Anda di halaman 1dari 19

Dr. Ch. Dewi Wulandari, SE.

, MM
 Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana
harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji
karyawan, membayar rekening listrik, dsb.
 Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima
kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam
jangka waktu kurang dari 1 tahun.
 Dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.
 Dana yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari disebut modal kerja (Working Capital)
 Manajemen modal kerja (working capital
management) merupakan manajemen dari elemen-
elemen aktiva lancar dan elemen hutang lancar.
 Tujuan modal kerja adalah mengelola aktiva
lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh
modal kerja netto yang layak dan menjamin
tingkat likuiditas perusahaan.
 Konsep Kuantitatif
modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan aktiva
lancar (Gross Working Capital)
 Konsep Kualitatif
modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan antara aktiva
lancar atas hutang lancar (Net Working Capital)
 Konsep Fungsionil
konsep fungsionil mendasarkan pada fungsi dana yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang
dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat ini
maupun pendapatan masa yang akan datang.
 Modal kerja kuantitatif : Rp. 160.000.000
 Modal kerja kualitatif :
(160.000.000 – 100.000.000 = 60.000.000)
 Modal kerja fungsionil :
Modal kerja riil :
kas 8.000.000
piutang dagang (75 %) 45.000.000
persediaan 80.000.000
penyusutan mesin 14.000.000
penyusutan gedung 24.000.000
-----------------
modal Kerja Riil 171.000.000
Modal Kerja Potensial :
efek-efek 12.000.000
margin laba piutang (25 %) 15.000.000
-------------------
modal Kerja Potensial 27.000.000
Modal kerja Permanen : modal kerja yang tetap
harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan
kegiatan usaha. Terdiri dari :

 Modal kerja Primer yaitu modal kerja minimum yang


harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan usaha.
 Modal kerja normal yaitu modal kerja yang dibutuhkan
untuk melakukan luas produksi yang normal
Modal kerja Variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Terdiri dari:

a. Modal kerja Musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya


berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b. Modal kerja Siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur
c. Modal Kerja Darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya
 Kebijakan konservatif (A) : merupakan manajemen modal
kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada kebijakan
konservatif, MK permanen dan sebagian MK variabel
dibelanjai dari sumber dana jangka panjang dan sebagian MK
variabel dibelanjai dari sumber jangka pendek.
 Kebijakan Moderat (B) : pada kebijakan ini MK permanen
dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan MK
Variabel dibelanjai dengan sumber jangka pendek.
 Kebijakan Agresif (C) : pada kebijakan ini sebagian MK
permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang,
sedangkan sebagian MK permanen dan MK Variabel dibelanjai
dengan sumber jangka pendek.
Hubungan antara ketiga alternatif kebijakan modal kerja dg likuiditas,
profitabilitas,dan tingkat resiko.
Tinggi Rendah

Likuiditas Kebijakan A Kebijakan B Kebijakan C


Profitabilitas Kebijakan C Kebijakan B Kebijakan A
Resiko Kebijakan C Kebijakan B Kebijakan A

Likuiditas tertinggi pd kbjkan A, dgn konsekuensi akan mndptkan profit dan resiko
rendah, sedangkan apabila perusahaan menginginkan profit yang tinggi, maka
sebaiknya manajer memilih kebijakan C, dgn konsekuensi tingkat likuiditas
perusahaan rendah dan tingkat resiko tinggi.
Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini,
perlu diketahui 2 faktor yang mempengaruhinya yaitu : (1)
periode terikatnya modal kerja dan (2) pengeluaran kas setiap
hari.
Periode terikatnya modal kerja merupakan waktu yang
diperlukan mulai dari kas yang tertanam hingga kas kembali,
yang meliputi jangka waktu pemberian kredit, lama penyimpanan
bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya
barang jadi disimpan digudang dan jangka waktu penerimaan
piutang.
Untuk perusahaan dagang :
Kas  Barang  Piutang  Kas
Pengeluaran kas perhari adalah jumlah pengeluaran kas
rata-rata setiap hari untuk keperluan pembelian bahan
mentah, bahan pembantu, upah buruh dan biaya-biaya
lainnya.
Contoh :
Perusahaan dagang X memiliki data sebagai berikut :
Rata-rata periode keterikatan modal kerja :
-Lama barang disimpan 7 hari
-Lama pengumpulan piutang 13 hari
------------- +
20 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari :
-Pembelian barang dagangan 1.000.000
-Upah karyawan 100.000
-Biaya administrasi dan umum 10.000
-Biaya penjualan 35.000
-Biaya lainnya 5.000
-------------- +
Jumlah 1.150.000
Kas minimal berjumlah 150.000
Modal kerja yang dibutuhkan = ( 20 x 1.150.000) + 150.000 = 23.150.000
Contoh :

Perusahaan Industri X memiliki data sebagai berikut :


Rata-rata periode keterikatan modal kerja :
- Lama bahan mentah disimpan 8 hari
- Lama proses produksi 6 hari
- Lama barang jadi disimpan 5 hari
- Lama pengumpulan piutang 11 hari
----------- +
30 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari :
- Pembelian bahan mentah 180.000
- Upah karyawan 150.000
- Biaya administrasi dan umum 30.000
- Biaya penjualan 25.000
- Biaya lainnya 15.000
------------- +
Jumlah 400.000
Kas minimal berjumlah 100.000
Modal kerja yang dibutuhkan = ( 30 x 400.000) + 100.000 = 12.100.000
 Berdasarkan metode ini besarnya kebutuhan
modal kerja ditentukan oleh perputaran dari
komponen-komponen modal kerja yaitu
perputaran kas, piutang, persediaan.
 Perputaran kas merupakan berputarnya kas
menjadi kas kembali
Contoh :

Dari laporan neraca diperoleh data sbb :


Kas 462.500
Piutang dagang 1.925.000
Persediaan 2.300.000
Dari laporan laba rugi diperoleh data sbb :
penjualan 60.000.000
Harga Pokok Penjualan 42.500.000
Perputaran tiap elemen :
Perputaran kas : 60.000.000 / 462.500 = 130 x
Perputaran piutang : 60.000.000 / 1.925.000 = 31 x
Perputaran persediaan : 42.500.000 / 2.300.000 = 18 x
Periode keterikatan modal kerja :

Kas 360 / 130 = 3 hari


Piutang 360 / 31 = 12 hari
Persediaan 360 / 18 = 20 hari
35 hari
Periode keterikatan modal kerja secara keseluruhan
adalah 35 hari, perputaran modal kerja adalah 360 / 35 =
10 kali. Apabila prediksi penjualan pada tahun tersebut
sebesar 75.000.000, maka kebutuhan modal kerja
sebesar : 75.000.000 / 10 = 7.500.000,-
PT. Amalia memproduksi barang jadi sebanyak 7.500 unit
sebulan. Untuk memperoduksi 1 unit barang jadi diperlukan
3,5 Kg bahan baku dengan harga Rp. 1.750/Kg. Bahan baku
tersebut sebelum diproses disimpan digudang selama 14 hari.
Lamanya proses produksi 7 hari. Setelah menjadi barang jadi
disimpan selama 20 hari. Rata-rata piutang ditagih selama 45
hari. Upah langsung per unit barang jadi Rp. 2.250,-. Biaya
pemasaran tunai sebulan Rp. 15.000.000,-, biaya administrasi
& umum sebulan Rp. 12.000.000,- dan kas minimal sebesar
Rp. 3.250.000,-

Hitunglah kebutuhan modal kerja PT. Amalia tersebut!

Anda mungkin juga menyukai