Anda di halaman 1dari 7

PENYELESAIAN SENGKETA

KEHUTANAN LEWAT
JALUR PENGADILAN

KELOMPOK 9
Intan Nur Baiti (8111416235)
Nida Nur Hidayah (8111416245)
Meilinda Tri Handayani (8111416258)
Dinar Kusuma Wardani (8111416260)
Fikri Nur Rohmah (8111416
Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan berbunyi:

“Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau


ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya
sebagai hutan tetap”.

Saat ini, penyebaran kependudukan dan kurangnya pengawasan pada kawasan


hutan mengakibatkan banyak kawasan hutan yang tidak clean and clear.

Akibat: banyak penduduk yang tinggal di area hutan tanpa hak kepemilikan tanah.

Kawasan hutan yang ditinggali penduduk dapat menimbulkan sengketa.

Sengketa biasanya terjadi pada situasi dimana terdapat


tumpang tindih hak atas tanah atau kawasan hutan antar
perusahaan, antara perusahaan dengan masyarakat, dan
perusahaan dengan BUMN/D. Hal ini disebabkan karena
ketidaksepakatan dalam bentuk dan besaran kompensasi,
penolakan masyarakat atas proyek, atau hal-hal lain.
Pasal 74 Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999
Penyelesaian sengketa kawasan
hutan dapat dilakukan seperti yang
tertuang pada pasal tersebut yang
menyebutkan bahwa:
1. Penyelesaian sengketa kehutanan dapat
ditempuh melalui pengadilan atau di luar
pengadilan berdasarkan pilihan secara
sukarela para pihak yang bersengketa.
2. Apabila telah dipilih upaya penyelesaian
sengketa kehutanan di luar pengadilan,
maka gugatan melalui pengadilan dapat
dilakukan setelah tidak tercapai
kesepakatan antara pihak yang
bersengketa.

3
Berdasarkan Pasal 76 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999

1 Penyelesaian sengketa kehutanan melalui


pengadilan dimaksudkan untuk memperoleh putusan
mengenai pengembalian suatu hak, besarnya ganti
rugi, dan atau tindakan tertentu yang harus dilakukan
oleh pihak yang kalah dalam sengketa.

2 Selain putusan untuk melakukan tindakan tertentu


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengadilan
dapat menetapkan pembayaran uang paksa atas
keterlambatan pelaksanaan tindakan tertentu
tersebut setiap hari.
LITIGASI
Litigasi adalah penyelesaian sengketa yang paling
umum, yaitu melalui mekanisme membawa
sengketa ke pengadilan dimana hakim akan
membuat putusan. Litigasi harus berdasarkan
aturan yang ketat dan mengikat.

Merupakan penyelesaian sengketa tradisional


yang dipakai pihak swasta untuk menyelesaikan
sengketa jika mekanisme Alternatif
Penyelesaian Sengketa (Negosiasi, Mediasi,
Ajudikasi dan Arbitrase) gagal mencapai solusi.
merupakan penyelesaian sengketa tradisional
yang dipakai pihak swasta untuk menyelesaikan
sengketa jika mekanisme Alternatif
Penyelesaian Sengketa (Negosiasi, Mediasi,
Ajudikasi dan Arbitrase) gagal mencapai solusi.
Kelebihan dan kekurangan menggunakan Jalur Litigasi atau
melalui pengadilan dalam menyelesaikan sengketa kawasan
hutan sebagai berikut:
Large Image

Anda mungkin juga menyukai