Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP PERSALINAN

INDUKSI
(PERSALINAN SECARA INDUKSI)
KELOMPOK 6
• Induksi persalinan yaitu suatu tindakan yang dilakukan terhadap ibu hamil yang belum inpartu untuk
merangsang terjadinya persalinan. Induksi persalinan terjadi antara 10% sampai 20% dari seluruh
persalinan dengan berbagai indikasi baik dari ibu maupun dari janinnya (Wing DA, 1999). Indikasi
terminasi kehamilan dengan induksi adalah KPD, kehamilan post term, polyhidramnion, perdarahan
antepartum (plasenta previa, solusio plasenta), riwayat persalinan cepat, kanker, PEB, IUFD (Orge
Rost, 1995).
• Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainya proses persalinan, yaitu dari tidak ada
tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada dengan menimbulkan mulas/his. Cara ini
dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal.
Indikasi-indikasi yang penting ialah postmaturitas dan hipertensi pada kehamilan lebih dari 37 minggu.
Untuk dapat melakukan induksi persalinan perlu dipenuhi beberapa kondisi, diantaranya :

• Hendaknya serviks uteri sudah “matang”, yaitu serviks sudah mendatar dan
menipis dan sudah dapat dilalui oleh sedikitnya 1 jari, sumbu serviks
menghadap ke depan.
• Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD)
• Tidak ada kelainan letak janin yang tidak dapat dibetulkan
• Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul.
B. KLASIFIKASI INDUKSI PERSALINAN TERBAGI
ATAS:
1. SECARA MEDIS
A. Infus oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus dan diangkut lewat aliran aksoplasmik
ke hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon ini akan dilepas kedalam darah.
B. Prostaglandin
Pemberian prostaladin dapat merangsang otok -otot polos termasuk juga otot-otot rahim. Prostagladin
yang spesifik untuk merangsang otot rahim ialah PGE2 dan PGF2 alpha. Pemakaian prostaglandin sebagai
induksi persalinan dapat dalam bentuk infus intravena (Nalador) dan pervaginam (prostaglandin vagina
suppositoria).
C. Cairan hipertonik intra uteri
Pemberian cairan hipertonik intramnnion dipakai untuk merangsang kontraksi rahim pada kehamilan dengan
janin mati. Cairan hipertonik yang dipakai dapat berupa cairan garam hipertonik 20, urea dan lain-lain. Kadang-
kadang pemakaian urea dicampur dengan prostagladin untuk memperkuat rangsangan pada otot-otot rahim. Cara ini
dapat menimbulkan penyakit yang cukup berbahaya, misalnya hipernatremia, infeksi dan gangguan pembekuan
darah.
2. Secara manipulatif
a. Amniotomi
b. Melepas selaput ketuban dari bagian bawah rahim (stripping of the membrane).
c. Pemakaian rangsangan listrik
d. Rangsangan pada puting susu (breast stimulation )
Sebelum melakukan induksi, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Keberhasilan induksi persalinan bergantung pada skor pelvis.
• Jika skor >6, biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin.
• Jika < 5, matangkan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin atau kateter Foley.
C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
INDIKASI
• Indikasi induksi persalinan bisa berasal dari anak atau dari ibu.
1. Kelainan hipertensi pada kehamilan
2. Diabetes
3. Perdarahan Antepartum
• Indikasi yang berasal dari anak antara lain :
1. Kehamilan lewat waktu (penelitian dilakukan oleh peneliti kehamilan lewat waktu di Kanada pada ibu yang mengalami
kehamilan lewat dari 41 minggu yang diinduksi dengan yang tidak diinduksi, hasilnya menunjukkan angka seksio sesaria pada
kelompok yang diinduksi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak diinduksi)
2. Ketuban pecah dini, Ketika selaput ketuban pecah, mikroorganisme dari vagina dapat masuk ke dalam kantong amnion
3. Kematian janin dalam rahim
4. Restriksi pertumbuhan intrauteri, Bila dibiarkan terlalu lama dalam kandungan diduga akan berisiko/ membahayakan
hidup janin/kematian janin.
5. Isoimunisasi dan penyakit kongenital janin yang mayor, Kelainan kongenital mayor merupakan kelainan yang
memberikan dampak besar pada bidang medis, operatif, dan kosmetik serta yang mempunyai risiko kesakitan dan kematian
tinggi,
KONTRAINDIKASI

• Kontraindikasi dari induksi persalinan ada yang absolut dan yang relatif.
A. Kontraindikasi absolut adalah :
• Disproposi sefalopelvik absolut
• Gawat janin
• Plasenta previa totalos
• Vasa previa
• Presentasi abnormal
• Riwayat seksio sesaria klasik sebelumnya
• Presentasi bokong
D. KOMPLIKASI
• Menurut Rustam (1998), komplikasi induksi persalinan adalah :
a) Terhadap Ibu
• Kegagalan induksi.
• Kelelahan ibu dan krisis emosional.
• Inersia uteri partus lama.
• Tetania uteri (tamultous lebar) yang dapat menyebabkan solusio plasenta, ruptura uteri dan laserasi jalan lahir lainnya.
• Infeksi intra uterin.
b) Terhadap janin
• Trauma pada janin oleh tindakan.
• Prolapsus tali pusat.
• Infeksi intrapartal pada janin
Komplikasi induksi persalingan dengan pemberian oksitosin dalam infus intravena dengan pemecahan ketuban
cukup aman bagi ibu apabila syarat-syarat seperti disebut diatas dipenuhi.
Komplikasi induksi persalinan yang mungkin terjadi diantaranya adalah :

1. Adanya kontraksi rahim yang berlebihan. Itu sebabnya induksi harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat dari
dokter yang menangani
2. Janin akan merasa tidak nyaman sehingga dapat membuat bayi mengalami gawat janin (stress pada bayi). Itu
sebabnya selama proses induksi berlangsung, penolong harus memantau gerak janin. Bila dianggap terlalu berisiko
menimbulkan gawat janin, proses induksi harus dihentikan
3. Dapat merobek bekas jahitan operasi caesar. Hal ini bisa terjadi pada yang sebelumnya pernah dioperasi caesar,
lalu menginginkan kelahiran normal.
4. Emboli. Meski kemungkinannya sangat kecil sekali namun tetap harus diwaspadai. Emboli terjadi apabila air
ketuban yang pecah masuk ke pembuluh darah dan menyangkut di otak ibu, atau paru-paru. Bila terjadi, dapat
merenggut nyawa ibu seketika.
5. Janin bisa mengalami ikterus neonatorum dan aspirasi air ketuban.
6. Infeksi dan rupture uterus juga merupakan komplikasi yang terjadi pada induksi persalinan walaupun jumlahnya
sedikit.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai