Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6 AKUNTANSI SYARIAH

Anggota Kelompok:
ARIF JUNIAR 18310300073
AMIR FATAH 19310300753
ZAHRA ALYA RANA 18310300080
WILDA IRYA SUSANTI 18310300087
AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA
A. Ketentuan syariah
Untuk memperoleh modal pokok, bank syariah dalam menghimpun dananya yakni
dengan Dana Pihak Ketiga. Yang dimaksud Dana Pihak Ketiga yakni meliputi
tabungan, instrument giro, dan deposito. Walaupun cara menghimpun dananya
sama seperti bank konvensional. Akan tetapi, dalam mekanisme kerjanya berbeda.
B. Tabungan

Tabungan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang suda
h disepakati, akan tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang lainnya disebut dengan
tabungan. Mekanisme tabungan yang dibenarkan oleh fatwa DSN adalah mekanisme yang
menggunakan prinsip mudharabah dan prinsip wadiah. Akan tetapi pada kenyataannya, bank-
bank syariah yang ada di indonesia kebanyakan menggunakan prinsip mudharabah.
1. Akuntansi Tabungan Mudharabah
Akuntansi untuk tabungan mudharabah dan penghimpunan dana bentuk lainnya menggunakan akad mudharabah
pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang Akuntansi mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi
untuk pengelola dana.

2. Transaksi Penambahan Tabungan


Dalam transaksi tabungan mudharabah ada beberapa transaksi yang dapat menambah saldo tabungan mudharabah.
Transaks-transaksinya yaitu seperti transfer dari bank lain kerekening nasabah, penerimaan bagi hasil mudharabah
ke rekening nasabah, setoran uang tunai nasabah, dan transfer dari kantor cabang lain ke rekening nasabah.
3. Transaksi pengurangan tabungan mudharabah
Beberapa transaksi yang dapat mengakibatkan berkurangnya saldo tabunghan mudharabah adalah penarikan
tunai oleh nasabah, transfer ke rekening lain pada bank yang sama, transfer kepada nasabah bank lain, serta
penarikan biaya administrasi tabungan, pajak dan lain-lain.
4. Akuntansi tabungan wadiah
Akuntansi tabungan wadiah pada prinsipnya sama dengan akuntansi tabungan mudharabah. Perbedaan
akuntansi tabungan wadiah dan mudharabah adalah dalam hal insentif yang diterima oleh nasabah.
Berdasarkan PAPSI 2013, tabungan wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan
oleh pemilik rekening. Setoran tabungan yang diterima secara tunai diakui pada saat uang diterima.
Berdasarkan ilustrasi jurnal pada PAPSI 2013, transaksi pembayaran pajak terhadap bonus wadiah, langsung
mengurangi tabungan wadiah.
Db. Beban bonus tabungan wadiah
Kr. Tabungan wadiah
Kr. Kewajiban pajak penghasilan
C. Giro

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah bukuan. Dalam
perbankan Syariah mekanisme giro yang dibenarkan ada dua jenis, yaitu wadiah dan
mudharabah. Dengan demikian, dikenal isilah giro wadiah dan giro mudharabah.
1. Giro wadiah
Giro wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah
adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk
memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan bank wajib mengembalikan sewaktu-waktu
penitip mengambil dana tersebut.
2. Transaksi Penambahan Rekening Giro Wadiah
Rekening giro wadiah dapat bertambah melalui transaksi penyetoran tunai, transfer dan tabungan, maupun giro
cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank lain yang diuangkan oleh nasabah suatu
bank dan penerimaan bonus giro wadiah dari bank syari'ah
3. Transaksi Pengurangan Giro Wadiah
Beberapa transaksi yang berakibat terjadinya berkurangnya saldo giro wadiah antara lain adalah penarikan cek
oleh nasabah giro wadiah untuk ditukar secara tunau penarikan bilyet giro untuk ditransfer ke cabang lain bank
yang sama atau ke nasabah bank lain serta potongan administrasi dan pajak tabungan.
4.Giro Mudharabah
Giro mudharabah merupakan instrumen dana melalui produk giro yang menggunakan akad mudharabah. Giro
mudharabah harus mengikuti fatwa DSN tentang mudharabah.
Akad mudharabah adalah akad yang digunakan dalam perjanjianaantara pihak penanam dana dan pengelola
dana untuk melakukan kegiatan usaha untuk tertentu,dengan membagian keuntungan antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Akuntansi giro mudharabah pada prinsipnya sama dengan akuntansi giro wadiah. Pembeda antara akuntansi
giro mudharabah dengan giro wadiah yang sudah dibahas adalah dalamana hal insentif yang diterima oleh
nasabah. Dalam giro wadiah,insentif yang diterima adalah bonus giro wadiah yang bersifat suksrela dan tidak
disyaratkan dimuka. Adapun insentif yang diterima nasabah giro mudharabah adalah bagi hasil dalam
persentase tertentu yang harus dibayar oleh bank secara periodik sesuai dengan tingkat keuntungan bank
syariah.
D. Deposito Mudharabah
Menurut UU nomer 21 tahun 2008 tentang perbankan syafiah, deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah
atau akan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah dana/ atau Unit Usaha Syariah (UUS).
Fatwa DSN no 3 tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang di benarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan
prinsip mudharabah.
Dalam transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai sebagai pemilik dana( shahihul maal) dan bank bertindak
sebagai pengelola dana ( mudharib).
Modal yang didepositkan harus dinyatakan dalam bentuk tunai dan bukan piutang. Adapun pembagian piutang harus
dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam prmbukuan rekening.
Sebagai mudharib, bank menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya dan bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang
bersangkutan.
Siklus kegiatan deposito dimulai dari transaksi pembukaan deposito oleh nasabah. Pada saat itu, antara nasabah dan bank
sudah menyepakati nisbah bagi hasil dasar dan jangka waktu deposito (tanggal pencairan deposito). Selama jangka waktu
deposito, saldo deposito bersifat tetap, karena pengambilan atau penambahan deposito hanya dilakukan saat jatuh tempo
atau penutupan jika ingin bisa diambil sebelum jatuh tempo, bagi hasil yang diterima oleh nasabah dimasukkan ke rekening
E. Penyajian Transaksi Penghimpunan Dana

Penyajian akun yang berkaitan dengan transaksi penghimpunan dana didasarkan pada akad yang digunakan.
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 5.13), terdapat beberapa akun yang berkaitan dengan penghimpunan dana dengan
akad mudharabah disajikan sbb:
1. Dana mudharabah disajikan sebagai dana syirkah temporer dengan memisahkan antara dana mudharabah
yang berasal dari bank dan yang berasal dari bukan bank.
2. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan
kepada nasabah yang disajikan dalam pos kewajiban segera.
3. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan pada akhir periode tetapi belum jatuh tempo
disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.
Untuk penghimpunan dana skema wadiah, PAPSI 2013 (h.11.2) menyatahan bahwa saldo simpanan wadiah
disajikan sebesar jumlah nominalnya untuk masing-masing bentuk simpanan.
F. Pengungkapan Transaksi Penghimpunan Dana

Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 5.14-15), untuk data yang dihimpun dengan skema mudharabah harus mengungkap
antara lain:
1. Isi kesepakatan utama akad mudharabah berupa porsi dana dan pembagian hasil usaha.
2. Rincian dana mudharabah yang diterima berdasarkan:
a. Jenis mudharabah
b. Pemilih mudharabah
c. Jenis mata uang dana mudharabah
3. Rincian dana mudharabah yang disalurkan berdasarkan:
d. Sumber dana mudharabah yang berasal dari mudharabah mutlaqah dan muqayadah.
e. Penerima dana mudharabah: Bank dan bukan Bank Syariah
f. Jenis mata uang yang digunakan: Rupiah dan valuta asing
4. Pihak-pihak yang berelasi, baik nasabah atau nasabah penerima penyaluran dana mudharabah
5. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu antara lain sebagai jaminan pembiayaan dan atau transaksi
perbankan syariah lainnya.
Untuk penghimpunan dana skema wadiah, PAPSI 2013 (h. 11.2) menyebutkan hal-hal yang
harus diungkapkan antara lain:
1. Rincian simpanan mengenai:
a. Jumlah dan jenis simpanan, termasuk pihak berelasi.
b. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu.
2. Pemberian fasilitas intimewa kepada penyimpan.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai