Anda di halaman 1dari 28

SMF ILMU PENYAKIT MATA

RSUD DOK 2 JAYAPURA


GLAUKOMA

Pembimbing:
dr. Sarah M. Josephina Sp.M

Oleh :
Franklin V. R. Waromi
1
DEFINISI ETIOLOGI
 Glaukoma merupakan kumpulan beberapa
 Akibat ketidakseimbangan produksi dan eksreksi
aqueous humor.
penyakit dengan tanda utama tekanan
intraokular yang tinggi dengan segala
 Faktor risiko dapat memicu terjadinya

akibatnya yaitu penggaungan dan atrofi saraf glaukoma :

optik serta defek lapang pandangan yang khas. 1. Riwayat peningkatan tekanan intraokular

2. Riwayat keluarga pernah menderita glaukoma

3. Penyakit sistemik (kardiovaskular, diabetes


melitus, hipertensi sistemik dan vasospasme).

2
KLASIFIKASI GLAUKOMA

Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai


berikut :
 Terdapat 4 bentuk glaukoma : 1. Glaukoma primer
- Glaukoma primer sudut terbuka
1) Glaukoma sudut terbuka (kronik) - Glaukoma primer sudut tertutup
2. Glaukoma kongenital
2) Glaukoma sudut tertutup (akut) - Primer atau infantil
- Menyertai kelainan kongenital lainnya
3) Glaukoma kongenital 3. Glaukoma sekunder
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea
4) Glaukoma sekunder - Trauma okuli
- Bedah
- Rubeosis
- Steroid dan lainnya
4. Glaukoma absolut
Glaukoma sudut terbuka
primer
 Adanya proses degeneratif anyaman trabekular, termasuk
pengendapan materi ekstrasel di dalam anyaman dan
dibawah lapisan endotel kanal Schlemm.
 Dapat terjadi dengan atau tanpa peningkatan tekanan
intraokular (IOP).
 Glaukoma ini dianggap penting karena sukarnya
membuat diagnosa pada stadium ini
 Pada umumnya terdapat pada orang-orang yang
berusia 40 tahun atau lebih.
 Pengobatan sedini mungkin sebelum terjadi kerusakan
hebat, hanya dapat dilakukan oleh dokter secara
rutin melakukan pemeriksaan tonometri pada setiap
penderita berusia 40 tahun atau lebih.
 Perjalanan penyakit dari galukoma sudut terbuka lambat dan
jarang disertai sakit.
 Kadang-kadang terasa sakit kepala yang hilang timbul
 Melihat gambaran pelangi disekitar lampu

 Bila pada penderita yang berumur 40 tahun atau lebih didapatkan keluhan semacam ini,
sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan intraokuler.
 Bila ternyata tensi intraokulernya lebih dari 20 mmHg, harus dilakukan pemeriksaan glukoma
yang lengkap (tonometri, lapang pandangan, oftalmoskopi, gonioskopi, tes provokasi.

5
Glaukoma Sudut tertutup

 Glaukoma sudut tertutup primer terjadi


pada mata dengan predisposisi anatomis
tanpa disertai kelainan lain.

 Pada glaukoma primer sudut tertutup TIO


naik >21mmHg

6
 Nama ini didasarkan keadaan sudut yang tampak pada pemeriksaan gonioskopi.
 Terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokuler, yang disebabkan
penutupan sudut COA yang mendadak oleh akar iris

menghalangi sama sekali keluarnya humor aqueus melalui trabekula

Meningginya tekanan intraokuler

Sakit pada mata secara mendadak dan menurunnya ketajaman penglihatan secara tiba-
tiba, disertai tanda-tanda kongesti dimata, seperti mata merah, kelopak mata
bengkak.
7
Glaukoma Sudut tertutup akut
Keadaan darurat yang gawat

 Glaukoma sudut tertutup akut terjadi bila jalan keluar aqueous humor secara tiba-tiba
tertutup, yang akan mengakibatkan rasa sakit yang berat dengan tekanan bola mata yang
tinggi.
 Penglihatan berkabut dan menurun, enek dan muntah, hal ini sekitar sinar, mata merah
dan mata terasa bengkak.

8
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP SUBAKUT GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP KRONIK

 Glaukoma sudut tertutup subakut hampir sama


dengan tipe akut kecuali bahwa episode  Glaukoma sudut tertutup kronis tidak pernah
peningkatan tekanan intraokularnya mengalami episode peningkatan tekanan
berlangsung singkat dan mengalami intraokular akut tetapi mengalami sinekia anterior
kekambuhan. perifer yang semakin meluas disertai dengan
peningkatan tekanan intraokular secara bertahap.

 Pada pemeriksaan dijumpai peningkatan tekanan


intraokular, sudut bilik mata depan yang sempit
disertai sinekia anterior perifer dalam berbagai
tingkat serta kelainan diskus optikus dan
lapangan pandang.

9
GLAUKOMA KONGENITAL

•Glaukoma ini terdapat lebih jarang daripada


glaukoma pada orang dewasa.
• frekuensinya ± 0,01% diantara 25000 penderita.
• Glaukoma congenital yang terjadi pada bayi
dapat terjadi akibat diturunkan.
• Saat lahir terlihat kelainan perkembangan mata
dengan pembesaran bola mata.
• Bola mata besar dengan kornea keruh.
• Mata merah dengan rasa takut pada sinar dan
berair.

10
GLAUKOMA SEKUNDER

• Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain


•Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan manifestasi dari penyakit lain dapat
berupa peradangan, trauma bola mata dan paling sering disebabkan oleh uveitis .

GLAUKOMA ABSOLUT

• Hasil akhir semua macam glaukoma yang tidak terkontrol adalah mata yang keras, tidak dapat melihat,
dan sering nyeri.
• Bila timbulkan sakit yang tak tertahankan, dapat disuntikkan alkohol retrobulber untuk mengurangi
nyerinya.
•Jika tak menimbulkan rasa sakit, dibiarkan saja.
11
DIAGNOSA

12
ANAMNESA PEMERIKSAAN FISIK

 Evaluasi klinis glaukoma membutuhkan tinjauan


 Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka biasanya
menyeluruh dari riwayat medis dan riwayat pasien
tidak bergejala. sebelumnya serta pemeriksaan mata yang
komprehensif yang mencakup.
 Pada kasus yang jarang, pasien dengan tekanan bola mata
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
yang meningkat akan mengeluhkan nyeri disekitar alis 2. Pemeriksaan slit-lamp
mata, melihat “halo” jika melihat cahaya, hal ini di 3. Pemeriksaan tonometri
4. Pemeriksaan gonioskopi
akibatkan edema epitel kornea.
5. Pemeriksaan diskus
 Gangguan penglihatan biasanya terjadi pada pasien dengan 6. Pemeriksaan lapang pandang
kerusakan tahap lanjut, atau terdapat scotoma. 7. Pemeriksaan oftalmoskopi
 Gejala pada glaucoma kronik (sudut terbuka primer) adalah

kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada

kedua mata.

13
PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PEMERIKSAAN SLIT-LAMP

 Bukan merupakan cara yang khusus Menilai :


 Konjungtiva
untuk glaukoma, tetapi tetap penting,
karena ketajaman penglihatan yang  Kornea
baik misalnya 5/5 atau 6/6 bukan  Pemeriksaan ruang anterior
berarti tidak ada glaukoma  Bentuk pupil

 Penilaian kelengkungan iris


 Pemeriksaan lensa

14
Pemeriksaan Tonometri
 Tonometri diperlukan untuk mengukur
besarnya tekanan intraokuler.
 Ada 3 macam tonometri :
1) Cara digital :
 Paling mudah, tetapi tidak cermat, sebab
pengukurannya berdasarkan perasaan
kedua jari telunjuk kita.
 Dengan menyuruh penderita melihat
kebawah tanpa menutup matanya
kemudian kita letakkan kedua jari telunjuk
diatasnya, dengan satu jari menekan
sedangkan jari yang lain menahan secara
bergantian.
15
3) Tonometri dengan tonometer
2) cara mekanis, dengan tonometer Schiotz : aplanasi dari Goldman :
 Penderita berbaring tanpa bantal,  Tonometri dengan aplanasi
matanya ditetesi pantokain 1-2% satu tonometer sajalah yang diakui.
kali. Suruh penderita melihat lurus  Dengan alat ini kekakuan sklera
keatas dan letakkan tonometer dapat diabaikan, sehingga hasil
dipuncak kornea. Jarum tonometer
pengukuran menjadi lebih
akan bergerak diatas skala dan
cermat.
menunjuk pada satu angka diatas
skala tersebut.
 Tekanan intraokuler yang normal
berkisar antara 15-20 mmHg.

16
Pemeriksaan Gonioskopi

 Suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
Dengan gonioskopi :
1. Dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup atau sudut terbuka
2. Dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer, kedepan.
3. Dapat pula diramalkan apakah suatu sudut akan mudah tertutup dikemudian hari.
 Cara sederhana untuk menentukan lebar sempitnya sudut bilik mata depan, dengan
menyinari bilik mata depan, dari samping memakai sebuah senter.

17
Penilaian Diskus

 Cara yang berguna untuk mencatat ukuran diskus optikus pada pasien glaukoma
adalah rasio cawan-diskus yang merupakan perbandingan antara ukuran cawan optik
terhadap diameter diskus.

 Apabila terdapat kehilangan lapangan pandang atau peningkatan tekanan


intraokular, rasio cawan-diskus lebih dari 0,5mm atau terdapat asimetri yang
bermakna antara kedua mata sangat diindikasikan adanya atrofi glaukomatosa.

18
Pemeriksaan Lapangan Pandang

 PENTING, baik untuk menegakkan diagnosa maupun untuk meneliti perjalanan


penyakitnya, serta sikap pengobatan selanjutnya.
 Pada glaukoma yang masih dini, lapang pandangan perifer belum menunjukan
kelainan, tetapi lapang pandangan sentral sudah menunjukan adanya macam-macam
skotoma.
 Jika glaukoma sudah lanjut : lapang pandangan perifer juga memberikan kelainan
berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal atas. Kemudian akan bersatu
dengan kelainan yang ada ditengah yang dapat menimbulkan tunnel vision (seolah-
olah melihat melalui teropong untuk kemudian menjadi buta.

19
TATALAKSANA

MEDIKAMENTOSA BEDAH DAN LASER

20
1. TERAPI MEDIKAMENTOSA

Agen osmotik ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan


intraokular.

 Gliserin, dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Dapat menurunkan
tekanan intraokular dalam waktu 30-90 menit setelah pemberian, dan dipastikan
agen ini bekerja selama 5-6 jam.
 Mannitol, oral osmotik diuretik kuat yang dapat memberikan keuntungan dan
aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme. Dosis yang
dianjurkan 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan.

21
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Miotik kuat
Pilokarpin 2% topikal atau 4% setiap 15 menit

Karbonik anhidrase inhibitor digunakan untuk sampai 4x pemberian sebagai inisial terapi,

menggunakan tekanan intraokular yang tinggi, diindikasikan untuk menc,oba menghambat serangan

menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena, awal glaukoma akut.

oral atau topikal. Diberikan 1 tetes setiap 30 menit selama 1-2 jam.

asetazolamid, merupakan pilihan yang sangat tepat


Beta blocker
untuk pengobatan darurat pada glaukoma akut.
Terapi tambahan yang efektif untuk menangani
Asetazolamid HCl 500 mg (Loading dose) dilanjutkan
serangan sudut tertutup.
4x250 mg/hari, ½-4 tablet/hari, 6-12 jam.
Timolol larutan 0,25%, 0,5%. Gel 0,25%, 0,5%. 1-
2/hari, 12-24 jam.
22
OBSERVASI RESPON TERAPI

Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi


yang dapat menyelamatkan visus penderita, sehingga keputusan harus segera dibuat (paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif), untuk tindakan
selanjutnya, observasinya meliputi:

1. Monitor ketajaman visus, edema kornea dan ukuran pupil

2. Ukur tekanan intraokular tiap 15 menit

3. Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intraokularnya sudah turun dan
kornea sudah mulai jernih. 23
2.TERAPI BEDAH DAN LASER

 Peneliti menemukan bahwa operasi laser berfungsi untuk menurunkan tekanan mata pada
penderita glaukoma.
• Orang yang menjalani operasi laser untuk mengobati glaukoma lebih kecil
kemungkinannya untuk mengalami kerusakan saraf optik atau kehilangan
penglihatan samping dibandingkan orang yang tidak diobati.
• Pasien duduk di kursi selama operasi, dan dokter mata menggunakan mikroskop
dan lensa khusus untuk memandu sinar laser ke mata pasien.

24
 Laser iridektomi
 Apa saja kemungkinan efek
 Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan dangan mengeluarkan bagian iris
samping dari operasi laser? untuk membangun kembali outflow aqueus humor.

1. Mata merah sementara  Indikasi Iridektomi diindikasikan untuk glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil,

iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada mata yang


2. Penglihatan kabur,
beresiko yang ditetapkanmelalui evaluasi gonioskopi.
3. Tekanan mata meningkat, dan
 Laser iridektomi juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan pada mata kontra-
4. Bengkak di mata (biasanya lateral dengan potensial glaucoma akut.

hilang)  Laser iridoplasti

Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraokular gagal diturunkan secara

intensif dengan terapi medikamentosa bila tekanan intraokularnya tetap sekitar 40

mmHg, visus jelek, kornea edema, dan pupil tetap dilatasi.


25
BEDAH INSISI
Iridektomi : insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridektomi seperti:
 Pada situasi iris tidak tidak dapat dilihat dengan jelas karena
edema kornea, hal ini sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4-8
minggu.
 Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas
 Pasien yang tidak kooperatif 
 Tidak tersedianya peralatan besar.

Trabekuloktomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera.
26
KOMPLIKASI

Jika tidak diobati, glaukoma menyebabkan kehilangan penglihatan perifer yang


progresif, yang mengarah ke penglihatan terowongan dan akhirnya kebutaan.

PROGNOSIS
• Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi segera mungkin.
• Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang
secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. 
• Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan
bahkan menyebabkan kebutaan permanen dalam 2-3 hari.

27
Terima
28

Anda mungkin juga menyukai