Anda di halaman 1dari 58

BIOLOGI FORENSIK

Djaja Surya Atmadja


Agus Purwadianto
Metode Identifikasi
1. Metode Sederhana 2. Metode Ilmiah
 Visual  Sidik Jari
 Kepemilikan  Medik
 Eksklusi  Odontologik
 Antropologik, dll

METODE TERCANGGIH :
DVI : DISASTER VICTIM IDENTIFICATION
KORBAN BOM, PESAWAT JATUH, KAPAL DLL
Manfaat Identifikasi
KORBAN

SEGITIGA
TKP

B.B. PELAKU
ODONTOLOGI (GIGI)
Kekhususan:
gigi manusia memiliki variasi alami yang besar,
baik dalam perkembangan, kepekaan gigi
dalam menghadapi perubahan-perubahan
dengan cara ilmu kedokteran gigi (secara
forensik sebab utama adalah kerusakan gigi )
dan perawatan gigi dari orang dewasa pada
umumnya yang khas untuk orang tersebut.
 
Gigi (2)
Registrasi:
Cara perawatan gigi (tekniknya,bahan-
bahan yang dipergunakan) dan segala
peneterapannya sangat berguna untuk
membuat registrasi yang tepat dari
orang yang bersangkutan.
 
Gigi
Keawetan:
Walaupun gigi manusia semasa hidup banyak
mendapat pengaruh-pengaruh yang
merusakan gigi (caries), ternyata bahan-
bahan yang dipakai untuk perawatan gigi
sangat kuat/awet dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi sesudah
kematian.
 
Gigi (4)
Keterikatan tubuh:
Rahang dan bagian-bagian gigi saling
tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena itu tidak ada kemungkinan
bahwa bagian-bagian tubuh itu bisa
ditukar (barangkali secara tidak
sengaja).
Pasal 133(1) KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban,
baik luka, keracunan atau mati, yang
diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman, dokter dan atau ahli
lainnya
Pasal 1(28) KUHAP
Keterangan ahli adalah
keterangan yang
diberikan oleh seorang
yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara
pidana guna kepentingan
pemeriksaan
Ilmu Kedokteran Forensik

IKF klinik: korban hidup

IKF patologi: korban


meninggal

IKF laboratoris: barang


bukti biologis yang
berasal dari manusia
TEKNOLOGI DNA
Perkembangan pesat dalam 45 tahun
terakhir
DNA Forensik mulai berkembang 1985,
sejak Alec J Jeffreys menulis tentang
DNA ‘fingerprint’ di majalah Nature
Penerimaan sebagai bukti di pengadilan
sejak 1990. Di USA sejak 1988
DNA
Deoksiribo Nucleic Acid
Materi keturunan
Makromolekul intra
seluler pada sel
eukariotik
Senyawa gabungan
gula ribosa, gugus
fosfat dan basa
nitrogen CTGA
Core-DNA (c-DNA)
DNA didalam nukleus
sel
Watson and Crick:
struktur double helix

Mengkode informasi
genetik untuk
pembentukan protein
dan enzim
Mitochondria-DNA (mt-DNA)

DNA dalam
mitokondria sel. Pada
sel sperma ada di
leher
Struktur: double ring
Mengkode
pembentukan protein
dan enzim rantai
pernapasan
c-DNA dan mt-DNA dalam sel
Saat pembuahan
Kepala sperma (cDNA ayah)
bergabung dengan inti sel ovum
(cDNA ibu)  sel anak
mengandung cDNA ayah dan ibu
Leher sel sperma (mtDNA ayah)
tertinggal di luar sel  sel anak
hanya mengandung mtDNA ibu
Pola penurunan
c-DNA vs mt-DNA
cDNA ovum: dalam mtDNA ovum: dalam
nukleus mitokondria
cDNA sperma: mtDNA sperma:
dalam kepala dalam midpiece
sperma (leher) sperma
cDNA anak: dari mtDNA anak:
bapak dan ibu: diturunkan dari ibu
hukum MENDEL saja (maternal
(parental inheritance)
inheritance)
Pengelompokan DNA
Sentromer
(persilangan
kromosom):
 species specific dan
 chromosome specific
Telomere (ujung
kromosom):
 individual spesific
Tujuan pemeriksaan DNA
forensik
Identifikasi personal:
1. Asal usul anak: kasus paternitas
2. Hubungan kekeluargaan
3. Identifikasi korban tak dikenal
4. Penentuan jenis kelamin
Pencarian asal usul bahan biologis:
1. Penentuan spesies, sex, gol. darah
dan HLA
2. Penentuan individu
PEMERIKSAAN FORENSIK
Keunggulan
pemeriksaan DNA
DNA bersifat DNA sangat
memastikan polimorfik 
DNA lebih stabil individual spesific
DNA dapat Paternitas: antenatal,
diperbanyak in vitro postmortal, and
(PCR) paternitas tanpa
Pemeriksaan lebih ayah
mudah dan cepat Perkosaan ‘salome”:
DNA distribusi luas jumlah dan identitas
para pelaku
Pemeriksaan DNA
Pem. DNA tanpa amplifikasi:
 Menggunakan metode Southern blot
 Memerlukan DNA yang relatif utuh
 Pemeriksaan lebih lama
Pem. DNA dengan amplifikasi
 Menggunakan metode PCR
 Memerlukan DNA sedikit dan tak perlu utuh
 Pemeriksaan cepat
Pemeriksaan DNA tanpa
amplifikasi
Memerlukan High
Molecular DNA ( >
23 kB)
Pemeriksaan VNTR:
DNA fingerprint
(multi-locus probe)
Pemeriksaan VNTR
dengan single-locus
probe
Pemeriksaan DNA
berbasis PCR
DNA sasaran tidak
perlu HMW-DNA
Base
polymorphisms 
sequencing atau dot
blot
Length
polymorphisms 
electroforesis
DNA ‘fingerprint’
DNA profiling dengan single
locus probe
Short Tandem Repeats
(STR)
Dep. Ked. Forensik dan
Medikolegal FKUI, Jakarta

Perkembangan: Mei 1996 sampai


sekarang
Metode: pemeriksaan berbasis PCR
Lokus: HLA-DQA dan polimarker 
D1S80  amelogenin dan STR
Jenis pelayanan: perdata >>> kriminal
Pemeriksaan DNA
Kasus paternitas: selingkuh (antenatal,
postnatal, postmortem), kasus imigrasi,
bayi tertukar di RS
Delik susila: perkosaan, incest
Trace evidence: bercak mani
Personal identification: postmortem vs
rambut pada sisir pribadi
Lab. DNA forensik lainnya

Eijkman :
Ladokpol: 1996
Puslabfor Mabes
Polri: 1997
TDRC FK Unair:
2000
Bag IKF FK Unpad:
2002
Penerimaan DNA di Pengadilan

Sudah diterima
sebagai bukti di PN
maupun Pengadilan
Agama sejak 1997
Masalah:
kompetensi pakar,
pengetahuan aparat
hukum, manipulasi
barang bukti
Penerimaan Internasional

Kasus imigrasi: uji


paternitas pd kawin
campur Indonesia –
asing: Arab Saudi,
Inggris, Amerika,
Canada, Den Mark
ICRC: pengungsi
Bom Bali: tim pakar
kasus Taiwan
Kasus yang pernah
ditangani
Kasus pembunuhan Udin

(koran Bernas) di Bantul


Versi polisi: selingkuh
Versi wartawan:
pembunuhan politik
Tersangka: Iwik

Pemeriksaan DNA di
Univ. Stratclife (Inggris)
dan IKF FKUI 
pengadilan
Kasus incest
Seorang anak 13 tahun,
hamil dan melahirkan
bayi
Tersangka: kakek
(pengakuan korban)
PN Purwokerto: tak ada
bukti, kakek pikun 
DNA: terbukti
Pembunuhan dan
perkosaan
Wanita 20 tahun
meninggal dicekik setelah
diperkosa  usap vagina
dan kuku yang hitam
2 minggu: polisi membawa
tersangka  jejas cakar
pada dada
DNA tersangka = DNA
usapan vagina = DNA
kuku
Kasus PAS Balikpapan
‘Nona’ muda ditahan dengan
tuduhan PAS dan membakar
bayi
Bayi tidak diotopsi
Darah ibu dan iga janin: HLA-
DQA dan PM
Pengadilan: c-DNA vs mt-DNA,
fakta medis LN: wanita tersebut
tak mungkin hamil krn kelainan
bawaan pada genitalia
Kasus aborsi akibat
perselingkuhan

Pria membawa jaringan


aborsi: janinnya atau
bukan
Curiga karena istri
merahasiakan kehamilan
dan aborsi diam-diam
Pem DNA: bukan anak si
bapak
Kasus imigrasi
Mantan WTS nikah
dengan pria Inggris,
hamil
Ditinggal suaminya
untuk tugas
Pembuktian DNA: STR
 bukan anak ibu
maupun bapak
Selingkuh anggota DPRD
Anggota DPRD
mengadukan rekannya
(pengusaha) selingkuh
dengan istrerinya shg
lahir anak
PN Medan minta
pemeriksaan DNA
Hasil: bukan anak
anggota DPRD
Permasalahan di
Indonesia
Kurangnya man power (pakar): keahlian DNA
forensik (MS atau PhD), medikolegal
Biaya pemeriksaan yang mahal: peralatan
dan reagen mahal (import dari pihak ketiga,
pajak barang mewah)  hanya yang mampu
Kurangnya dukungan pemerintah: sarana,
maintenance dan operasional lab
Belum ada data base frekuensi DNA
Berita Acara Pencarian, Pembungkusan
dan Penyegelan benda bukti
Pro Justitia 
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, dokter AP spesialis forensik, dr. AM
spesialis forensik; dokter DS spesialis forensik, dr NH spesialis forensik;
berdasarkan permohonan dari pengacara XYZ & Associates, Advocate & Legal
Consultants,Jakarta sesuai dengan surat tertanggal 23 Agustus 2006, No......
tentang pemeriksaan DNA dan sidik jari terhadap kliennya Saudara, HSB,
menerangkan bahwa pada hari ini, Sabtu, delapan bels september tahun dua ribu
enam pukul sepuluh lewat duapuluh (10.20) Waktu Indonesia Barat, bertempat di
Jalan Cigempol No RT 01 RW 11 Kelurahan Pepet Pepet, Kabupaten Garut, Jawa
Barat telah melakukan pencarian, pembungkusan dan penyegelan benda bukti
dalam rumah tersebut di atas yang dilakukan setelah identifikasi sidik jari yang
dilakukan oleh Kepolisian Daerah Propinsi Jawa Barat di Bandung dengan
petugas-petugas bernam Dudung Kusmedi AIPDA Pol. NRP.59864824, M Yunan,
Brigadir, NRP 73075264, dan Caca Suraca, Pengda NIP 03543163;
Berita Acara (2)
Yang telah diterangkan, ditunjukkan dan disaksikan dan diakui
kebenarannya sebelumnya oleh Sdr. Kamiun, sekretaris dari Sdr.
Andono, dengan alamat Jl.Cibaduyut dahulu No. 9 sekarang No. RT
01 RW 11 Garut serta sesuai dengan pernyataan tertulis bermeterai
cukup dari Sdr. Andono tertanggal 19 Juni 2006 dan dicatat secara
resmi dan khusus dengan nomor surat/registrasi pada Mamiek, Sarjana
Hukum,Notaris di Jakarta Nomor : 23/T/2006 dengan pernyataan
sebagai berikut :  
1. Bahwa benar Sdr. HSB berada di rumah di Jalan Cigempol No RT
01 RW 11 Kelurahan Pepet, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejak
tanggal 23 Juli 2006 sampai dengan tanggal 29 Juli 2006 dan Sdr. HSB
tidak pernah meninggalkan rumah tersebut;
Berita acara (3)
2. Bahwa selama berada di rumah tersebut, Sdr. HSB hanya
menemui saya dan GHB,
3. Bahwa sejak Sdr. HSB meninggalkan Garut, saya mengunci
kamar tempat Sdr. HSB dan kunci saya serahkan kepada
Sekretaris saya yang bernama Rachel dimana semenjak itu
kamar tersebut diurus oleh sekretaris saya;
4. Bahwa setelah itu tidak pernah ada orang lain yang masuk ke
kamar tersebut;---------------------------
Berita acara (4)

Benda bukti tersebut berupa beberapa helai rambut yang terdapat pada
sisir di depan kaca toilet (wastafel) di kamar mandi dan di atas kasur
yang ditempatkan didalam tiga buah kantong plastik; kuku yang terdapat
di keranjang sampah di dalam kamar dekat pintu masuk yang
dimasukkan ke dalam amplop, kemungkinan jaringan sel tubuh manusia
yang menempel di sikat gigi yang berada depan kaca toilet (wastafel) di
kamar mandi yang di dimasukkan ke dalam amplop,yang dimasukkan ke
dalam kantong plastik, kemungkinan jaringan tubuh manusia yang
menempel di gelas kaca di kamar mandi. Kemudian telah dilakukan pula
pengambilan darah vena dari Sdr. Rachel yang dimasukkan ke dalam
tabung kaca. Kesemua benda bukti tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam kantong plastik berwarna jernih, kemudian dimasukkan kedalam
amplop coklat dan disegel dengan lak berwarna merah.--------------------
Berita acara (5)
Pada bagian luar bertuliskan “Benda bukti No. Registrasi : 004/IIKF-ML
FKUI/01/2006 ----------------------------------------
serta dibubuhi tanda tangan kami, dengan disaksikan oleh oleh pejabat setempat
yakni Sdr. Riung AS, Lurah Kota Pepet, Sdr. Teten Junedi, Ketua RW 11
Kelurahan Kota Pepet dan Sdri. Titien, Ketua RT 01 RW 11, Kelurahan Kota
Pepet.----------------
Juga disaksikan oleh Drs. Kunardi , Kompol NRP 73067667; dan Kepala Polisi
Sektor Garut Kota, IPDA Berlian NRP 71030288. Juga disaksikan oleh pengacara
Tiur Panjaitan , Sarjana Hukum, LL.M, dari XYZ & Associates.------------------
 
Demikian berita acara pembungkusan dan penyegelan benda bukti ini dibuat
dengan sesungguhnya atas sumpah jabatan.------------------

Garut,18 Januari 2003


Dokter-dokter terseb
Serologi
Reaksi antigen + antibodi in vitro

Serologi Forensik
Penerapan serologi (kimia, biokimia, imunologi,
hematologi)

Barang bukti biologik

Peradilan
Serologi Forensik
Aplikasi/penerapan serologi dalam kasus
forensik

• Identifikasi darah, cairan tubuh, jaringan


• Individualisasi bahan pemeriksaan
• Paternity exclusion
Identifikasi bahan
pemeriksaan
Trace Evidence (bukti kelumit=bukti runut)
 Dari TKP
 Silent witness
 Darah, cairan tubuh, kuku, rambut
Korban bencana massal
 apakah benar bahan yang dimaksud
 Apakah dari manusia
 Apakah golongan darahnya
Reaksi Serologi
Antigen + antibodi  presipitasi/
aglutinasi

Penentuan spesies  presipitasi

Penentuan golongan darah  aglutinasi


Penentuan Spesies
Ekstrasi bahan  antigen
Serum anti
 Anti human globulin
 Antihuman semen serum antibodi
Metode
 Reaksi presipitin dalam tabung (reaksi cincin)
 Reaksi imunodifusi dalam agar
 Imunoelektroforesis dalam agar
 BM test colon albumin
Kasus Paternitas
Bayi tertukar
Penculikan anak
Pria diaku sebagai ayah
Suami/mertua curiga
Ragu ayah (disputed paternity)
 Hukum Mendel
 Paternity exclusion
Kelompok sistem gol
darah
Antigen pada permukaan eritrosit
 ABO, MNS, Rhesus, Duffy, Kell, Kidd, dll
Sistem protein serum
 Gm, Gc, Haptoprotein, dll
Sistem enzim eritrosit
 PGM, AK, ADA, PCE, EAP, GPT, 6-GPD, dll
Antigen pada lekosit
 HLA
Lain-lain
 Sekretor/nonsekretor, antigen trombosit
Bayi Tertukar
I II OO x OO AB x OO
Bayi A O
Bapak O AB OO AO BO
Ibu O O
I II
AO x BO OO x AB
Bayi AB B
Bapak A O
AO BO AB OO AO BO
Ibu B AB
Penculikan anak, pria
diaku
ayah, suami/mertua
curiga
Golongan darah
Anak O MNS Rh (+)

Ibu A MS Rh (+)

Pria B MS Rh (+)
Individualisasi bahan
pemeriksaan
Sifat khas : jenis kelamin
golongan darah  serologi forensik
Aglutinin (+)
Darah kering SDM utuh Antigen (+)
SDM rusak Aglutinin (-)
Antigen (+)

Aglutinin (-)
Antigen (-)
tua
Metode Pemeriksaan
Langsung
Absorpsi – inhibisi
Absorpsi – elusi
Aglutinasi campuran

Anda mungkin juga menyukai