau bekerja secara tuntas
dan berkualitas.
Keenam, Rasul bekerja secara berjamaah dengan mempersiapkan (membentuk) tim yang
solid yang percaya pada cita-cita bersama.
Ketujuh, Rasul adalah pribadi yang sangat menghargai waktu. Tidak berlalu sedetik
pun waktu, kecuali menjadi
Kedelapan, tentunya ada nilai tambah bagi diri dan umatnya. Dan yang
terakhir, Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai