Anda di halaman 1dari 5

Hujan Es (Hail) di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Kumpulan awan yang menggayut di wilayah Jakarta memicu hujan.
Namun, ada yang beda dengan hujan pada Selasa (22/4/2014). Hujan bukan air cair, melainkan es (baca:
Heboh Hujan Es di Jakarta Ramai di Twitter).

Mengapa demikian? Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian mengatakan, hujan es di Jakarta hari ini dapat disebabkan oleh paduan
berbagai faktor. "Pada siang hari seperti ini, terjadi angin laut. Saat ini, angin laut bergerak lebih cepat
sehingga bisa menembus ketinggian lebih tinggi dari biasanya, mencapai freezing level," ujar Edvin.

Edvin mengungkapkan, freezing level terasa di ketinggian 13.000 kaki. "Ketika angin bergerak sangat
cepat mencapai wilayah lebih tinggi, yang terjadi uap air mengalami sublimasi, dan akhirnya turun menjadi
hujan es," imbuhnya. Edvin menambahkan, faktor lain yang memicu adalah adanya angin yang bergerak dari
daerah lebih tinggi di wilayah selatan DKI Jakarta. "Angin ini bisa memblokade angin laut dan membuatnya
bergerak ke wilayah lebih tinggi," papar Edwin. 

Sementara itu, pakar meteorologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Zadrach Leoufij Dupe
mengatakan, "hujan es di Indonesia itu umum, terjadi setiap tahun." Zadrach mengatakan, saat ini Indonesia
mengalami pancaroba. Pada masa itu, temperatur lebih tinggi sehingga konveksi juga lebih tinggi,
mempengaruhi intensitas pembentukan awan. Awan yang terbentuk di Jakarta adalah awan kumulonimbus
yang tinggi dan tebal. "Saat jatuh, harusnya awan mencair. Tetapi kalau ukuran butiran cukup besar, akhirnya
ketika jatuh masih dalam bentuk es," kata Zadrach.
suarasurabaya.net - Beberapa wilayah di Surabaya dan Jawa Timur Jumat (20/2/2015) turun hujan deras
disertai es. Fenomena ini, menurut Bambang Setiajid Kasie Data dan Informasi (Datin) BMKG Juanda belum
tentu terjadi satu musim sekali.

"Ini karena di Surabaya sore ini penumpukan awan kumulonimbus sedang tinggi-tingginya. Sehingga puncak
awan tersebut tingkat kepadatannya juga tinggi. Maka dari itu, ketika jatuh ke tanah puncak awan tersebut
belum sepenuhnya mencair. Itu yang disebut fenomena hujan es," kata Bambang Setiajid
kepada suarasurabaya.net Jumat (20/2/2015).

Lanjut Bambang, hujan deras disertai es ini tidak akan berlangsung lama. Namun akan berganti dengan hujan
ringan yang berpotensi turun dengan durasi yang lama.

"Hujan deras paling lama 30 menit. Setelah itu kemungkinan besar akan diikuti hujan ringan dengan durasi
antara satu sampai satu setengah jam," ujarnya.

Namun, masih menurut Bambang, masyarakat Surabaya dan sekitarnya tetap diminta untuk waspada karena
hujan deras masih berpotensi turun lagi malam ini.

"Hujan yang bergelombang ini diprakirakan akan merata di seluruh wilayah Surabaya. Dengan intensitas
kecepatan angin dibawah 30 km/jam," ungkapnya.

Seperti diketahui, hujan deras disertai dengan es terjadi di beberapa wilayah Surabaya dan beberapa wilayah
Jawa Timur lainnya. Di wilayah Surabaya, hujan es terjadi di daerah Lakarsantri, Babat Jerawat dan Benowo.
Sementara di wilayah Jawa Timur lainnya seperti Gresik hujan deras disertai es terjadi di wilayah Menganti.
(dop/wak)

Anda mungkin juga menyukai