METODE TERCANGGIH :
DVI : DISASTER VICTIM IDENTIFICATION
KORBAN BOM, PESAWAT JATUH, KAPAL DLL
Manfaat Identifikasi
KORBAN
SEGITIGA
TKP
B.B. PELAKU
ODONTOLOGI (GIGI)
Kekhususan:
gigi manusia memiliki variasi alami yang besar,
baik dalam perkembangan, kepekaan gigi
dalam menghadapi perubahan-perubahan
dengan cara ilmu kedokteran gigi (secara
forensik sebab utama adalah kerusakan gigi )
dan perawatan gigi dari orang dewasa pada
umumnya yang khas untuk orang tersebut.
Gigi (2)
Registrasi:
Cara perawatan gigi (tekniknya,bahan-
bahan yang dipergunakan) dan segala
peneterapannya sangat berguna untuk
membuat registrasi yang tepat dari
orang yang bersangkutan.
Gigi
Keawetan:
Walaupun gigi manusia semasa hidup banyak
mendapat pengaruh-pengaruh yang
merusakan gigi (caries), ternyata bahan-
bahan yang dipakai untuk perawatan gigi
sangat kuat/awet dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi sesudah
kematian.
Gigi (4)
Keterikatan tubuh:
Rahang dan bagian-bagian gigi saling
tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena itu tidak ada kemungkinan
bahwa bagian-bagian tubuh itu bisa
ditukar (barangkali secara tidak
sengaja).
Pasal 133(1) KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban,
baik luka, keracunan atau mati, yang
diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman, dokter dan atau ahli
lainnya
Pasal 1(28) KUHAP
Keterangan ahli adalah
keterangan yang
diberikan oleh seorang
yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara
pidana guna kepentingan
pemeriksaan
Ilmu Kedokteran Forensik
Mengkode informasi
genetik untuk
pembentukan protein
dan enzim
Mitochondria-DNA (mt-DNA)
DNA dalam
mitokondria sel. Pada
sel sperma ada di
leher
Struktur: double ring
Mengkode
pembentukan protein
dan enzim rantai
pernapasan
c-DNA dan mt-DNA dalam sel
Saat pembuahan
Kepala sperma (cDNA ayah)
bergabung dengan inti sel ovum
(cDNA ibu) sel anak
mengandung cDNA ayah dan ibu
Leher sel sperma (mtDNA ayah)
tertinggal di luar sel sel anak
hanya mengandung mtDNA ibu
Pola penurunan
c-DNA vs mt-DNA
cDNA ovum: dalam mtDNA ovum: dalam
nukleus mitokondria
cDNA sperma: mtDNA sperma:
dalam kepala dalam midpiece
sperma (leher) sperma
cDNA anak: dari mtDNA anak:
bapak dan ibu: diturunkan dari ibu
hukum MENDEL saja (maternal
(parental inheritance)
inheritance)
Pengelompokan DNA
Sentromer
(persilangan
kromosom):
species specific dan
chromosome specific
Telomere (ujung
kromosom):
individual spesific
Tujuan pemeriksaan DNA
forensik
Identifikasi personal:
1. Asal usul anak: kasus paternitas
2. Hubungan kekeluargaan
3. Identifikasi korban tak dikenal
4. Penentuan jenis kelamin
Pencarian asal usul bahan biologis:
1. Penentuan spesies, sex, gol. darah
dan HLA
2. Penentuan individu
PEMERIKSAAN FORENSIK
Keunggulan
pemeriksaan DNA
DNA bersifat DNA sangat
memastikan polimorfik
DNA lebih stabil individual spesific
DNA dapat Paternitas: antenatal,
diperbanyak in vitro postmortal, and
(PCR) paternitas tanpa
Pemeriksaan lebih ayah
mudah dan cepat Perkosaan ‘salome”:
DNA distribusi luas jumlah dan identitas
para pelaku
Pemeriksaan DNA
Pem. DNA tanpa amplifikasi:
Menggunakan metode Southern blot
Memerlukan DNA yang relatif utuh
Pemeriksaan lebih lama
Pem. DNA dengan amplifikasi
Menggunakan metode PCR
Memerlukan DNA sedikit dan tak perlu utuh
Pemeriksaan cepat
Pemeriksaan DNA tanpa
amplifikasi
Memerlukan High
Molecular DNA ( >
23 kB)
Pemeriksaan VNTR:
DNA fingerprint
(multi-locus probe)
Pemeriksaan VNTR
dengan single-locus
probe
Pemeriksaan DNA
berbasis PCR
DNA sasaran tidak
perlu HMW-DNA
Base
polymorphisms
sequencing atau dot
blot
Length
polymorphisms
electroforesis
DNA ‘fingerprint’
DNA profiling dengan single
locus probe
Short Tandem Repeats
(STR)
Dep. Ked. Forensik dan
Medikolegal FKUI, Jakarta
Eijkman :
Ladokpol: 1996
Puslabfor Mabes
Polri: 1997
TDRC FK Unair:
2000
Bag IKF FK Unpad:
2002
Penerimaan DNA di Pengadilan
Sudah diterima
sebagai bukti di PN
maupun Pengadilan
Agama sejak 1997
Masalah:
kompetensi pakar,
pengetahuan aparat
hukum, manipulasi
barang bukti
Penerimaan Internasional
Pemeriksaan DNA di
Univ. Stratclife (Inggris)
dan IKF FKUI
pengadilan
Kasus incest
Seorang anak 13 tahun,
hamil dan melahirkan
bayi
Tersangka: kakek
(pengakuan korban)
PN Purwokerto: tak ada
bukti, kakek pikun
DNA: terbukti
Pembunuhan dan
perkosaan
Wanita 20 tahun
meninggal dicekik setelah
diperkosa usap vagina
dan kuku yang hitam
2 minggu: polisi membawa
tersangka jejas cakar
pada dada
DNA tersangka = DNA
usapan vagina = DNA
kuku
Kasus PAS Balikpapan
‘Nona’ muda ditahan dengan
tuduhan PAS dan membakar
bayi
Bayi tidak diotopsi
Darah ibu dan iga janin: HLA-
DQA dan PM
Pengadilan: c-DNA vs mt-DNA,
fakta medis LN: wanita tersebut
tak mungkin hamil krn kelainan
bawaan pada genitalia
Kasus aborsi akibat
perselingkuhan
Benda bukti tersebut berupa beberapa helai rambut yang terdapat pada
sisir di depan kaca toilet (wastafel) di kamar mandi dan di atas kasur
yang ditempatkan didalam tiga buah kantong plastik; kuku yang terdapat
di keranjang sampah di dalam kamar dekat pintu masuk yang
dimasukkan ke dalam amplop, kemungkinan jaringan sel tubuh manusia
yang menempel di sikat gigi yang berada depan kaca toilet (wastafel) di
kamar mandi yang di dimasukkan ke dalam amplop,yang dimasukkan ke
dalam kantong plastik, kemungkinan jaringan tubuh manusia yang
menempel di gelas kaca di kamar mandi. Kemudian telah dilakukan pula
pengambilan darah vena dari Sdr. Rachel yang dimasukkan ke dalam
tabung kaca. Kesemua benda bukti tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam kantong plastik berwarna jernih, kemudian dimasukkan kedalam
amplop coklat dan disegel dengan lak berwarna merah.--------------------
Berita acara (5)
Pada bagian luar bertuliskan “Benda bukti No. Registrasi : 004/IIKF-ML
FKUI/01/2006 ----------------------------------------
serta dibubuhi tanda tangan kami, dengan disaksikan oleh oleh pejabat setempat
yakni Sdr. Riung AS, Lurah Kota Pepet, Sdr. Teten Junedi, Ketua RW 11
Kelurahan Kota Pepet dan Sdri. Titien, Ketua RT 01 RW 11, Kelurahan Kota
Pepet.----------------
Juga disaksikan oleh Drs. Kunardi , Kompol NRP 73067667; dan Kepala Polisi
Sektor Garut Kota, IPDA Berlian NRP 71030288. Juga disaksikan oleh pengacara
Tiur Panjaitan , Sarjana Hukum, LL.M, dari XYZ & Associates.------------------
Demikian berita acara pembungkusan dan penyegelan benda bukti ini dibuat
dengan sesungguhnya atas sumpah jabatan.------------------
Serologi Forensik
Penerapan serologi (kimia, biokimia, imunologi,
hematologi)
Peradilan
Serologi Forensik
Aplikasi/penerapan serologi dalam kasus
forensik
Ibu A MS Rh (+)
Pria B MS Rh (+)
Individualisasi bahan
pemeriksaan
Sifat khas : jenis kelamin
golongan darah serologi forensik
Aglutinin (+)
Darah kering SDM utuh Antigen (+)
SDM rusak Aglutinin (-)
Antigen (+)
Aglutinin (-)
Antigen (-)
tua
Metode Pemeriksaan
Langsung
Absorpsi – inhibisi
Absorpsi – elusi
Aglutinasi campuran