, MM
Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana
harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji
karyawan, membayar rekening listrik, dsb.
Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima
kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam
jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.
Dana yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari disebut modal kerja (Working Capital)
Manajemen modal kerja (working capital
management) merupakan manajemen dari elemen-
elemen aktiva lancar dan elemen hutang lancar.
Tujuan modal kerja adalah mengelola aktiva
lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh
modal kerja netto yang layak dan menjamin
tingkat likuiditas perusahaan.
Konsep Kuantitatif
modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan aktiva
lancar (Gross Working Capital)
Konsep Kualitatif
modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan antara aktiva
lancar atas hutang lancar (Net Working Capital)
Konsep Fungsionil
konsep fungsionil mendasarkan pada fungsi dana yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang
dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat ini
maupun pendapatan masa yang akan datang.
Modal kerja kuantitatif : Rp. 160.000.000
Modal kerja kualitatif :
(160.000.000 – 100.000.000 = 60.000.000)
Modal kerja fungsionil :
Modal kerja riil :
kas 8.000.000
piutang dagang (75 %) 45.000.000
persediaan 80.000.000
penyusutan mesin 14.000.000
penyusutan gedung 24.000.000
-----------------
modal Kerja Riil 171.000.000
Modal Kerja Potensial :
efek-efek 12.000.000
margin laba piutang (25 %) 15.000.000
-------------------
modal Kerja Potensial 27.000.000
Modal kerja Permanen : modal kerja yang tetap
harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan
kegiatan usaha. Terdiri dari :
Likuiditas tertinggi pd kbjkan A, dgn konsekuensi akan mndptkan profit dan resiko
rendah, sedangkan apabila perusahaan menginginkan profit yang tinggi, maka
sebaiknya manajer memilih kebijakan C, dgn konsekuensi tingkat likuiditas
perusahaan rendah dan tingkat resiko tinggi.
Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini,
perlu diketahui 2 faktor yang mempengaruhinya yaitu : (1)
periode terikatnya modal kerja dan (2) pengeluaran kas setiap
hari.
Periode terikatnya modal kerja merupakan waktu yang
diperlukan mulai dari kas yang tertanam hingga kas kembali,
yang meliputi jangka waktu pemberian kredit, lama penyimpanan
bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya
barang jadi disimpan digudang dan jangka waktu penerimaan
piutang.
Untuk perusahaan dagang :
Kas Barang Piutang Kas
Pengeluaran kas perhari adalah jumlah pengeluaran kas
rata-rata setiap hari untuk keperluan pembelian bahan
mentah, bahan pembantu, upah buruh dan biaya-biaya
lainnya.
Contoh :
Perusahaan dagang X memiliki data sebagai berikut :
Rata-rata periode keterikatan modal kerja :
-Lama barang disimpan 7 hari
-Lama pengumpulan piutang 13 hari
------------- +
20 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari :
-Pembelian barang dagangan 1.000.000
-Upah karyawan 100.000
-Biaya administrasi dan umum 10.000
-Biaya penjualan 35.000
-Biaya lainnya 5.000
-------------- +
Jumlah 1.150.000
Kas minimal berjumlah 150.000
Modal kerja yang dibutuhkan = ( 20 x 1.150.000) + 150.000 = 23.150.000
Contoh :