Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

SISTEM DIGESTIVE DIARE

Disusun Oleh Kelompok III :


1. Desi Asmawati (1921005)
2. Hadiarsa Atila Alfatah (1921007)
3. Lisa Trinanda (1921010)
4. Ririn Aqira Munte (1921015)

Dosen Pengampu : Ns. Dewi Setia Ningsih, S.Kep, MKM


1. Pendahuluan

Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi


tubuh. Di dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh
yang sangat berperan penting dalam proses pencernaan.
Dimana antara organ yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Jika ada salah satu organ yang
mengalami gangguan maka sistem pencernaan di dalam
tubuh manusia tidak akan berlangsung secara optimal.
2. Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem organ dalam


hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi
energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui
dubur (anus). Secara spesifik sistem pencernaan berfungsi untuk
mengambil makanan, memecahnya menjadi molekul nutrisi yang
lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam aliran darah,
kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.

Sistem pencernaan makanan tersusun atas saluran pencernaan dan


kelenjar-kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan berperan
sebagai alat untuk menerima, mengunyah, menghantarkan,
menyimpan, mencerna, meyerap (absorpsi), dan mengeliminasi
makanan.
1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah sekumpulan alat-alat tubuh yang berfungsi
untuk menerima makanan, mencernanya menjadi nutrien, menyerap serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Saluran pencernaan dimulai dari mulut
sampai dubur yang panjangnya mencapai kurang lebih 10 meter.

A. Mulut
di rongga mulut terdapat alat-alat pencernaan seperti: gigi, lidah, bibir, pipi
bagian dalam, dan langit-langit. Di dalam mulut terjadi pencernaan secara
mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi, lidah, dan
kelenjar ludah.
Pencernaan kimiawi
Pencernaan mekanik dilakukan oleh enzim
dalam mulut dilakukan amilase yang di
oleh gigi dengan produksi oleh kelenjar
bantuan lidah. saliva dalam mulut.
B. Faring
Faring (bahasa latin= pharynx) atau pangkal kerongkongan merupakan
persilangan antara saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Faring
merupakan bagian yang pendek tempat pertemuan jalur makanan dan udara.
Pada saat makanan berada di dalam faring, langit-langit lunak berotot naik
untuk mencegah makanan masuk ke rongga hidung.

C. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot dan berdinding tebal
yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Pada batas antara esophagus
dengan lambung terdapat sfinger esofagi (sphincter esophagii) yang berfungsi
mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke
esophagus.
D. Lambung (Ventrikulus)
Di dalam lambung terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Lambung
juga menghasilkan getah lambung yang berasal dari dinding lambung. Lambung
berfungsi untuk menampung, menyampur, dan mencerna makanan. Lambung
dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Kardia
2. Fundus
3. Korpus
4. Antrum
5. Pilorus.

E. Usus Halus (Intestinum Tenue)


Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Usus kosong
atau (jejunum) adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak diantara usus
dua belas jari dan usus penyarapan (ileum). Usus penyerapan (ileum) adalah
bagian terakhir dari usus halus. Pada manusia dewasa, panjang bagian usus
penyerapan kurang lebih 2-4 meter.
F. Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar, yaitu: 1. asini,
menghasilkan enzim-enzim pencernaan, 2. pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh
tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat , yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.

G. Hati, Kandung empedu dan Saluran Empedu


Kapiler mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih
besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah
darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah di alirkan ke dalam sirkulasi umum.
Empedu memiliki 2 saluran penting, yaitu:
1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak, dan
2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoflobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
I. Usus Besar (Intestinum Mayor), Rektum dan Anus
Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus berdiameter besar
dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter dan penampang 5 cm. Fungsi utama usus
besar adalah menyerap air dan mineral tertentu. Kolon dapat dibedakan menjadi
kolon menanjak, kolon melintang, kolon menurun, kolon sigmoid, dan rektum.
Bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Proses perjalanan makanan untuk sampai
di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Usus besar dapat menyimpan
makanan dalam kurun waktu 24 jam.

Rektum adalah organ terakhir dari usus besar yang berakhir di dubur. Rektum
merupakan kantung yang berfungsi menampung tinja (faeces). Jika rektum telah
penuh dengan tinja, maka menimbulkan rangsangan yang disebabkan adanya
peregangan pada dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk buang air
besar (defekasi). Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, di mana
bahan limbah keluar dari tubuh. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar
anus tetap tertutup. Terdapat dua otot sfingter anal (di sebelah dalam dan luar).
3. Enzim yang terdapat dalam saluran pencernaan Manusia

Enzim
Enzim Ptialyn Enzim Tripsin
Peptidase

Enzim Enzim
Enzim Pepsin Ribonuklease
Sakrase

Enzim Enzim pencernaan pada manusia


Enzim Renin
Maltase mempunyai sifat-sifat enzim pada
umumnya. Diantaranya berfungsi
mempercepat reaksi (katalisator), baik
Enzim reaksi pemecahan (katabolisme)
Enzim Lipase
Isomaltase maupun reaksi penyusunan
(anabolisme).
Enzim Enzim Enzim merupakan bagian dari protein
Amilase Laktase sehingga sifat-sifat protein juga tetap
melekat erat pada enzim, seperti akan
rusak (mengalami denaturasi) ketika
suhu sekitarnya sangat tinggi.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE

1. KONSEP DASAR PENYAKIT


Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2. Anatomi dan Fisiologi


3. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit dan jamur.
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Di samping itu bisa
terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
4. Tanda dan Gejala
• Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
• Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
• Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
• Daerah sekitar anus kemerahan & lecet karena seringnya difekasi & tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
• Perubahan tanda-tanda vital, nadi & respirasi cepat, tekanan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun dan Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

5 . Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic : Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus.
2. Gangguan sekresi : Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus: Bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3.Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Komplikasi
• Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
• Renjatan hipovolemik, Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot,
lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram), dan Hipoglikemia.
• Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
• Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
• Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 2 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat
dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan menggunakan Skor Maurice
King, sebagai berikut :

Keterangan:
• Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
• Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
• Nilai 7-12: dehidrasi berat
2. Dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh)
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh.

3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:


d. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
e. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
f. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
KESIMPULAN

Organ pencernaan serta kelenjar-kelenjar pencernaan yang saling bekerja sama


sehingga membentuk suatu sistem yang biasanya kita kenal dengan sistem
pencernaan. Sistem pencernaan pada manusia sangat penting karena sesuai
dengan fungsinya yaitu mencerna makanan yang masuk menjadi energi dan
nutrien serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur (anus).

Selain organ-organ pencernaan dan kelenjar pencernaan ada juga enzim yang
berperan sebagai katalisator. Enzim sngat diperlukan oleh tubuh. Hal ini
dikarenakan enzim berfungsi untuk mempermudah fungsi kerja organ-organ
pencernaan untuk memecah menyerap nutrisi dari makanan yang masuk ke
dalam tubuh. Tujuan adanya enzim dalam tubuh kita yaitu mengubah nutrisi
yang kita cerna menjadi bagian-bagian vital untuk regenerasi darah, saraf,
oorgan dan jaringan. Jika dalam tubuh manusia terjadi kekurangan enzim maka
akan menyebabkan ketidakseimbangan yang kemudian akan mengarah pada
sakit pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai