Sylvetri Lestari
Bayi yang mendapat ASI
EKSKLUSIF
Diare Akut
Dapat dengan atau tanpa
lendir dalam tinja
Frekuensi 3-4 kali perhari
masih dapat bersifat
fisiologis
Berlangsung kurang dari 2
minggu
PEMBAGIAN DIARE
08
Ada tidaknya penderita diare disekitar pasien?
Vibrio cholera BAKTERI E. coli
Diare seperti cucian beras
• ETEC (Entero Toxigenic E. coli)
01 •
•
EPEC (Entero Pathogenic E. coli)
EIEC (Entero Invasive E. coli)
• EHEC (Entero Haemorrhagic E. coli)
• EAEC (Entero Adherent E. coli)
Etiologi
Salmonella
04 02
03
Campylobacter
Shigella Diarenya bersifaat watery
diarrhea
Vibrio cholera VIRUS Astovirus
Diare seperti cucian beras
01
Etiologi Cytomegalovirus
Enteric adenovirus 04 02
03
Calcivirus
Rotavirus
Entamoba histolytica
PARASIT Giardia lambia
01
Etiologi
04 02 Candida
03
Trichuris trichura
Strongyloides stercoralis
Mekanisme Diare
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Nyeri perut
Tenesmus Tenesmus Tenesmus - Tenesmus Kram
kram kolik kram
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya sakit
5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari
Sifat tinja Volume
Frekuensi Konsistensi
Darah
Bau Warna Sedang Sedikit Sedikit Sering Banyak Sering Cair Sedikit Sering Banyak Terus
5-10x/hr Cair >10x/hr Lembek - Lembek menerus Cair
- Lembek Kadang Busuk + + -
Sering Kehijauan Tak berwarna Tidak Amis
Leukosit Lain-lain Langu Merah- hijau Seperti air cucian
Kuning hijau Merah- hijau beras
- -
- + Meteorismus -
Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah, irritable Apathis, letargi, tidak sadar
Denyut jantung Normal Normal - meningkat Takikardi, bradikardia pada kasus berat
Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik
Capillary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal
2. Terapi diit
P
i
l
i
h
1 1
Tetracycline Erythromycin
2 2
, ,
5 5
m m
g g
Kolera
/ /
k k
g g
B B
B B
4 4
x x
s s
e e
h h
a a
r r
i i
s s
e e
l l
a a
m m
a a
3 3
h h
a a
r r
i i
S C P
i i
h p v
y
g g
B B
B B
2 4
X x
s s
e e
h h
a a
r r
i i
s s
e e
l l
3 5
h h
a a
r r
i i
C
e
f
t
r
i
a
x
Shigella
5
0
-
1
0
0
m
g
/
k
g
B
1
x
s
e
h
a
dysentery
r
i
I
M
s
e
l
a
m
a
2
-
5
h
a
r
i
A M
e
m t
o r
e o
n
b
i
i d
Ceftriaxone
a a
z
s o
i l
s e
1
0
m
g
/
k
g
B
B
50-100 mg/kgBB
3
x
s
e
h
a
r
i
s
e
l
a
m
a
(
1
0
h
a
r
i
p
a
d
a
k
a
s
u
s
b
e
r
a
t
)
G M
e
i t
a r
r o
n
d i
i d
Metronidazole
a a
z
s
o
i l
s e
Amoebiasis
m
g
/
k
g
10 mg/kgBB
x
s
e
h
a
r
i
s
e
l
a
m
a
h
a
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kg 3x sehari selama 5 hari
Gangguan Elektrolit
Free water deficit = (Weight in kg x0.6 ) x 1 – (kadar Na+ yang 0.6 x (BB dalam Kg) x ( Target Na+ - Na+ saat ini) =
diinginkan / kadar Na + saat ini) (1000ml/L) total mEq Natrium yang berikan
Gangguan Elektrolit
kalsium glukonas 100mg/kg diberikan secara intravena Bila < 2,5 mEq/L maka diberikan secara intravena
lebih dari 3 menit ( 1 mL/Kg of solution) untuk drip (tidak boleh bolus) diberikan dalam lebih
menstabilkan myocardium dan mencegah aritmia dari 3 jam. Berikan 0.75 mEq/L KCL. Kadar kalium
harus dicek setelah setengah pemberian infus.
• Diare Kronik adalah suatu episode diare lebih dari 2 minggu.
• Diare Persisten adalah sebagai suatu episode diare lebih dari 2
minggu, sedangkan kondisi serupa yang disertai berat badan
menurun atau sukar naik.
Subagyo bambang, Budi NS. Diare akut. In: Buku Ajar Gastrohepatologi. cetakan pertama. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020. p. 83–127
Pemberian nutrisi
1. Kebutuhan dan jenis diet pada diare persisten/kronis
• Kebutuhan energi dan protein pada diare persisten/kronis berturut-turut sebesar 100 kcal/kg/ha
ri dan 2-3 g/kg/hari,.
2. Pemberian mikronutrien
• Defisiensi zinc, vitamin A dan besi pada diare persisten/kronis diakibatkan asupan nutrisi yang t
idak adekuat dan pembuangan mikronutrien melalui defekasi.
3. Probiotik
• Gaon et al. (2003) mengungkapkan bahwa pemberian susu yang mengandung Lactobacillus ca
sei, Lactobacillus acidophillus dan Saccharomyces boulardii pada penderita diare persisten sel
ama 5 hari menurunkan jumlah tinja, durasi diare, dan durasi muntah yang menyertai.
4. Tempe
• Anak yang mendapat bahan makanan campuran tempe-terigu berhenti diare setelah 2,39
± 0,09 hari (rerata), lebih cepat hila dibandingkan dengan anak yang mendapat bahan ma
kanan campuran beras-susu (rata-rata 2,94 ± 0,33 hari).
• Pemberian ASI yang benar
• Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendampi
ng ASI
• Penggunaan air bersih yang cukup
Upaya Pencegahan
• Membudayakan Diare
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun seh
abis buang air besar dan sebelum makan
• Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh ang
gota keluarga
• Membuang tinja bayi yang benar
Pada
Pada bayi-bayi
bayi-bayi muda,
muda, kulit
kulit dan
dan saluran
saluran gastrointestinal
gastrointestinal merupakan
merupakan organ
organ target
target yang
yang paling
paling umum
umum terkena,
terkena,
sedangkan
sedangkan gejala-gejala
gejala-gejala respiratorik
respiratorik sangat
sangat jarang
jarang tampak.
tampak.
Aktivasi dari sel mast yang diperantarai IgE lokal memicu permulaan
yang cepat dari pruritus, rasa pedih, dan angioedema dari bibir. lidah,
dan tenggorok; terkadang muncul rasa gatal ditelinga, tenggorok
sehingga seakan tercekik, atau keduanya
.
Pemberian nutrisi
1. Kebutuhan dan jenis diet pada diare persisten/kronis
• Kebutuhan energi dan protein pada diare persisten/kronis berturut-turut sebesar 100 kcal/kg/ha
ri dan 2-3 g/kg/hari, sehingga diperlukan asupan yang mengandung energi 1 kcal/g.
2. Pemberian mikronutrien
• Defisiensi zinc, vitamin A dan besi pada diare persisten/
3. Probiotik
• Gaon et al. (2003) mengungkapkan bahwa pemberian susu yang mengandung Lactobacillus ca
sei, Lactobacillus acidophillus dan Saccharomyces boulardii pada penderita diare persisten sel
ama 5 hari menurunkan jumlah tinja, durasi diare, dan durasi muntah yang menyertai.
4. Tempe
• Anak yang mendapat bahan makanan campuran tempe-terigu berhenti diare setelah 2,39
± 0,09 hari (rerata), lebih cepat hila dibandingkan dengan anak yang mendapat bahan ma
kanan campuran beras-susu (rata-rata 2,94 ± 0,33 hari).
• Periksa Tanda Vital Sign
• Hitung balans cairan dan diuresis.
• Observasi tanda perdarahan
• Penderita dipuasakan. Lama puasa tergantung lokasi usus dan
jenis kelainan yang mendasarinya.
Perawatan pasca bedah intestinal
• Selama puasa penderita diberikan Total Parenteral Nutrisi
dengan jenis dan komposisi tergantung fasilitas yang ada
• Pemeriksaan laboratorium post operasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo bambang, Budi NS. Diare akut. In: Buku Ajar Gastrohepatologi. cetakan pe. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020. p. 83–127.
3. Farthing M, Salam MA, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, et al. Acute diarrhea in
adults and children: A global perspective. J Clin Gastroenterol. 2013;47(1):12–20.
4. Alam NH, Ashraf H. Treatment of infectious diarrhea in children. Pediatr Drugs. 2003;5(3):151–65.
5. Van de Voorde P, Turner NM, Djakow J, de Lucas N, Martinez-Mejias A, Biarent D, et al. European
Resuscitation Council Guidelines 2021: Paediatric Life Support. Resuscitation [Internet].
2021;161:327–87. Available from: https://doi.org/10.1016/j.resuscitation.2021.02.015
7. Soenarto yati. Diare Kronik. In: Buku Ajar Gastrohepatologi. 1st ed. Jakarta; 2020. p. 116.
TERIMAKASIH