(A4) Wati - Glaukoma
(A4) Wati - Glaukoma
GLAUKOMA
Pembimbing:
dr. Sarah M. Josephina Sp.M
Oleh :
Wa Ode Rahmawati Isra
1
DEFINISI ETIOLOGI
Akibat ketidakseimbangan produksi dan eksreksi
Glaukoma merupakan kumpulan beberapa
aqueous humor.
penyakit dengan tanda utama tekanan
Faktor risiko dapat memicu terjadinya glaukoma :
intraokular yang tinggi dengan segala akibatnya
1. Riwayat peningkatan tekanan intraokular
yaitu penggaungan dan atrofi saraf optik serta
2. Riwayat keluarga pernah menderita glaukoma
defek lapang pandangan yang khas.
3. Penyakit sistemik (kardiovaskular, diabetes
melitus, hipertensi sistemik dan vasospasme).
2
Klasifikasi Glaukoma
5
Glaukoma Sudut tertutup
6
Nama ini didasarkan keadaan sudut yang tampak pada pemeriksaan gonioskopi.
Terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokuler, yang disebabkan
penutupan sudut COA yang mendadak oleh akar iris
Sakit pada mata secara mendadak dan menurunnya ketajaman penglihatan secara tiba-
tiba, disertai tanda-tanda kongesti dimata, seperti mata merah, kelopak mata
bengkak.
7
Glaukoma Sudut tertutup akut
Keadaan darurat yang gawat
Glaukoma sudut tertutup akut terjadi bila jalan keluar aqueous humor secara tiba-tiba
tertutup, yang akan mengakibatkan rasa sakit yang berat dengan tekanan bola mata yang
tinggi.
Penglihatan berkabut dan menurun, enek dan muntah, hal ini sekitar sinar, mata merah
dan mata terasa bengkak.
8
Glaukoma Sudut tertutup
Glaukoma Sudut tertutup Kronik
subakut
Glaukoma sudut tertutup subakut hampir sama
dengan tipe akut kecuali bahwa episode Glaukoma sudut tertutup kronis tidak pernah
peningkatan tekanan intraokularnya mengalami episode peningkatan tekanan
berlangsung singkat dan mengalami intraokular akut tetapi mengalami sinekia anterior
kekambuhan. perifer yang semakin meluas disertai dengan
peningkatan tekanan intraokular secara bertahap.
9
GLAUKOMA KONGENITAL
10
GLAUKOMA SEKUNDER
GLAUKOMA ABSOLUT
• Hasil akhir semua macam glaukoma yang tidak terkontrol adalah mata yang keras, tidak dapat
melihat, dan sering nyeri.
• Bila timbulkan sakit yang tak tertahankan, dapat disuntikkan alkohol retrobulber untuk
mengurangi nyerinya.
•Jika tak menimbulkan rasa sakit, dibiarkan saja.
11
DIAGNOSA
12
Anamnesa Pemeriksaan Fisik
Evaluasi klinis glaukoma membutuhkan tinjauan
Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka biasanya
menyeluruh dari riwayat medis dan riwayat pasien
tidak bergejala. sebelumnya serta pemeriksaan mata yang
komprehensif yang mencakup.
Pada kasus yang jarang, pasien dengan tekanan bola
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
mata yang meningkat akan mengeluhkan nyeri disekitar 2. Pemeriksaan slit-lamp
alis mata, melihat “halo” jika melihat cahaya, hal ini di 3. Pemeriksaan tonometri
4. Pemeriksaan gonioskopi
akibatkan edema epitel kornea.
5. Pemeriksaan diskus
Gangguan penglihatan biasanya terjadi pada pasien 6. Pemeriksaan lapang pandang
dengan kerusakan tahap lanjut, atau terdapat scotoma. 7. Pemeriksaan oftalmoskopi
13
Pemeriksaan ketajaman penglihatan Pemeriksaan Slit-lamp
Bukan merupakan cara yang khusus Menilai :
untuk glaukoma, tetapi tetap penting, Konjungtiva
karena ketajaman penglihatan yang baik Kornea
misalnya 5/5 bukan berarti tidak ada Pemeriksaan ruang anterior
glaukoma Bentuk pupil
Penilaian kelengkungan iris
Pemeriksaan lensa
14
Pemeriksaan Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur
besarnya tekanan intraokuler.
Ada 3 macam tonometri :
1) Cara digital :
Paling mudah, tetapi tidak cermat, sebab
pengukurannya berdasarkan perasaan
kedua jari telunjuk kita.
Dengan menyuruh penderita melihat
kebawah tanpa menutup matanya
kemudian kita letakkan kedua jari telunjuk
diatasnya, dengan satu jari menekan
sedangkan jari yang lain menahan secara
bergantian.
15
3) Tonometri dengan tonometer
2) cara mekanis, dengan tonometer aplanasi dari Goldman :
Schiotz : Tonometri dengan aplanasi
Penderita berbaring tanpa bantal, tonometer sajalah yang diakui.
matanya ditetesi pantokain 1-2% satu Dengan alat ini kekakuan sklera
kali. Suruh penderita melihat lurus
dapat diabaikan, sehingga hasil
keatas dan letakkan tonometer dipuncak
pengukuran menjadi lebih cermat.
kornea. Jarum tonometer akan bergerak
diatas skala dan menunjuk pada satu Tekanan intraokuler yang normal
angka diatas skala tersebut. berkisar antara 15-20 mmHg.
16
Pemeriksaan Gonioskopi
Suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
Dengan gonioskopi :
1. Dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup atau sudut terbuka
2. Dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer, kedepan.
3. Dapat pula diramalkan apakah suatu sudut akan mudah tertutup dikemudian
hari.
Cara sederhana untuk menentukan lebar sempitnya sudut bilik mata depan,
dengan menyinari bilik mata depan, dari samping memakai sebuah senter.
17
Penilaian Diskus
Cara yang berguna untuk mencatat ukuran diskus optikus pada pasien glaukoma
adalah rasio cawan-diskus yang merupakan perbandingan antara ukuran cawan optik
terhadap diameter diskus.
18
Pemeriksaan Lapangan Pandang
19
TATALAKSANA
20
1. Terapi Medikamentosa
Agen osmotik ini lebih efektif untuk menurunkan
tekanan intraokular.
Gliserin, dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Dapat menurunkan
tekanan intraokular dalam waktu 30-90 menit setelah pemberian, dan
dipastikan agen ini bekerja selama 5-6 jam.
Mannitol, oral osmotik diuretik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme. Dosis
yang dianjurkan 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan.
21
Terapi Medikamentosa
22
Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan visus penderita, sehingga keputusan
harus segera dibuat (paling kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif), untuk tindakan
selanjutnya, observasinya meliputi:
3. Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intraokularnya sudah turun dan kornea sudah mulai jernih.
23
2.Terapi Bedah dan Laser
Peneliti menemukan bahwa operasi laser berfungsi untuk menurunkan tekanan mata
pada penderita glaukoma.
• Orang yang menjalani operasi laser untuk mengobati glaukoma lebih kecil
kemungkinannya untuk mengalami kerusakan saraf optik atau kehilangan
penglihatan samping dibandingkan orang yang tidak diobati.
• Pasien duduk di kursi selama operasi, dan dokter mata menggunakan
mikroskop dan lensa khusus untuk memandu sinar laser ke mata pasien.
24
Laser iridektomi
Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan
dangan mengeluarkan bagian iris untuk membangun
kembali outflow aqueus humor.
Apa saja kemungkinan efek
Indikasi Iridektomi diindikasikan untuk glaukoma
samping dari operasi laser? sudut tertutup dengan blok pupil,
1. Mata merah sementara iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah
2. Penglihatan kabur, terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang
ditetapkanmelalui evaluasi gonioskopi.
3. Tekanan mata meningkat, dan
Laser iridektomi juga dilakukan pada serangan
4. Bengkak di mata (biasanya hilang) glaukoma akut dan pada mata kontra-lateral dengan
potensial glaucoma akut.
Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan
intraokular gagal diturunkan secara intensif dengan
terapi medikamentosa bila tekanan intraokularnya
tetap sekitar 40 mmHg, visus jelek, kornea edema,
dan pupil tetap dilatasi.
25
Bedah insisi
Iridektomi : insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridektomi seperti:
Pada situasi iris tidak tidak dapat dilihat dengan jelas karena
edema kornea, hal ini sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung
4-8 minggu.
Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas
Pasien yang tidak kooperatif
Tidak tersedianya peralatan besar.
Trabekuloktomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera.
26
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
• Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi segera mungkin.
• Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang
secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap.
• Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan
bahkan menyebabkan kebutaan permanen dalam 2-3 hari.
27
TERIMA KASIH
28