SKENARIO 4 BLOK 10
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. DEFINISI, ETIOLOGI, EPIDEMIOLOGI HIPERTIROID
2. KLASIFIKASI HIPERTIROIDISME
3. METABOLISME KELENJAR TIROID
4. FISIOLOGI HORMON - HORMON YANG DIHASILKAN
5. PATOFISIOLOGI HIPERTIROID
6. KRITERIA DIAGNOSTIK
7. INTERPRETASI LAB
8. TATALAKSANA
DEFINISI, ETOLOGI,
EPIDEMIOLOGI
Hipertiroidisme adalah suatu
DEFINISI
ketidakseimbangan metabolik yang merupakan
akibat dari produksi hormon tiroid yang
berlebihan. (Marilynn, E. Doenges,1999)
Hormon ini melaksanakan efek permisif dengan menyebabkan proliferasi reseptor katekolamin sel
sasaran. Karena pengaruh ini, banyak efek yang diamati ketika sekresi hormon tiroid meningkat serupa
dengan yang menyertai pengaktifan sistem saraf simpatis.
EFEK PADA FUNGSI OTOT
● Kontraksi otot makin kuat
● Tremor otot
○ Disebabkan oleh bertambahnya kepekaan sinaps saraf di
daerah medulla yang mengatur tonus otot
PATOFISIOLOGI
HIPERTIROIDISME
T3 dan T4
tinggi
Hipertiroidisme
merangsang saraf simpatis
Berdebar-debar
Massa otot Tonus otot meningkat Pembengkakan otot bola
berkurang mata, proptosis, dan
kontraksi dan relaksasi yang diplopia
Berat badan turun involunteer
Exopthalmus
tremor
KRITERIA DIAGNOSIS
HIPERTIROID
INTERPRESTASI
1. ELISA
Antibodi Immunosorbent Enzyme-
linked adalah teknik yang
menggabungkan spesifisitas antibodi
dengan sensitivitas uji enzim secara
sederhana, dengan menggunakan
antibodi atau antigen yang digabungkan
ke suatu enzim yang mudah diuji
2. CLIA
Chemiluminescence Imunnoassay adalah sebuah tipe
immunoassay yang merupakan sebuah tes biokimia
yang mengukur konsentrasi suatu substansi dalam
cairan, biasanya berupa serum darah atau air seni
dengan melihat reaksi antibodi terhadap antigennya.
INTERPRETASI HASIL
●Endemic Goiter : Hiperkolesterol dan penurunan Hb
●Tiroiditis Hashimoto : Antibodi anti-tiroid positif
●Grave’s Disease : Antibodi anti-tiroid positif
Terdapat beberapa macam pemeriksaan tiroid diantaranya adalah
TSH,
fT4 danfT3
T4 dan T3 total,
pemeriksaan autoantibodi contohnya anti-TPO.
Pada umumnya
Di laboratorium RS ada tiga macam pemeriksaan yang dilakukan, yaitu TSH, fT4, dan T3 total.
Pemeriksaan lini pertama yang dapat dipilih adalah TSH, karena TSH merupakan indikator yang sensitif
adanya kelainan tiroid. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan terjadinya umpan balik negatif pada
kelenjar pituitari sehingga kadar TSH turun, begitu pula sebaliknya. Namun, pemeriksaan TSH saja tidak
bisa digunakan jika kelainannya pada tingkat kelenjar pituitari. Sehingga diperlukan pemeriksaan tiroid yang
lain. Pilihan selanjutnya adalah pemeriksaan fT4, baru kemudian apabila diperlukan ditambahkan
pemeriksaan T3 total. Biasanya ketiga pemeriksaan ini diminta sekaligus, tapi karena harganya yang cukup
mahal, minimal dua yang perlu diperiksa yaitu TSH dan fT4.
PENATALAKSANAAN
VARIES BASED ON CAUSE
TATALAKSANA
1. Obat Anti Tiroid (OAT) 1. Radioactive Iodine (RAI)
➔ fx: menghambat produksi ➔ fx: memusnahkan kelenjar
hormon tiroid tiroid yang hiperaktif
➔ misal: PTU dan ➔ kontraindikasi: wanita
methimazol hamil dan anak-anak
➔ berlebihan: hipotiroid 1. Tiroidektomi
1. Penyekat β (diberikan ➔ fx: mengangkat kelenjar
bersamaan dengan obat tiroid yang membesar
antitiroid), misal:
propranolol
KONSERVATIF
OBAT ANTI TIROID (OAT)
- Modalitas utama yang paling banyak - Cara pemberian:
digunakan.
- Tujuan = menurunkan konsentrasi hormon
tiroid di perifer.
- Terdiri dari 2 golongan (yang sering
digunakan), yaitu:
1. Golongan Tionamid (Propiltiourasil [PTU]),
dan
2. Golongan lmidazol (Metimazol, Tiamazol,
dan Karbimazol)
- Bekerja pada:
- Dosis awal pemberian:
➔ Intratiroidal
★ PTU = 300-600 mg/hari, max 2.000 mg/hari
➔ Ekstratiroidal
★ Metimazol dan Tiamazol = 20-40 mg/hari.
➔ Mengenali proses imunologi
KONSERVATIF
PENYEKAT- Β
- Diberikan: - Efek:
- Bersamaan dengan pemberian - Menurunkan takikardi,
OAT. kegelisahan, dan keringat yang
- Untuk mengurangi akibat dari berlebihan (efek pengaktifan
pengaktifan simpatis yang simpatis)
dirangsang oleh hormon tiroid. - Menghambat perubahan
- Tidak diberikan pada penderita tiroksin perifer menjadi
asma. triiodotironin (T3)
- Contoh: propranolol. - Dosis: 20-40 mg; 4x sehari; PO
SURGICAL
RADIOACTIVE IODINE (RAI)
- Sodium iodide-131 → - Radioiodinasi dapat
cairan oral yang dipertimbangkan sebagai
berkonsentrasi pada terapi lini pertama maupun
hormon tiroid. sebagai terapi lini kedua
- Mekanisme aksi = pada pasien yang
mengganggu sintesis mengalami relaps setelah
hormon → menghambat pengobatan OAT.
kerja hormon.
- Tujuan = menghancurkan
sel-sel tiroid secara
SURGICAL
RADIOACTIVE IODINE (RAI)
- Indikasi = terapi utama - Efek samping =
Grave’s Disease di US, - Suara serak
multinodular goiter, nodul - Flushing
toksik, dan pada pasien - Penurunan pengecapan
dengan usia > 40 tahun - Radiation thyroiditis
- Kontraindikasi = ibu hamil (1%)
dan menyusui. - Eksaserbasi Grave’s
ophtalmopathy
SURGICAL
PEMBEDAHAN
- Komplikasi:
- Dipertimbangkan pada pasien yang ➔ Perdarahan,
sudah menjalani pengobatan dengan ➔ edema laring,
OAT namun mengalami relaps. ➔ hipoparatiroidisme, dan
- Indikasi: ➔ cedera nervus laringeus rekurens.
- Wanita → perencanaan
kehamilan dalam waktu < 6
bulan,
- Gondok membesar dan
kompresi organ lainnya yang
mengelilingi kelenjar tiroid,
- Nodul tiroid > 4 cm,
- Tingkat TRAb sulit diobati
dengan OAT
DAFTAR PUSTAKA
● Silverthorn DU. 2009. Human Physiology, an Integrated Approach. 4th ed. San Fransisco: Pearson
Benjamin Cummings.
● Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 1022
● Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2015. InfoDATIN. Kementrian Kesehatan RI
● Agamemnon Despopoulos, M., & Stefan Silbernagl, M.D. (2003). Color Atlas of Physiology (5th ed.).
New York: Thieme.
● Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cells to System (7th ed.). USA: Yolanda Cossio.