Anda di halaman 1dari 17

TRANSFORMASI

LAPLACE
Transformasi Laplace adalah suatu metode
operasional yang dapat digunakan secara mudah
untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier.
Dengan menggunakan transformasi Laplace, dapat
diubah beberapa fungsi umum seperti fungsi
sinusoida, fungsi sinusoida teredam, dan fungsi
eksponensial menjadi fungsi-fungsi aljabar variabel
kompleks s. Bila persamaan aljabar dalam s
dipecahkan, maka penyelesaian dari persamaan
diferensial (transformasi Laplace balik dari variabel
tidak bebas) dapat diperoleh dengan menggunakan
tabel transformasi Laplace.
• Secara umum Transformasi Laplace digunakan
mentransformasikan sinyal atau sistem dari kawasan waktu
ke kawasan -s.

Fungsi F(s) adalah transformasi Laplace dari f(t) yang adalah


suatu frekuensi s.
Untuk mempermudah proses transformasi laplace kita dapat
menggunakan table transforamasi laplace :
Tabel Transformasi Laplace
Penyelesaian Persamaan Diferensial dengan
transformasi Laplace
Syarat: PD yang dapat diselesaikan harus memiliki Masalah Nilai Awal (MNA)
atau Initial Value Problem (IVP).
Secara sederhana prosedur dasar pemecahan persamaan diferensial
menggunakan metode transformasi Laplace adalah:
i. Persamaan diferensial yang berada dalam kawasan waktu (t),
ditransformasikan ke kawasan frekuensi (s) dengan transformasi Laplace.
Untuk mempermudah proses transformasi dapat digunakan tabel transformasi
laplace.
ii. Hasil dari langkah (i) dinyatakan sebagai F(s) dan disajikan ke dalam bentuk
pecahan parsial atau pecahan rasional.
iii. Tentukan invers transformasi Laplace dari F(s) yang diperoleh pada langkah (ii)
sehingga diperoleh Solusi Khusus untuk PD yang diberikan.
Contoh:
d2y dy
1. Tentukan Solusi dari dt 2  4  3y  0
dt
dengan y(0)=1 dan y'(0)=0
Jawab:
d 2 y dy 
i. L  2  4  3 y  0  L0 
 dt dt 
d 2 y  dy 
L  2   4L    3Ly   0
 dt   dt 
 
s 2 F ( s )  sf (0)  f ' (0)  4sF ( s )  f (0) 3F ( s )  0
s 2 F ( s )  s  0  4 sF ( s )  4  3F ( s )  0
 
F (s) s 2  4s  3  s  4
s4
F (s)  2
s  4s  3
s4 s4
ii. 2
 iii. Jadi
s  4 s  3 ( s  1)( s  3 )


A

B y (t )  L-1 F(s)
( s  1) ( s  3 )
( A  B ) s  (3 A  B )
3 -1  1  1 -1  1 
 L   L 

( s  1)( s  3 ) 2  s  1 2  s  3 

A  B  1
3 t 1 3t
3 A  B  4  e  e
 2 A   3 2 2
3
A 
2
1
B  
2
A B
F ( s) 
( s  1)( s  3)
3 1 1 1
 
2 ( s  1) 2 ( s  3)


Anda mungkin juga menyukai