Anda di halaman 1dari 18

• Pengertian Pelaksanaan dan Pemantauan Problem

Solving
Perencanaan operasional dilaksanakan dengan melakukan pembagian
tugas, penggerakan, koordinasi, dan motivasi. Kepemimpinan
memegang peran yang penting, dimana pemimpin harus mampu
menggerakkan dan mengkoordinir staf dan sumber daya lainnya
untuk mencapai target/tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh:
model kepemimpinan, interaksi pimpinan dan staf, interaksi diantara
staf, faktor lingkungan, peraturan dan situasi sosial politik dan
ekonomi.
• Pelaksanaan adalah sebagai proses dalam bentuk rangkaian
kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu
tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan
proyek. Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara regular untuk melihat apakah program atau
kegiatan itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang
dilihat atau ditemui dapat diatasi (WHO). Menurut
Wrihatnolo, monitoring berfokus pada penelusuran dan
pelaporan mengenai masukan, kegiatan, dan terutama
keluaran. Monitoring merupakan fungsi manajemen yang
dilakukan pada saat suatu kegiatan sedang berlangsung apabila
dilakukan oleh pimpinan maka mengandung fungsi
pengendalian.
• Prinsip – prinsip monitoring:
1. Monitoring harus dilakukan secara terus – menerus.
2. Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan program
organisasi.
3. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun
terhadap pengguna produk atau layanan.
4. Monitoring harus dapat memotivasi staf dan sumber daya lainnya
untuk berprestasi.
5. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku.
6. Monitoring harus objektif.
7. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.
• Fungsi Monitoring:
1. Ketaatan atau Compliance:
2. Monitoring menentukan apakah tindakan semua orang yang terlibat
dalam program kesehatan sudah mengikuti dengan standar dan
prosedur yang ditetapkan.
3. Pemeriksaan atau Auditing
4. Monitoring menetapkan apakah sumber daya dan layanan yang
diperuntukkan bagi target telah mencapai mereka.
5. Laporan atau Accounting
6. Monitoring memberikan informasi yang membantu “menghitung”
hasil perubahan sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah
periode waktu tertentu.
7. Penjelasan
8. Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaan
tidak cocok. 
Tata cara penyimpanan data juga penting untuk
mempermudah penyusunan laporan yang akurat dan tepat
waktu. Sedapat mungkin sumber data yang telah
dikumpulkan secara rutin dimanfaatkan. Ciptakan format
pelaporan yang tidak terlalu rumit, dengan sebagian
hasilnya disajikan secara visual/grafik.

• b.Tentukan pihak mana yang akan melakukan


monitoring, dan kapan sebaiknya pihak yang melakukan
monitoring yang dimaksud di sini bukan pihak pengelola
program langsung, untuk menjaga independensi. Dengan
menganut asas partisipatif, wakil-wakil penerima manfaat
program/kegiatan sedapat mungkin bersama-sama
melakukan monitoring. Mengenai frekuensi, hal ini
sebaiknya dilakukan paling tidak setiap enam bulan
sekali untuk sebuah program jangka menengah atau
jangka panjang.
Lanjutannya

Mengenai frekuensi, hal ini sebaiknya dilakukan paling tidak setiap


enam bulan sekali untuk sebuah program jangka menengah atau jangka
panjang.

•c. Tentukan siapa saja yang akan menerima laporan hasil monitoring
sebaiknya laporan hasil monitoring disebarkan tidak hanya pada pihak-
pihak pemerintah (eksekutif dan legislatif), tetapi juga pada pihak
pelaksana, instansi pemerintah pusat serta wakil-wakil kelompok
penerima manfaat, dan juga OMS untuk meminta umpan balik.
• c. Satu jenis saat menerapkan sistem pendampingan kader
pendamping harus mendapatkan buku saku dan rekaman
pendamping. Kader pendamping harus sopan, ramah, dan menjaga
hubungan baik dengan keluarga binaan, sehingga mau menerima dan
berbagi masalah langsung. Setelah menyelesaikan kunjungan ke
masing-masing keluarga, selanjutnya tercapai kesepakatan dengan
keluarga sasaran untuk kunjungan .

• d. Mengidentifikasi dan mencatat masalah gizi yang terjadi pada


keluarga sasaran. Para kader pendamping tetap perlu mencermati
masalah gizi yang dihadapi selama kunjungan. Padahal saat
pendataan diketahui bahwa keluarga binaan mengalami masalah gizi.
Identifikasi masalah gizi dilakukan dengan mengajukan banyak
pertanyaan terkait dengan 5 perilaku KADARZI, yang dapat dilihat
pada formulir.
• e. Pengamatan juga dilakukan terhadap anak atau anggota keluarga
lainnya yang sakit, lingkungan rumah dan kebersihan diri, serta
menggunakan air bersih.
• f. Semua hasil identifikasi harus dicatat sehingga dapat diberikan
rekomendasi untuk setiap sasaran berdasarkan masalahnya.
• 4. Menganjurkan balita maupun keluarga untuk mengonsumsi
aneka ragam makanan sesuai anjuran yang diberikan. Menganjurkan
keluarga agar selalu mengonsumsi garam beryodium. Biasanya
garam beryodium sudah tersedia di pasaran. Oleh karena itu,
diperlukan kader pendamping untuk menjelaskan pentingnya yodium
dalam mencegah dan mengatasi IDD (penyakit akibat kekurangan
yodium), dan disarankan agar keluarga hanya menggunakan garam
beryodium dalam makanan sehari-hari.

• 5. Jelaskan juga cara mengidentifikasi garam beryodium dari


kemasan dan mereknya. Lulus uji yodium atau uji pati untuk
memeriksa apakah garam beryodium di rumah.
• 6. Menganjurkan ibu hamil agar memeriksa kehamilannya
secara rutin kepada Bidan Poskesdes minimal 4 (empat) kali selama
hamil.

• 7. Membantu sasaran untuk mendapatkan suplemen gizi. Dalam


rangka membantu penduduk sasaran untuk memperoleh suplemen
gizi, maka perlu diberikan informasi mengenai gejala gizi buruk
(kekurangan vitamin A, penyakit akibat darah / anemia dan
kekurangan yodium) dan cara mengatasi gejala tersebut, serta
memberikan nasihat kapan dan dimana mendapatkan suplemen gizi.
• UU Mengenai Pelaksanaan dan Pemantauan Problem
Solving
1. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional mengamanatkan pengendalian dan
evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006,
disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan
mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi,
termasuk juga perilaku atau kegaiatan tertenu, dengan
tujuan agar semua data masukan atau informasi yang
diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya
yang diperlukan.
•  
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai