Anda di halaman 1dari 12

FARMASI BAHARI

Apt. Annisa Nofriani


FARMASI BAHARI

 Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar ilmu farmasi bahari (farmasi
kelautan) yang meliputi isolasi dan biosintesa senyawa aktif dari laut, organisme
laut serta senyawa bioaktif dari organisme laut, golongan senyawa alami yang
memiliki aktivitas dan potensial sebagai bahan obat dan nutraseutikal.
TUJUAN INSTRUKTUSIONAL UMUM
 Menjelaskan perbedaan antara senyawa metabolit yang berasal dari daratan dan
laut
 Memahami proses penemuan obat baru
 Mengenal potensi sumber daya laut sebagai sumber penghasil bahan obat dan
nutraseutical baru
SILABUS
 Menjelaskan Pengertian Farmasi Bahari
 Menjelaskan Tahapan Pengembangan Obat dari Laut
 Menjelaskan Prospek Pengembangan Produk dari Laut
 Menjelaskan Isolasi dan Biosintesa Senyawa Aktif dari Laut
 Menjelaskan Alkaloid dari Laut
 Menjelaskan Peptida dari Laut
 Menjelaskan Organisme Laut
 Menjelaskan Senyawa Bioaktif dari Ganggang
 Menjelaskan Senyawa Bioaktif dari Jamur
 Menjelaskan Senyawa Bioaktif dari Bakteri
 Menjelaskan Senyawa Bioaktif dari Hewan Laut
 Menjelaskan Produk Nutraseutikal dari Laut
PENILAIAN
1. Nilai Harian (Tugas, Presentasi, Kehadiran dll) 20%
2. Nilai UTS 35%
3. Nilai UAS 45%
4. Sebagai pertimbangan kehadiran dan keaktifan
Tata Tertib Perkuliahan

 …………………………………………………………
PENDAHULUAN
 Bahari (KBBI) : mengenai laut
 Luas wilayah lautan Indonesia mencapai 60 - 70% dari total luas wilayah
Indonesia
Industri Perikanan Bahan Makanan

Potensi Bahari

Obat dan Bahan Baku Obat Kosmetik


Sejarah Pengembangan Bahan Alam Bahari
untuk keperluan farmasi di Indonesia
 Ratusan – ribuan tahun yang lalu masyarakat pantai Indonesia menggunakan
rumput laut sebagai makanan dan obat (Heyne, 1926 dan Zeneveld, 1955)
 1899-1900 Ekspedisi Sibolga (penelitian ilmiah mengenai bahan alam bahari
Indonesia) berhasil mengumpulkan 555 jenis makro algae Indonesia
 1988-1991 Studi etnobotani dan etnofarmakologi bahan alam bahari Indonesia
 Untuk makanan atau obat
 Kegunaan kefarmasian (kosmetik, antipiretik, antelmintik, obat batuk, asma
dan bronchitis, obat wasir, radang lambung dan saluran kemih)

Moelyono, 2016
30 tahun terakhir sekitar 6000 senyawa telah diisolasi dari biota laut algae, coelenterata,
echinodermata, spons, mikroba, bryozoa, dan tunicates; 40% dari algae (mikro dan makro),
35% dari spons , 25% dari lain-lainnya (Rachmat, 2005)

Ekstrak metabolit sekunder dari spons mengandung senyawa bioaktifyang diketahui mempunyai
sifat aktifitas seperti sitotoksik dan antitumor(Kobayashi dan Rahmat 1999; Garson et al. 1999),
antivirus (Munro et al. 1989),anti HIV dan antiinflamasi (Proksch 1999), antibakteri (Ireland et
al. 1989; Munroet al. 1989;

Muniarsih dan Rachmat 1999), antifungi (Muliani et al. 1998),antileukemia (Soediro 1999),
antimalaria (Konig dan Wright 1999), antibiofouling(Suryati et al. 1999), penghambat enzim
(Soest dan Braekman, 1999).
Spons asal perairan tropis Indonesia khususnya dari Kepulauan Seribu memiliki potensi yang sangat
besar sebagai sumber senyawa bioaktif untuk dapat dikembangkan lebih jauh menjadi komoditi
bernilai ekonomis tinggi.

Hasil penelitian Wikanta et al. (2005) menunjukkan bahwa dari 38 sampel spons asalKepulauan Seribu
terdapat beberapa sampel yang menunjukkan potensi bioaktivitas antibakteri yang menjanjikan;

Penelitian Nursid et al. (2006) bahwa fraksi metanol spons P. nigricans dari perairan gosong Pulau
Pramuka Kepulauan Seribu memiliki aktifitas sitotoksik terhadap sel tumor Hela dengan nilai LC 50
sebesar 11,9 μg/ml;

Penelitian Murniasih dan Rachmat (1999) spons asal Pulau Pari aktif terhadap Bakteri Staphylococcuc
aureus, Bacillus substilis dan Vibrio eltor.

Penelitian Hanani et al. ( 2005) spons Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu mempunyai aktifitas
sebagai antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai