Anda di halaman 1dari 33

“Terwujudnya insan yang cerdas,

berakhlak, profesional dan


berbudaya”
1. Mewujudkan pemerataan pendidikan dengan (a) meningkatkan
angka partisipasi murni dan angka transisi dan (b) menurunkan
angka putus sekolah melalui jalur sekolah dan luar sekolah
2. Membangun karakter peserta didik yang berlandaskan akhlak mulia,
budi pekerti luhur, kemandirian, kejujuran (anti korupsi, kolusi dan
nepotisme), perduli terhadap perubahan lingkungan dan memiliki
empati terhadap kesenjangan sosial yang ada disekelilingnya
3. Mewujudkan kelangsungan program pemberian bantuan pendidikan;
4. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menaikkan nilai rata-rata
hasil evaluasi akhir pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan
melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
5. Meningkatkan peran serta pendidikan dalam pembangunan daerah dan
pengentasan kemiskinan dan pengangguran
6. Meningkatkan jumlah lembaga pendidikan yang bertaraf nasional dan
internasional
7. Meningkatkan kualitas (a) tata kelola pendidikan (b) peran serta
masyarakat terhadap pendidikan melalui manajemen mutu berbasis
sekolah (c) pencitraan publik, dan (d) daya saing
8. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pendidikan baik formal maupun non formal
termasuk pendidikan kesetaraan
9. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pendidikan
sehingga mampu memberikan kesempatan belajar kepada semua
segmen masyarakat
10. Meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
bagi mereka yang memiliki kendala geografis, fisik, tempat, dan
waktu, dengan model pembelajaran alternatif
11. Mewujudkan masyarakan yang gemar belajar, bekerja, dan berusaha
melalui pelaksanaan program utama Pendidikan Non Formal yang
berbasis pada kebutuhan belajar masyarakat
12. Meningkatkan peran pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi daerah
13. Memfasilitasi perencanaan pemenuhan kebutuhan pendidikan dan
tenaga kependidikan pada semua jenjang pendidikan diseluruh
wilayah Jawa Timur
14. Merumuskan kebijakan pembinaan dan pengembangan mutu
pendidikan dan tenaga kependidikan yang dapat mendukung
perwujudan pendidik dan tenaga kependidikan profesional produktif,
berdedikasi tinggi , sejahtera, dan memiliki rasa aman dalam
menjalankan profesinya
15. Menfasilitasi pemerintah daerah, dewan pendidikan daerah, dan
komite sekolah dalam penerapan kebijakan pembinaan dan
pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan baik formal
maupun non formal
16. Menjalin kerjasama dengan semua pemangku kepentingan
(stakeholeders) dalam pembinaan dan pengembangan mutu
17. Melaksanakan akuntabilitas dan pencitraan publik terhadap kinerja
pembangunan pendidikan dan tenaga kependidikan melalui sistem
informasi pendidik dan tenaga kependidikan yang lengkap, andal dan
dapat dipercaya
18. Memfasilitasi pembangunan pendidikan berbasis agama (assalafiyah,
ahlus sunah wal jam’ah sebagai institusi pendidikandan lain-lain)
sehingga secara bertahap terjadi kesejajaran mutu dengan pendidikan
umum
19. Meningkatkan perluasan dan pemerataan serta peningkatan mutu
pendidikan seni budaya di sekolah dalam rangka pengembangan
karakter dan budi pekerti bangsa
20. Mewujudkan internalisasi nilai budaya kepada pelajar melalui
kegiatan pergelaran, festifal, pameran, parade, dan bentuk sajian seni
budaya yang positif
1. Peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun yang merata.
2. Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi
pendidikan menengah.
3. Peningkatan kualitas, dan relevansi pendidikan non
formal.
4. Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan
pendidik.
• Melanjutkan Penyediaan BOS SD;
• Melanjutkan Penyediaan BOS SMP;
• Penyediaan Beasiswa bagi siswa miskin jenjang SD;
• Penyediaan Beasiswa bagi siswa miskin jenjang SMP;
• Penyediaan Buku Pelajaran SD;
• Penyediaan Buku Pelajaran SMP;
• Rehabilitasi Sarana Prasarana SMP;
• Pembangunan SD-SMP Satu Atap;
• Pembangunan USB SMP;
• Pembangunan RKB SMP;
• Penyediaan Peralatan Lab SMP;
• Pembangunan Laboratorium IPA dan Perpustakaan SMP;
• Pembangunan Pusat Sumber Belajar SMP;
• Pembangunan Perpustakaan dan Pusat Sumber Belajar SD;
• Penyelenggaraan Paket A setara SD;
• Penyelenggaraan Paket B setara SMP;
• Penyelenggaraan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus;
• Penyelenggaraan UASBN (Ujian Akhir Berstandar Nasional) SD;
• Penyelenggaraan UN SMP;
• Akreditasi Sekolah Jenjang SD;
• Akreditasi Sekolah Jenjang SMP;
• Penyusunan/Pengembangan kurikulum/Bahan ajar/Model pembelajaran.
• Beasiswa untuk siswa miskin SMA;
• Beasiswa untuk siswa miskin SMK;
• Rehabilitasi Ruang Kelas SMA;
• Rehabilitasi Ruang Kelas SMK;
• Pembangunan USB SMA;
• Pembangunan USB SMK;
• Pembangunan RKB SMA;
• Pembangunan RKB SMK;
• Pembangunan Perpustakaan, Laboratorium dan Workshop SMA;
• Pembangunan Perpustakaan, Laboratorium dan Workshop SMK;
• Pembangunan Pusat Sumber Belajar SMA;
• Pembangunan Pusat Sumber Belajar SMK;
• Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMA;
• Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMK;
• Akreditasi Sekolah Jenjang Pendidikan Menengah;
• Penyelenggaraan UN Jenjang Pendidikan Menengah;
• Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Fungsional;
• Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan (Paket C);
• Penyelenggaraan Kursus dan Magang, serta Pendidikan
Kecakapan Hidup (PKH);
• Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Pendidikan Anak
Usia Dini Melalui Pembangunan Lembaga PAUD dan
Penyediaan Bahan Ajar dan Alat Permainan Edukasi;
• Penyediaan Bantuan Pengembangan Perpustakaan dan Minat
Baca melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM);
• Penyediaan Fasilitas, Koleksi dan Layanan Perpustakaan;
• Percepatan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik (Dikdas);
• Percepatan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik (Menengah);
• Bantuan Peningkatan Kualifikasi Guru Program S2;
• Bantuan Peningkatan Kualifikasi Guru Program S1;
• Peningkatan Mutu dan Profesionalisme Guru;
• Pengembangan Kemitraan antara Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) dengan Sekolah untuk Mendukung Wajib Belajar 9 Tahun;
• Percepatan Sertifikasi Akademik Bagi Guru dalam Jabatan melalui Sistem
Portofolio;
• Subsidi Tunjangan Fungsional Guru Non PNS (Jenjang Pendidikan Dasar);
• Subsidi Tunjangan Fungsional Guru Non PNS (Jenjang Pendidikan Menengah);
• Tunjangan Profesi Guru;
• Tunjangan Profesi Guru Menengah;
AGENDA PEMBANGUNAN
JAWA TIMUR
PENINGKATAN
AKUSESIBILITAS DAN
KUALITAS PELAYANAN
PENDIDIKAN
A. Tingkat Pendidikan Penduduk
Relatif Masih Rendah
1. Rata rata sekolah hanya 6,9 tahun (setingkat SMP)
2. Buta huruf diatas usia 10 tahun sebesar 11,34 %
3. APS 16 – 18 tahun baru mencapai ± 60 %
4. Angka putus sekolah SMA 0,73 %
5. Daya tampung SMA/SMK/MA belum sebanding lulusan
SMP/MTs
6. Lokasi SMA/SMK/MA di wilayah perkotaan
7. Biaya pendidikan SMA/SMK/MA relatif masih tinggi
B. Kesenjangan Partisipasi Pendidikan
Relatif Masih Lebar
1. Kesenjangan kaya/miskin, laki/perempuan, desa/kota,
negeri/swasta, umum/keagamaan, dll
2. Alasan utama karena faktor ekonomi (tidak memiliki
biaya/harus bekerja)
3. Hambatan sosial budaya : lebih mementingkan anak
laki - laki
4. Masih ada anggapan bahwa manfaat sekolah lebih kecil
dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan
5. Layanan PAUD belum memadai/merata
C. Fasilitas Pendidikan Menengah
Belum Merata
1. Terutama di daerah pedesaan, terpencil, perbatasan
atau kepulauan
2. Daya tampung SMA/SMK/MA belum sebanding lulusan
SMP/MTs
3. Jumlah siswa SMK yang meningkat menunjukkan
peserta didik ingin segera memasuki pasar kerja
4. Jumlah dan mutu SMK perlu ditingkatkan
D. Kualitas Pendidikan Relatif Masih
Rendah
1. Ketersediaan tenaga pendidik yang belum memadai,
baik kuantitas, kualitas maupun penyebarannya
2. Kesejahteraan pendidik yang relatif masih rendah
3. Fasilitas belajar belum tersedia secara mencukupi
4. Biaya operasional pendidikan belum disediakan secara
memadai
5. Gedung sekolah rusak ringan / berat masih cukup
banyak
E. Keterbatasan Pendidikan Diniyah
dan Pesantren Salafiyah
1. Menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama
dan/atau menjadi ahli ilmu agama
2. Pasal 18 ayat (1) PP No. 55 Tahun 2007 menyebutkan,
kurikulum pendidikan diniyah dasar formal wajib
memasukkan muatan pendidikan umum
3. Permasalahan seperti pada pendidikan umum, yakni
keterbatasan kuantitas, kualitas dan kesejahteraan
guru/ustadz
F. Manajemen Pendidikan Belum Efektif
dan Efisien
1. Desentralisasi dan otonomi pendidikan belum
sepenuhnya dapat dilaksanakan
2. Belum mantapnya koordinasi lintas bidang
3. Belum optimalnya efektivitas peran dan fungsi komite
sekolah/madrasah, dan dewan pendidikan dalam
memberikan kontribusi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan
1. Meningkatnya jumlah penduduk (terutama miskin) yang
menyelesaikan Dikdas 9 th dan Dikmen 12 th
2. Menurunnya jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta
huruf (terutama miskin)
3. Meningkatnya keadilan dan kesetaraan pendidikan antar kelompok
masyarakat
4. Meningkatnya kualitas hasil belajar
5. Meningkatnya proporsi dan kualitas lembaga pendidikan diniyah
dan pesantren salafiyah yang setara dengan pendidikan umum
6. Meningkatnya jumlah anak yang terlayani PAUD
7. Meningkatnya proporsi tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi
8. Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik
9. Meningkatnya efektivitas peran dewan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah
1. Menata sistem pembiayaan pendidikan yang adil, efisien,
transparan dan akuntabel, serta anggaran pendidikan 20% APBD
2. Akses kelompok masyarakat yang kurang terjangkau layanan
pendidikan
3. Menuntaskan Wajar Dikdas 9 th dan Dikmen 12 th
4. Memantapkan pendidikan budi pekerti
5. Menurunkan secara signifikan jumlah penduduk buta aksara
6. Meningkatkan pemberdayaan dan penyetaraan lembaga pendidikan
diniyah dan pondok pesantren salafiyah setara pendidikan umum
7. Mengoptimalkan peran dan fungsi dewan pendidikan/masyarakat
8. penyediaan prasarana gedung sekolah
9. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi
10. Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga pendidik
11. Mengembangkan pendidikan kewarganegaraan
12. Meningkatkan pendidikan non-formal yang murah dan bermutu
13. Mengembangkan budaya baca
1. Pendidikan Gratis bagi Penduduk Miskin
2. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Anti-
Korupsi
3. Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun pada Jenjang SMP/MTs
4. Penuntasan Perluasan Wajib Belajar Pendidikan Menengah
12 Tahun
5. Penuntasan Penyetaraan Pendidikan Diniyah dan Pesantren
Salafiyah dengan Pendidikan Umum
6. Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik
7. Pengembangan Nilai Budaya
8. Pengelolaan Kekayaan Budaya
9. Pengelolaan Keragaman Budaya
1.Pendidikan Anak Usia Dini
2.Pendidikan Non-Formal
3.Pendidikan Luar Biasa
4.Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan
5 (lima) Prioritas Program Pendidikan Tahun
Anggaran 2010 antara lain :
1.Program Penuntasan Buta Huruf di Tahun 2010

2.Program Bantuan BOSDA MADIN dan Guru Swasta

3.Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

4.Program Sarana Prasarana (SARPRAS)

5.Program Anti KKN


FOKUS PEMBANGUNAN

1. Program Penuntasan Buta Huruf di Tahun


2010
• Pada Tahun 2010 Program Penuntasan Buta Aksara akan
mengerjakan lebih kurang 190.195 orang, untuk dapat
meningkatkan kontribusi pada Indeks Prestasi Mutu
(IPM) Jawa Timur.
■ Jumlah penduduk buta aksara di Jawa Timur usia
diatas 65 tahun 2.500.000 orang (Data BPS Tahun
2005)
■ Keluar program 15 % tiap tahun selama 4 tahun
karena meninggal dunia (jumlah 1.500.000 orang)
■ Sisa garapan 1.000.000 orang (2.500.000 orang –
1.500.000 orang)
■ Penuntasan buta huruf pertahun 350.000 orang
■ Target penuntasan buta aksara tahun 2013
Strategi Penuntasan Buta Huruf di Jawa Timur
Tahun 2010

 Menjalin kerjasama dengan mitra pendidikan masyarakat :


PKK, MUSLIMAT NU, FATAYAT NU, ASYIYAH,
NASYIATUL ASYIYAH, AL HIDAYAH, PGRI, PTN dan
PTS, TNI/PERSIT CANDRA KIRANA, POLRI/Bhayangkari
dalam rangka :
 Validasi data

 Pelaksanaan penuntasan buta aksara dengan keaksaraan


fungsional,
 Mencegah buta aksara kembali dengan melalui Taman
Bacaan Masyarakat (TBM)
 Meningkatkan kualitas tutor
FOKUS PEMBANGUNAN (2)

2. Program Bantuan BOSDA MADIN dan Guru


Swasta
• Program ini adalah peningkatan kualitas pendidikan dan
kesejahteraan guru, ustadz dan santri yang akan
diberikan kepada lebih kurang 186 ribu guru di Salafiyah
Ula, SMP Satu Atap, Salafiyah Wustho, Guru
SD/MI/SDLB, Guru SMP/MTs dan SMPLB;
• Lebih kurang 28 ribu untuk ustadz Madin Ula dan
Wustho;
• Serta lebih kurang 760 ribu untuk Santri Madin Ula dan
lebih kurang 148 ribu untuk Santri Madin Wustho.
FOKUS PEMBANGUNAN (3)

3. Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK)
• Membangun Unit Sekolah Baru (USB) SMK sebanyak 5 unit
yang diharapkan SMK dapat memiliki nilai lebih yaitu
memiliki ketrampilan dan keahlian spesifik yang langsung
dapat dimanfaatkan di Dunia Kerja.
4. Program Sarana Prasarana (SARPRAS)
• Meningkatkan kualitas belajar mengajar (KBM), Program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Program Wajib
Belajar 9 Tahun, Program Pendidikan Luar Biasa (PLB),
Program Pendidikan Menengah (SMA dan SMK).
FOKUS PEMBANGUNAN (4)

5. Program Anti KKN


• Program Kurikulum Anti KKN memberikan pembelajaran
kepada siswa, dapat menanamkan sikap hidup Anti KKN
pada siswa dan guru. Kebiasaan untuk tidak melakukan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme tertanam sejak usia dini
sehingga untuk menciptakan atmosfir dan menumbuhkan
budaya Anti KKN di sekolah. Kurikulum ini akan
diaplikasikan pada mata pelajaran PPKN, Agama dan
Bahasa Indonesia.
• Sebagai uji coba akan dilaksanakan di 1 (satu) lembaga pada
setiap jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di seluruh
kabupaten/kota.

Anda mungkin juga menyukai